LINDA SUSANTI, SAKSI MAHKAMAH AGUNG, DUGA GELAPKAN ASETNYA!
Mengutak-utik aset yang diperuntukkan bagi saksi utama dalam kasus suap hakim Mahkamah Agung (MA) melibatkan beberapa pejabat tinggi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Linda Susanti, seorang saksi utama dalam kasus tersebut, mendatangi Mabes Polri untuk melaporkan dugaan penggelapan asetnya. Menurut laporan, aset yang disimpan dalam safe deposit box Bank BCA diambil penyidik KPK dengan dalih penyitaan terkait kasus suap hakim MA.
Linda mengakui bahwa dirinya merugi Rp 700 miliar karena aset yang disimpan diperuntukkan bagi dirinya sendiri, bukan untuk adik terpidana Hasbi Hasan, Hamka Hasan, dan Sulaiman. Aset tersebut diduga diambil oleh pejabat KPK dengan tujuan untuk membantu meningkatkan reputasi mereka.
Dalam beberapa bulan terakhir, Linda mengalami ancaman dari orang-orang yang tidak dikenal, termasuk mobilnya yang dirusak, dan bahkan ada perintah silabus yang diajukan oleh pihak KPK. Dengan demikian, Linda mendapat keguguran dan takut untuk mengekspresikan pendiriannya secara bebas.
"Oknumnya di sini Arief dan kawan-kawan, dan diketahui oleh Pak Asep Guntur", ucap Linda saat melaporkan dugaan penggelapan asetnya kepada Satgas Tipikor. Ia juga mengakui bahwa dia telah didesak untuk menolak bertemu dengan seorang penulis Tirto.id yang ditugaskan untuk menerbitkan kasus tersebut.
Mengutak-utik aset yang diperuntukkan bagi saksi utama dalam kasus suap hakim Mahkamah Agung (MA) melibatkan beberapa pejabat tinggi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Linda Susanti, seorang saksi utama dalam kasus tersebut, mendatangi Mabes Polri untuk melaporkan dugaan penggelapan asetnya. Menurut laporan, aset yang disimpan dalam safe deposit box Bank BCA diambil penyidik KPK dengan dalih penyitaan terkait kasus suap hakim MA.
Linda mengakui bahwa dirinya merugi Rp 700 miliar karena aset yang disimpan diperuntukkan bagi dirinya sendiri, bukan untuk adik terpidana Hasbi Hasan, Hamka Hasan, dan Sulaiman. Aset tersebut diduga diambil oleh pejabat KPK dengan tujuan untuk membantu meningkatkan reputasi mereka.
Dalam beberapa bulan terakhir, Linda mengalami ancaman dari orang-orang yang tidak dikenal, termasuk mobilnya yang dirusak, dan bahkan ada perintah silabus yang diajukan oleh pihak KPK. Dengan demikian, Linda mendapat keguguran dan takut untuk mengekspresikan pendiriannya secara bebas.
"Oknumnya di sini Arief dan kawan-kawan, dan diketahui oleh Pak Asep Guntur", ucap Linda saat melaporkan dugaan penggelapan asetnya kepada Satgas Tipikor. Ia juga mengakui bahwa dia telah didesak untuk menolak bertemu dengan seorang penulis Tirto.id yang ditugaskan untuk menerbitkan kasus tersebut.