Pelatih Malaysia Sebut Indonesia Belum Siap ke Level Dunia: Stakeholder Tak Kuat, Kalau Gagal Suka Cari 'Kambing Hitam'

Kegagalan Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 masih menjadi bahan perdebatan hangat di kalangan penggemar sepakbola. Pemecatan jajaran pelatih asal Belanda Louis van Gaal, yang digantikan oleh Raja Arie, hanya memperkuat kesan bahwa sepakbola Indonesia masih belum siap bersaing di level tertinggi.

Menurut pengamat sepakbola Malaysia, Raja Isa Raja Akram Shah, masalahnya terletak dalam kekurangan mental, teknis, dan nonteknis dari seluruh stakeholder sepakbola Indonesia. "Bersaing di level Asia saja sudah berat, apalagi di dunia. Dibutuhkan kekuatan mental, teknis, dan nonteknis yang konsisten," ujarnya.

Raja Isa juga menilai bahwa pemecatan Louis van Gaal adalah langkah yang tepat, meski mungkin terlambat. "Ketika gagal, semua orang mencari kambing hitam. Harusnya kita seluruhnya legawa, mulai dari awal lagi dengan persiapan yang lebih matang," katanya.

Meski begitu, Raja Isa juga memuji langkah cepat PSSI dan pemerintah dalam memperkuat Timnas Indonesia melalui naturalisasi pemain. "Sinergi PSSI dan pemerintah itu bagus sekali. Dari pendanaan hingga percepatan naturalisasi pemain, itu luar biasa!"

Namun, Raja Isa juga menilai bahwa publik terlalu menaruh ekspektasi tinggi kepada para pemain baru berdarah Eropa tersebut. "Di mana pun, pemain baru butuh waktu menyatu. Publik ingin mereka langsung jadi bintang dan membawa Garuda terbang. Padahal, itu tidak semudah itu," lanjutnya.

Raja Isa juga menyoroti pentingnya sikap terlalu percaya diri menjelang laga di Jeddah. "Saya tidak meragukan kualitas pemain Indonesia. Tapi pemain dari Eropa belum paham permainan nonteknis di Asia. Arab Saudi dan Irak lebih siap, baik lahir maupun batin," jelasnya.

Selain itu, Raja Isa juga menekankan pentingnya faktor fisik dalam persiapan Timnas Indonesia. "Jadwal Timnas Indonesia tidak masuk akal. Pemain sehebat apa pun tetap manusia. Masa istirahat minim membuat performa sulit maksimal," katanya.

Dengan demikian, Raja Isa berharap bahwa semua stakeholder sepakbola Indonesia dapat bekerja sama untuk memperkuat persiapan Timnas Indonesia di masa depan. "Kalau perbedaan pendapat sampai memecah kecintaan kepada Timnas, itu bahaya. Butuh waktu lama untuk memulihkan kembali," tegasnya.
 
BISA YAH, SEHARI INI MAU BICARA SOAL TIMNAS INDONESIA YA!!! KAGALAN LAGI DAPAT TIMNAS INDONESIA LOLOS PIALA DUNIA 2026 MEMANG MENGINGATKAN KITA BAWA... TAPI ARAH, PERBUatan PSSI DAN PEMERINTAH MALAH SUDAH JADI SEMUA KITASAN PENGEMAR! NGABAIN NGIRIK YAH, NAK KUI AKU MASUK KE TIMNAS INDONESIA, AKU BUAT TEKNIS DAN MENTAL YA!!! 🤯
 
Pokoknya, sepakbola Indonesia masih banyak yang belum siap di tingkat internasional 🤦‍♂️. Kekurangan mental, teknis, dan nonteknis memang serius-bagus. Pemecatan Louis van Gaal mungkin terlambat, tapi pSSI dan pemerintah itu sudah berusaha dengan cepat naturalisasi pemain. Tapi publik yang terlalu percaya diri di Jeddah itu gila 😂. Pemain baru butuh waktu menyatu, bukan langsung jadi bintang. Dan faktor fisik juga penting banget, kalau tidak istirahat yang cukup performa punya tim tidak maksimal 😴. Harusnya semua stakeholder sepakbola Indonesia bekerja sama untuk memperkuat persiapan Timnas, bukan memecah kecintaan 🤝.
 
Wah, kayaknya kalau gak ada Louis van Gaal, Timnas Indonesia akan lebih siap aja... tapi, aku pikir gak cuma Louis van Gaal yang salah, kok? Masih banyak lagi kesalahan di belakang dia... 🤔

Aku rasa PSSI dan pemerintah sudah lama harus bereksperimen dengan timnas baru, kalau mau buat semakin siap. Dan gak bisa dipungut nanti kekurangan mental, teknis, dan nonteknis dari seluruh stakeholder sepakbola Indonesia... 😐

Aku senang dengerin Raja Akram Shah bicara nyata, kayaknya gak cuma cerita-cerita yang diutarakan di media... tapi, aku rasa kalau publik harus lebih sabar dan tidak terlalu menaruh ekspektasi tinggi kepada para pemain baru... 🙏
 
Gue pikir kalau PSSI dan pemerintah justru harus lebih teliti lagi dalam mengatur tim nasional kita. Siapa sih yang bilang bahwa naturalisasi pemain itu gampang banget? Kalau tidak ada problem sama sekali, maka kenapa harus naturalisasi dulu sebelum masuk ke Piala Dunia? Gue yakin kalau kita harus mulai dari bawah dan bangun kembali secara bertahap. Teknologi dan semuanya itu sampingan, yang penting adalah kita bisa bersaing dengan tim-tim lainnya dengan strategi yang benar.
 
Wah kabar gembira juga kabar sedih kok sepakbola Indonesia masih belum siap! 😂 Mereka bingung aja nggak bisa lolos ke Piala Dunia. Mungkin karena mereka terlalu percaya diri aja, seperti yang dikatakan Raja Akram Shah. 🤦‍♂️ Kalau mau bersaing di level tinggi, harusnya ada persiapan yang matang dari awal. Ngga bisa cuma ngganti gantangan aja! 😅
 
Gue bayangkan kalau kita semua bisa sama-sama mengerti bahwa sepakbola bukan cuma tentang individu, tapi juga tentang tim dan kerja sama... Kita harus lebih sabar dan tidak terlalu percaya diri menjelang laga, karena pemain baru butuh waktu untuk menyatu. Dan gue rasa kita juga harus lebih serius dalam mempersiapkan tim, bukan hanya fokus pada teknik, tapi juga faktor fisik dan mental. Kita harus bekerja sama dengan baik agar bisa mencapai tujuan yang kita inginkan 🤔
 
Pemecatan Louis van Gaal nggak salah, tapi mungkin terlambat banget! Kalau gini, apa lagi yang bisa kita lakukan? Boleh jadi pemain Indonesia masih belum siap bersaing dengan tim-tim lain di level tertinggi. Tapi aku rasa Raja Akram Shah benar-benar berbicara dari hati ni... Pemecatan gantiannya, Raja Arie, mungkin nggak cukup kuat untuk mengatasi tantangan yang ada.
 
Sepakbola kita gini, sih... kalau kamu ingin jadi bintang di Piala Dunia, harus banyak latihan dan disiplin. Tapi nggak cuma tentang skill aja, tapi juga mental dan fisik. Kita harus belajar mengatur diri dan waktu ourselves, terutama pemain. Jangan cuma fokus pada satu hal, tapi semua aspeknya. Misalnya, pemain kita harus punya disiplin waktu dalam latihan, agar bisa beradaptasi dengan genggaman bola Eropa yang lebih cepat. Dan juga penting, kita harus meningkatkan mentalitas untuk tidak terlalu panik saat melempar bola ke gawang lawan.
 
kira-kira apa yang harus diusahakan utara ini... kalau mau bersaing dengan tim nasional lainnya perlu meningkatkan kemampuan kita sendiri, bukan hanya bergantung pada pemain luar negeri... dan sepertinya banyak orang yang salah paham tentang apa yang dibutuhkan untuk menjadi tim nasional yang kuat...

sudah waktunya kita harus menanggapi koreksi dari para expert seperti Raja Isa Raja Akram Shah... kalau tidak mau belajar dari kesalahan, tentu saja kesalahan itu akan berulang... dan saya pikir itu yang paling penting utara ini...
 
Gak jadi ngomong gini kayaknya. Sepakbola Indonesia udah gagal lolos Piala Dunia 2026, apa yang mau dibicarakan lagi? 🙄 Mesti ada saran-saran dari Raja Isa yang bikin kita rasa lebih bijak dan tidak terlalu percaya diri. Nah, kalau memang benar-benar kita belum siap bersaing di tingkat tertinggi, mending cari jalan out yang tepat dan buat rencana yang matang dari awal ya! 🤔
 
Gue pikir PSSI punya cara yang tepat banget dalam memilih Louis van Gaal, tapi mungkin karena tidak cukup waktu lagi untuk menyiapkan Timnas Indonesia. Gue setuju dengan Raja Akram Shah, keseluruhan stakeholder sepakbola Indonesia harus bekerja sama, mulai dari awal lagi, jadi ga perlu mencari kambing hitam. Nah, naturalisasi pemain Eropa itu bagus sekali! Tapi gue pikir publik terlalu cepat membuat ekspektasi tinggi pada para pemain baru, padahal mereka butuh waktu menyatu. Dan sih, penting banget faktor fisik dalam persiapan Timnas Indonesia, jadwal mereka kayak aja ga masuk akal!
 
PSSI dan pemerintah gak salah banget dengan naturalisasi pemain... tapi apa yang dibutuhkan selanjutinya? 🤔 Kita nggak bisa terus kehilangan pemain-pemain Indonesia yang ngga punya visa, kayaknya kita harus buat sistem yang lebih baik nih... siapa yang tahu, mungkin juga ada cara lain untuk mendapatkan pemain-pemain yang terbaik dari dalam negeri 😊
 
Gak bisa percaya kalau masih ada yang bilang sepakbola Indonesia belum siap main di Piala Dunia 🤯. Mungkin karena kita terlalu ambisius, tapi sebenarnya apa yang salah dgn timnas kita? Kita harus belajar dari kesalahan, tapi tidak bisa terus berpikir negatif aja. Cari solusi dan jangan menyalahkan orang lain 🤝.
 
Makasih ya pemerintah yang cepat ngebawa pemain baru dari Eropa. Tapi apa yang terjadi dengan mental kita sendiri? Kita selalu berpikir bahwa siapa pun datang dari luar harus langsung bisa menjadi bintang. Padahal, sepakbola bukan sekedar tentang bakat, tapi juga tentang persiapan dan mental yang kuat. Jangan sampai kita kaget lagi nanti, karena itu harganya. PSSI juga harus hati-hati dengan pemecatan Louis van Gaal, apakah benar-benar itu langkah yang tepat atau hanya caru-cara?
 
Pikirannya kayak aja, siapa yang bilang bahwa Indonesia bisa langsung bersaing di Piala Dunia dengan tim-tim lainnya? Seperti kata Raja Akram Shah, kita harus jujur, sepakbola Indonesia masih belum terlalu siap. Dan itu wajar, karena sepakbola bukan hanya tentang kekuatan fisik, tapi juga tentang mental dan teknis. Maka dari itu, langkah-langkah yang diambil seperti naturalisasi pemain dan persiapan yang lebih matang harus kita apresiasi.

Tapi, apa yang membuat saya sedih adalah ketika kita terlalu berharap pada para pemain baru berdarah Eropa untuk menyelamatkan sepakbola Indonesia. Kalau tidak ada pemain Indonesia yang siap, maka kita harus mengakui bahwa sepakbola Indonesia belum siap. Dan itu bukan kekecewaan, tapi kesadaran.
 
Makasih ya PSSI udh bisa ngajadinkan timnas kita 🙏 tapi masih nggak siap utk piala dunia 2026. Raja Akram Shah benar2 bilangin kekurangan mental, teknis, dan nonteknis dari stakeholder sepakbola Indonesia. Mungkin udh waktunya kita coba lagi strategi konsisten 🤔
 
Sudah waktunya kita beralasan siapa yang salah dalam kegagalan ini! Sepertinya semua orang terlalu cepat menyalahkan pemecatan Louis van Gaal tanpa melihat aspek lain dari masalahnya. Kekurangan mental, teknis, dan nonteknis memang masalah besar, tapi kita juga harus mengakui bahwa pemain baru Eropa masih belum siap bersaing di Asia. Jangan terlalu cepat percaya diri kepada mereka, jangan sampai membuat tim menjadi korban tekanan. Kalau kita ingin bisa di level tertinggi, kita harus bekerja sama dan tidak memecah belah.
 
kembali
Top