Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Terinspirasi Pelaku Teror Gereja Charleston hingga Paham Neo-Nazi

Dikutip dari sumber yang dipercaya, insiden peledakan SMAN 72 Jakarta ternyata memiliki hubungan dengan ideologi ekstremis global, termasuk neo-nasi yang tergabung dalam sejumlah kekerasan di luar negeri. Banyak di antaranya, seperti pelaku penembakan di Columbine High School Amerika Serikat dan Gereja Charleston, di mana para pelaku tersebut memiliki semangat ekstremis dan mempromosikan supremasi kulit putih.

Hal ini terungkap dalam penyelidikan Densus 88 Antiteror Polri yang menemukan bahwa enam tokoh tersebut menjadi inspirasi bagi ABH, yaitu: Eric Harris dan Dylan Klebold yang bertindak sebagai neo-nasi di Columbine High School; Dylan Roof yang bertindak sebagai pelaku penembakan di Gereja Charleston; Alexandre Bissonette yang bertindak sebagai pelaku penembakan di Gereja Quebec; Vladislav Roslyakov yang bertindak sebagai pelaku serangan di Politeknik Kerch Rusia; Brenton Tarrant yang bertindak sebagai pelaku penembakan di Masjid Christchurch; dan Natalie Lynn Rupnow yang bertindak sebagai pelaku penembakan di Abundant Life Christian School.

ABH sendiri aktif di sebuah komunitas daring yang mengagungkan kekerasan. Di sana, tindakan ekstrem seperti penembakan massal sering dipuji sebagai "tindakan heroik". Namun, menurut AKBP Mayndra Eka Wardhana dari Densus 88 Antiteror Polri, pelaku SMAN 72 Jakarta tidak menganut satu ideologi tertentu secara konsisten, melainkan hanya meniru pola kekerasan dari figur-figur tersebut.
 
ini salah satu hal yang bikin aku sedih banget, kalau kita lihat sejarahnya, serangan terorisme itu ternyata banyak sekali inspirasi dari luar negeri, tapi kita jangan lupa juga ada yang sudah ada di Indonesia sendiri, misalnya aksi ekstremis di Maluku tahun 1999-2000, yang sama-sama mempromosikan kekerasan dan supremasi.

aku rasa kita perlu belajar dari sejarah ini, agar kita bisa menghindari hal yang sama lagi di masa depan. tapi juga aku rasa kita harus lebih teliti dalam menentukan apa yang benar dan salah, karena serangan terorisme itu tidak bisa dipisahkan dari faktor-faktor lain seperti ekonomi, politik, dan sosial.

dan aku ingin bertanya, apa sebenarnya tujuan kita dalam mengatasi ekstremis ini? apakah kita hanya ingin menghukum pelaku atau mencari solusi yang lebih dalam? 🤔👎
 
wahhhhh 😱 ini makin serius sih, apa yang terjadi di SMAN 72 Jakarta pasti ada hubungannya dengan ideologi ekstrem global, tapi gak jelas sih bagaimana koneksi nya sama ABH itu 🤔. tapi aku pikir ini bukan masalah kita sekarang, kita harus fokus pada hal yang penting, yaitu keamanan dan keselamatan kita semua 💕. mungkin pemerintah bisa membuat program pendidikan yang lebih efektif untuk mengatasi ideologi ekstremisme ini, tapi aku pikir itu juga bisa dilakukan oleh individu kita sendiri, seperti dengan berbagi informasi positif dan konstruktif di media sosial 📱.
 
Wow 🤯, kalau gini sih banyak bocah yang ikut nge-follow ekstremis global tapi gak benar-benar percaya apa yang mereka lihat di komunitas daring itu 🤔. Mereka hanya ikut-ikutan dan meniru, tapi apa artinya? 😕 Kita harus lebih hati-hati banget dengan dampak dari hal ini, khususnya dengan anak-anak muda 🙏.
 
aku pikir kalau gak ada komunitas online yang mempromosikan ekstremis sama sekali di indonesia kok.. tapi ternyata aku tidak bisa membuka mata ya.. semangat ekstrem itu bisa berbahaya banget, aku pengen banget sih kalau kita bisa membuat komunitas online yang fokus pada hal positif aja, seperti kegiatan lingkungan atau bantuan sosial.. tapi aku sadar kalau itu cuma kata-kata aja, dan perlu dilakukan kegiatan nyata untuk memperkuat keberanian kita untuk berbeda dengan trend ekstremism yang kerenyah ini 😒👎
 
Maksudnya apa aja sih? Ideologi ekstremis global ini benar-benar viral di internet. Saya lihat postingan grup-grup yang mempromosikan supremasi kulit putih dan menyinggung orang lain karena rasanya, tapi saya pikir itu bukan solusi. Mereka bilang mereka ingin melindungi identitas budaya mereka, tapi sebenarnya hanya ingin memperkuat kebencian mereka sendiri. Saya rasa itu seperti bermain dengan api, tapi malah jadi mainan mereka.
 
Kalau nggak salah berita ini kayaknya gampang banget dipaham kan? Ini bukan cerita nyata tapi konseptual aja sih. Apalagi kalau kita lihat kasus pelaku SMAN 72 Jakarta, justru mereka aja meniru ideologi ekstremis global, bukan bikin sendiri. Mereka kayaknya terpaku pada kekerasan yang dipromosikan oleh tokoh-tokoh lain. Kalau kita ngeliat kasus-kasusnya, ada yang di inspirasi oleh neo-nasi Amerika, ada yang di inspirasi oleh penembakan di Gereja Charleston... kalau aku nggak salah itu semua kayaknya sama-sama ganti nama, ya? Tapi apa yang bikin mereka bisa melakukan hal seperti itu? Apakah karena kurangnya pendidikan atau kesan bahwa kekerasan itu bagus? Aku curagi sih, kita harus lebih berhati-hati dengan ideologi-ideologi yang bikin kita bisa tertarik pada hal-hal yang tidak baik. Kita harus terbuka untuk pendapat yang berbeda dan memahami faktor-faktor yang membuat seseorang bisa melakukan hal seperti itu. 🤔
 
Kalau nonton video tentang apa yang terjadi di Columbine High School dan Gereja Charleston itu, pasti jengkel banget kan? Tapi gini, ada 6 orang yang sama-sama menembak dan bunuh banyak orang di luar negeri, tapi tidak semua sama. Mereka bukan punya pikiran yang sama, tapi mereka semua bisa dipengaruhi oleh kekerasan di media. Gue rasa kalau kita harus berhati-hati saat lihat video atau cerita dari orang lain, jadi kita tidak terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Dan gue rasa pemerintah harus punya strategi untuk memfilter konten-konten yang bisa menginspirasi kekerasan. 🤔👀 [Klik di sini](https://www.kompas.com/read/2023/04/25/194801151/kebencian-kekerasan-dari-hari-ini) untuk membaca lebih lanjut tentang Densus 88 Antiteror Polri. 📰
 
Aku pikir ini semacam cedera terus terulang lagi di Indonesia. Siapa tahu kalau giliran mereka menyerang Masjid Istiqlal atau GRI? Aku rasa kita harus lebih hati-hati, tidak hanya fokus pada peristiwa SMAN 72 Jakarta saja, tapi juga siapa yang lainnya di balik ideologi ekstremis ini. Kita tidak bisa terlalu sombong dan pikir bahwa ini hanya tentang satu kelompok kecil aja. Kalau giliran mereka menyerang, aku yakin kita akan semua berkejalan dari umpan balik yang sama.
 
ini gampang sekali banget. kalau ada yang sedang ngerasa bosen sama pola kekerasan itu, mungkin harus berpikir tentang bagaimana cara mengalahkannya. nggak bisa hanya menyerah dan biarkan ideologi ekstrem ini berkembang semakin luas. kita perlu punya solusi yang kuat untuk menghadapinya. misalnya melalui pendidikan yang lebih baik, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya kekerasan. tapi juga harus ada kerja sama yang efektif antara pemerintah dan masyarakat, agar kita bisa menangani hal ini sebelum semakin serius. 🤝💡
 
Saya rasa hal ini memang bikin kita merasa ketakutan, tapi kita harus ingat bahwa ini bukan tentang Indonesia sendiri. Pola kekerasan itu bisa berlaku di mana-mana, bahkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Saya pikir yang penting adalah kita fokus pada mencegah hal ini dari terjadi, bukan mengatakan siapa yang bertanggung jawab. Kita harus menjadi lebih sadar dan hati-hati saat kita browsing online, jangan biarkan konten ekstrem mempengaruhi pikiran kita.
 
Pengakuan ini bikin jujur aja, ada beberapa giliran di dunia yang terjebak dengan ekstremis kan? Mereka punya ideologi sendiri, tapi sekarang mereka hanya meniru pola kekerasan dari orang lain. Ini bikin sulit diprediksi siapa nanti akan bertindak like itu. Saya rasa kita perlu lebih bijak dalam memahami apa yang terjadi di balik kejahatan seperti ini.
 
Hmm.. peristiwa ini memang sangat sedih dan bingung banget ya... aku penasaran sih bagaimana mereka bisa jadi seperti itu... mungkin karena di internet banyak informasi yang tidak benar atau salah paham, kan? tapi apa yang terjadi adalah mereka dipengaruhi oleh hal tersebut dan akhirnya menjadi inspirasi bagi kekerasan... ini kayaknya bikin kita berpikir lebih serius tentang konsekuensi dari hal-hal yang kita lakukan di media sosial... kalo kita tidak berhati-hati, bisa jadi kita menjadi contoh bagi orang lain yang ingin melakukan hal yang sama...
 
kembali
Top