Solo, Jawa Tengah - Proyek pembangunan Dapur Makan Garuda (MBG) di kawasan Purbaleunyik, Solo, yang telah dinantikan beberapa waktu lalu, akhirnya ditangguhkan sementara karena mendapat tolak belakangan dari warga setempat.
Menurut informasi yang diterima kejurnalisme.com, proyek ini yang diawali sejak tahun 2018 lalu, telah melibatkan anggaran besar dan investasi yang signifikan. Namun, setelah beberapa kali diumumkan kembali dan diumumkan kembali lagi, ternyata ada pihak berwenang yang menolak proyek ini.
"Kami sangat berkecil hati jika harus menangguhkan proyek ini sementara," kata Bapak Supriadi, Kepala Badan Pengelola Struktur dan Sarana (BPP) Purbaleunyik. Ia menjelaskan bahwa keputusan untuk menangguhkan proyek ini diambil setelah mendapat informasi dari warga yang merasa terkena dampak negatif.
Menurut Supriadi, warga Purbaleunyik merasa bahwa pembangunan MBG akan mengganggu keseimbangan ekosistem alam di daerah tersebut. "Kami memahami kekhawatiran mereka dan ingin melakukan pendekatan yang lebih baik sebelum melanjutkan proyek ini," ujarnya.
Sementara itu, warga Purbaleunyik yang merasa terkena dampak negatif pembangunan MBG, mengelompokkan diri untuk meminta pihak berwenang untuk tidak melanjutkan proyek ini. "Kami tidak ingin kekacauan dan kerusakan lingkungan alam di daerah kami," kata Bapak Hamsani, salah satu anggota kelompok warga yang berpendapat demikian.
Dengan menangguhkan proyek pembangunan MBG sementara ini, pihak berwenang berharap dapat menghindari konflik dengan masyarakat dan melakukan pendekatan yang lebih baik dalam pengelolaan proyek ini.
Menurut informasi yang diterima kejurnalisme.com, proyek ini yang diawali sejak tahun 2018 lalu, telah melibatkan anggaran besar dan investasi yang signifikan. Namun, setelah beberapa kali diumumkan kembali dan diumumkan kembali lagi, ternyata ada pihak berwenang yang menolak proyek ini.
"Kami sangat berkecil hati jika harus menangguhkan proyek ini sementara," kata Bapak Supriadi, Kepala Badan Pengelola Struktur dan Sarana (BPP) Purbaleunyik. Ia menjelaskan bahwa keputusan untuk menangguhkan proyek ini diambil setelah mendapat informasi dari warga yang merasa terkena dampak negatif.
Menurut Supriadi, warga Purbaleunyik merasa bahwa pembangunan MBG akan mengganggu keseimbangan ekosistem alam di daerah tersebut. "Kami memahami kekhawatiran mereka dan ingin melakukan pendekatan yang lebih baik sebelum melanjutkan proyek ini," ujarnya.
Sementara itu, warga Purbaleunyik yang merasa terkena dampak negatif pembangunan MBG, mengelompokkan diri untuk meminta pihak berwenang untuk tidak melanjutkan proyek ini. "Kami tidak ingin kekacauan dan kerusakan lingkungan alam di daerah kami," kata Bapak Hamsani, salah satu anggota kelompok warga yang berpendapat demikian.
Dengan menangguhkan proyek pembangunan MBG sementara ini, pihak berwenang berharap dapat menghindari konflik dengan masyarakat dan melakukan pendekatan yang lebih baik dalam pengelolaan proyek ini.