Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengaku bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5 persen tidak akan terlalu sulit dicapai. Ia berpendapat bahwa upaya ekstra hanya diperlukan jika target tersebut dipatok lebih tinggi, yaitu 7-8 persen.
"Kalau tumbuh 6-6,5 persen, gampang, enggak susah-susah amat," kata Purbaya dalam Rapimnas Kadin Indonesia 2025. Ia juga menyebutkan bahwa upaya ekstra hanya diperlukan jika target pertumbuhan ekonomi dipatok lebih tinggi.
Salah satu strategi yang akan dijalankan Purbaya adalah dengan menggunakan mesin pengusaha dan pemerintah bersama-sama mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Dia mengaku bahwa hal ini didasarkan pada pengamatannya dari pengelolaan ekonomi di era kepemimpinan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Purbaya, rata-rata pertumbuhan ekonomi di zaman SBY berhasil tumbuh di angka 6 persen, lebih tinggi dari era Jokowi yang rata-ratanya 5 persen. Meskipun di era SBY pembangunan infrastruktur tidak semasif di era Jokowi.
Purbaya juga mengakui bahwa peran Kadin Indonesia cukup signifikan dalam pembangunan di era SBY tersebut. Ia berpendapat bahwa sektor swasta dan pemerintah harus bekerja sama untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
"Kenapa (pertumbuhan ekonomi era SBY) bisa 6 persen? Karena dia biarkan sektor riil dan sektor swasta tumbuh, dan peran Kadin pada saat itu pasti besar. Mungkin sebagian besar untung banyak pada saat itu," kata Purbaya.
Pembangunan infrastruktur juga menjadi salah satu faktor yang membuat pertumbuhan ekonomi di era SBY lebih tinggi. Ia berpendapat bahwa pemerintah harus terus meningkatkan investasi dalam pembangunan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Purbaya hidupkan 2 mesin ekonomi, yaitu pemerintah dan sektor swasta, (target pertumbuhan ekonomi) 6,5 persen enggak susah-susah amat," ujarnya.
"Kalau tumbuh 6-6,5 persen, gampang, enggak susah-susah amat," kata Purbaya dalam Rapimnas Kadin Indonesia 2025. Ia juga menyebutkan bahwa upaya ekstra hanya diperlukan jika target pertumbuhan ekonomi dipatok lebih tinggi.
Salah satu strategi yang akan dijalankan Purbaya adalah dengan menggunakan mesin pengusaha dan pemerintah bersama-sama mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Dia mengaku bahwa hal ini didasarkan pada pengamatannya dari pengelolaan ekonomi di era kepemimpinan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Purbaya, rata-rata pertumbuhan ekonomi di zaman SBY berhasil tumbuh di angka 6 persen, lebih tinggi dari era Jokowi yang rata-ratanya 5 persen. Meskipun di era SBY pembangunan infrastruktur tidak semasif di era Jokowi.
Purbaya juga mengakui bahwa peran Kadin Indonesia cukup signifikan dalam pembangunan di era SBY tersebut. Ia berpendapat bahwa sektor swasta dan pemerintah harus bekerja sama untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
"Kenapa (pertumbuhan ekonomi era SBY) bisa 6 persen? Karena dia biarkan sektor riil dan sektor swasta tumbuh, dan peran Kadin pada saat itu pasti besar. Mungkin sebagian besar untung banyak pada saat itu," kata Purbaya.
Pembangunan infrastruktur juga menjadi salah satu faktor yang membuat pertumbuhan ekonomi di era SBY lebih tinggi. Ia berpendapat bahwa pemerintah harus terus meningkatkan investasi dalam pembangunan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Purbaya hidupkan 2 mesin ekonomi, yaitu pemerintah dan sektor swasta, (target pertumbuhan ekonomi) 6,5 persen enggak susah-susah amat," ujarnya.