PBNU Ajak Santri dan Warga NU Tak Kecil Hati Hadapi Penghinaan Pesantren

Penghinaan terhadap Pesantren: Paslon PBNU Menyerukan Solidaritas Santri dan Masyarakat

Dalam acara paslon pemimpin PBNU yang diselenggarakan di Bandung, beberapa pernyataan yang dilontarkan oleh calon pemimpin tersebut menimbulkan kekecewaan dalam kalangan santri dan warga NU. Pernyataan tersebut mengenai penghinaan terhadap pesantren dan peran santri sebagai penjaga kearifan dan nilai-nilai tradisional.

Banyak yang berpendapat bahwa pernyataan tersebut menunjukkan ketidakpahaman calon pemimpin tentang pentingnya pesantren dalam membentuk generasi muda. Pesantren merupakan tempat pelatihan spiritual dan intelektual yang sangat penting dalam mengembangkan nilai-nilai Islam.

"Kalau ingin menjadi pemimpin, kamu harus memahami bahwa pesantren adalah tempat utama kita belajar untuk menjadi umat beriman," katanya. "Tapi apa yang terjadi kalau santri tidak dapat bergabung dengan masyarakat karena mereka dianggap 'kaku'?"

Pernyataan tersebut menimbulkan kekecewaan dalam kalangan banyak orang, termasuk santri dan warga NU. Banyak yang berpendapat bahwa pernyataan tersebut menunjukkan ketidakpahaman calon pemimpin tentang pentingnya kesetaraan antara santri dan masyarakat.

"Saya merasa kecewa dengan pernyataan tersebut," kata seorang santri. "Kita tidak ingin dianggap 'kaku' atau 'tidak mendukung' dengan perkembangan teknologi, tapi kita ingin menjadi umat beriman yang kuat."

Mengenai pernyataan tersebut, para ahli percaya bahwa calon pemimpin PBNU harus memahami pentingnya kesetaraan dan solidaritas antara santri dan masyarakat. "Kalau tidak, maka mereka akan menyesuaikan diri dengan keinginan kalah," kata seorang ahli politik.

Sementara itu, para aktivis PBNU percaya bahwa calon pemimpin harus dapat memahami pentingnya pengembangan pesantren sebagai tempat pelatihan spiritual dan intelektual yang sangat penting dalam mengembangkan nilai-nilai Islam. "Penghinaan terhadap pesantren akan merusak kesetaraan antara santri dan masyarakat," kata seorang aktivis PBNU.

Dalam paslon pemimpin ini, para calon pemimpin harus dapat menunjukkan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh pesantren.
 
aku rasa pernyataan itu kayaknya terlalu berisiko banget kalau dipakai sebagai plasentang, tapi sayangnya ada beberapa orang yang masih penasaran dengan cara berpikir santri dan masyarakat harus dipertenguhkan aja 🤔. tapi aku rasa kalau kita lihat dari sisi lain, pernyataan itu juga bisa dianggap sebagai peluang besar untuk membawa kesadaran tentang pentingnya pesantren dalam mengembangkan nilai-nilai Islam yang benar-benar masuk akal. tapi yang penting adalah para calon pemimpin harus dapat memahami bahwa kesetaraan antara santri dan masyarakat itu bukanlah sesuatu yang bisa dipegang tangan, tapi harus dianut dengan hati 🤗.
 
Kalau mau jadi kepala PBNU, gak usah ngeluhin kalau santri kaku aja! Santri itu apa-apaan? Kita harus bisa mengerti bahwa pesantren bukan hanya tempat belajar spiritual tapi juga tempat kita belajar bagaimana menjadi umat beriman yang kuat.

Aku pikir pernyataan tersebut bukan jauh dari masalah karena sebenarnya sudah ada kesan kalau santri "kaku" aja. Kalau mau mengatasi masalah itu, harus ada solusi yang lebih baik daripada memanggilin santri sebagai "tidak mendukung" dengan perkembangan teknologi.

Kalau tidak, maka akan semakin jelas bahwa kesan kalau santri kaku aja adalah benar-benar di balik pernyataan tersebut.
 
gabungin konsep kesetaraan dan solidaritas antara santri dan masyarakat. kalau ingin menjadi pemimpin, kamu harus paham bahwa pesantren bukan hanya tentang belajar teori-teori saja, tapi juga tentang mengembangkan nilai-nilai Islam yang sebenarnya dari dalam hati 😊. penghinaan terhadap pesantren membuatku merasa sedih dan kecewa. kami santri tidak ingin dianggap 'kaku' atau 'tidak mendukung' dengan perkembangan teknologi, tapi kami ingin menjadi umat beriman yang kuat 💪.
 
Aku pikir kalau ada beberapa kekhawatiran yang perlu diantisipasi nanti kalau calon pemimpin PBNU ini menjadi pimpinan PBNU. Pertama, dia harus lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya agar tidak menimbulkan kesan ketidakpahaman atau kebencian terhadap santri yang masih memiliki pandangan tradisional. Kedua, penting juga untuk memastikan bahwa pesantren tetap menjadi tempat pelatihan spiritual dan intelektual yang sangat penting dalam mengembangkan nilai-nilai Islam.

Dan aku pikir kalau ini juga bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk membahas lebih lanjut tentang peran santri dalam masyarakat, agar kita tidak hanya fokus pada penghinaan, tapi lebih kepada bagaimana kita bisa mencari kesetaraan dan solidaritas antara santri dan masyarakat. 🤔
 
aku pikir pernyataan tersebut dari calon pemimpin PBNU terlalu kasar dan tidak memahami sebenarnya isu yang dihadapi santri & warga NU. kalau mau menjadi pemimpin, kamu harus bisa membayangkan diri sendiri dalam posisi mereka 🤔. tapi apa yang diucapkan adalah menunjukkan bahwa pesantren tidak akan pernah relevan dengan perkembangan teknologi dan masyarakat modern, itu benar-benar salah paham 😒. aku pikir kalau ingin menjadi pemimpin, kamu harus bisa mengerti bahwa kesetaraan & solidaritas antara santri & masyarakat adalah kunci untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik 🌟
 
ini kalau nanti kita harus memilih pemimpin baru pbnu... tapi aku rasa penting juga kalau kita mempertimbangkan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh santri dan masyarakat. aku pikir pernyataan tersebut menunjukkan bahwa ada kesalahpahaman tentang apa yang diinginkan oleh santri dan warga nu. jangan salah paham ya... kalau kita ingin menjadi pemimpin, kita harus bisa memahami dan mendukung permasalahan dari lapisan bawah, bukan hanya sekedar berbicara tentang nilai-nilai islam saja. kita juga harus memperhatikan bagaimana pesantren dapat berkembang agar generasi muda tidak terlewat. 🤔📚
 
Pernyataan tersebut sangat membuat kekecewaan saya 🤦‍♂️. Saya rasa kalau ingin menjadi pemimpin, kamu harus paham bahwa pesantren bukan hanya tempat pelatihan spiritual, tapi juga tempat kita belajar untuk menjadi umat beriman yang kuat dan dewasa. Masyarakat dan santri tidak sama, tapi mereka semua memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang lebih baik.

Saya khawatir kalau kalau santri dianggap 'kaku' atau 'tidak mendukung' dengan perkembangan teknologi, itu akan merusak kesetaraan antara santri dan masyarakat. Saya ingin melihat calon pemimpin PBNU yang dapat memahami pentingnya pengembangan pesantren dan solidaritas antara santri dan masyarakat 🤝.
 
Kalau kita lihat dari sudut pandang santri dan warga NU, pernyataan tersebut benar-benar membuat kekecewaan. Mereka ingin menjadi umat beriman yang kuat tapi tidak ingin dianggap 'kaku' atau tidak mendukung perkembangan teknologi. Saya rasa itu salah paham dari calon pemimpin PBNU tentang pentingnya kesetaraan dan solidaritas antara santri dan masyarakat.

Kalau kita lihat dari sisi lain, saya pikir pernyataan tersebut juga membuat kita berpikir tentang bagaimana kita bisa meningkatkan komunikasi dan penghayatan nilai-nilai Islam di kalangan santri. Itu yang paling penting bukan kehinaan terhadap pesantren. Kita harus fokus pada bagaimana kita bisa menjadi umat beriman yang kuat dan berdampak positif di masyarakat 🤔
 
🤔 aku pikir kalau caleg PBNU itu masih ngga capai apa apa tentang pentingnya pesantren sebagai tempat belajar untuk menjadi umat beriman. tapi sih aku juga paham kalau santri dan masyarakat harus bisa bergabung dengan perkembangan teknologi, tapi apa yang terjadi kalau kalian ngga bisa? 😕 aku pikir kalau caleg itu harus lebih hati-hati dalam ungkapan-ungkapan awalnya. 🙏
 
kembali
Top