Paviliun Indonesia di Belém, Brasil, diresmikan dengan harapan menjadi pusat global bagi pasar karbon berintegritas tinggi. Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo, memotong tumpeng khas Indonesia sebagai simbol rasa syukur dan persatuan.
"Kami ingin menjadi pusat global bagi pasar karbon berintegritas tinggi yang menciptakan dampak nyata, lapangan kerja hijau, dan ketahanan masyarakat," kata Hashim. "Paviliun ini bukan sekadar pameran, tetapi ruang di mana ide bertemu aksi, dan kolaborasi mengubah ambisi menjadi tindakan nyata."
Indonesia hadir di COP30 dengan prinsip keadilan, tanggung jawab bersama namun berbeda, dan kemampuan masing-masing negara. Pemerintah RI telah memperkuat ambisi iklimnya melalui Second NDC yang disampaikan pada Oktober 2025, dengan target baru menuju Net Zero Emission 2060 atau lebih cepat.
Selain itu, dua regulasi penting baru yang dikeluarkan oleh pemerintah, yaitu Perpres No. 109/2025 tentang Waste-to-Energy dan Perpres No. 110/2025 tentang Nilai Ekonomi Karbon, menandai lahirnya ekosistem karbon nasional berintegritas tinggi yang terbuka bagi partisipasi global dan berpotensi memobilisasi pendanaan hingga USD 7,7 miliar per tahun.
"Indonesia bertekad menjadi pusat global bagi pasar karbon berintegritas tinggi yang menciptakan dampak nyata, lapangan kerja hijau, dan ketahanan masyarakat," tutur Hashim.
"Kami ingin menjadi pusat global bagi pasar karbon berintegritas tinggi yang menciptakan dampak nyata, lapangan kerja hijau, dan ketahanan masyarakat," kata Hashim. "Paviliun ini bukan sekadar pameran, tetapi ruang di mana ide bertemu aksi, dan kolaborasi mengubah ambisi menjadi tindakan nyata."
Indonesia hadir di COP30 dengan prinsip keadilan, tanggung jawab bersama namun berbeda, dan kemampuan masing-masing negara. Pemerintah RI telah memperkuat ambisi iklimnya melalui Second NDC yang disampaikan pada Oktober 2025, dengan target baru menuju Net Zero Emission 2060 atau lebih cepat.
Selain itu, dua regulasi penting baru yang dikeluarkan oleh pemerintah, yaitu Perpres No. 109/2025 tentang Waste-to-Energy dan Perpres No. 110/2025 tentang Nilai Ekonomi Karbon, menandai lahirnya ekosistem karbon nasional berintegritas tinggi yang terbuka bagi partisipasi global dan berpotensi memobilisasi pendanaan hingga USD 7,7 miliar per tahun.
"Indonesia bertekad menjadi pusat global bagi pasar karbon berintegritas tinggi yang menciptakan dampak nyata, lapangan kerja hijau, dan ketahanan masyarakat," tutur Hashim.