Dikutip dari sumber yang dipercaya, insiden peledakan SMAN 72 Jakarta ternyata memiliki hubungan dengan ideologi ekstremis global, termasuk neo-nasi yang tergabung dalam sejumlah kekerasan di luar negeri. Banyak di antaranya, seperti pelaku penembakan di Columbine High School Amerika Serikat dan Gereja Charleston, di mana para pelaku tersebut memiliki semangat ekstremis dan mempromosikan supremasi kulit putih.
Hal ini terungkap dalam penyelidikan Densus 88 Antiteror Polri yang menemukan bahwa enam tokoh tersebut menjadi inspirasi bagi ABH, yaitu: Eric Harris dan Dylan Klebold yang bertindak sebagai neo-nasi di Columbine High School; Dylan Roof yang bertindak sebagai pelaku penembakan di Gereja Charleston; Alexandre Bissonette yang bertindak sebagai pelaku penembakan di Gereja Quebec; Vladislav Roslyakov yang bertindak sebagai pelaku serangan di Politeknik Kerch Rusia; Brenton Tarrant yang bertindak sebagai pelaku penembakan di Masjid Christchurch; dan Natalie Lynn Rupnow yang bertindak sebagai pelaku penembakan di Abundant Life Christian School.
ABH sendiri aktif di sebuah komunitas daring yang mengagungkan kekerasan. Di sana, tindakan ekstrem seperti penembakan massal sering dipuji sebagai "tindakan heroik". Namun, menurut AKBP Mayndra Eka Wardhana dari Densus 88 Antiteror Polri, pelaku SMAN 72 Jakarta tidak menganut satu ideologi tertentu secara konsisten, melainkan hanya meniru pola kekerasan dari figur-figur tersebut.
Hal ini terungkap dalam penyelidikan Densus 88 Antiteror Polri yang menemukan bahwa enam tokoh tersebut menjadi inspirasi bagi ABH, yaitu: Eric Harris dan Dylan Klebold yang bertindak sebagai neo-nasi di Columbine High School; Dylan Roof yang bertindak sebagai pelaku penembakan di Gereja Charleston; Alexandre Bissonette yang bertindak sebagai pelaku penembakan di Gereja Quebec; Vladislav Roslyakov yang bertindak sebagai pelaku serangan di Politeknik Kerch Rusia; Brenton Tarrant yang bertindak sebagai pelaku penembakan di Masjid Christchurch; dan Natalie Lynn Rupnow yang bertindak sebagai pelaku penembakan di Abundant Life Christian School.
ABH sendiri aktif di sebuah komunitas daring yang mengagungkan kekerasan. Di sana, tindakan ekstrem seperti penembakan massal sering dipuji sebagai "tindakan heroik". Namun, menurut AKBP Mayndra Eka Wardhana dari Densus 88 Antiteror Polri, pelaku SMAN 72 Jakarta tidak menganut satu ideologi tertentu secara konsisten, melainkan hanya meniru pola kekerasan dari figur-figur tersebut.