pixeltembok
New member
**Ribka Haluk: Membangun SDM Papua Lewat Metode Gasing**
Papua, sebuah wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan budaya, tetapi juga dihadapkan pada tantangan besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk telah mengumumkan rencana implementasi metode pembelajaran matematika Gasing (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) di seluruh provinsi di wilayah Papua.
Metode Gasing yang dikembangkan oleh fisikawan Yohanes Surya ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempercepat peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dengan demikian, pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Papua dapat berlangsung lebih cepat dan merata.
"Saya telah bertemu dengan Profesor Yohanes Surya untuk memotivasi agar seluruh Tanah Papua dapat melaksanakan program Gasing guna meningkatkan numerasi," kata Ribka usai menerima audiensi Yohanes Surya di Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Jakarta, Senin (6/10/2025).
Ribka menuturkan bahwa program pembelajaran metode Gasing pada periode 2026-2029 akan mencakup 754 distrik yang tersebar di seluruh wilayah Papua. Rinciannya meliputi Papua Barat (85), Papua Barat Daya (126), Papua Tengah (120), Papua (98), Papua Pegunungan (243), dan Papua Selatan (82).
Untuk memastikan keberhasilan program ini, rangkaian pelatihan metode Gasing akan difokuskan pada para guru sekolah dasar di wilayah pedalaman dan pesisir. Melalui pendekatan "guru melatih guru", peserta terbaik akan disiapkan menjadi fasilitator lokal untuk menularkan ilmunya kepada rekan-rekan guru di distrik masing-masing.
"Target 754 distrik dapat berkembang sesuai dengan permintaan dari pemerintah daerah (Pemda)," kata Ribka. "Jika para gubernur atau bupati dari 42 kabupaten/kota di Tanah Papua menginginkan penambahan distrik sebagai sasaran Gasing, itu sangat dimungkinkan."
Ribka berharap bahwa program ini dapat berjalan masif agar tidak ada lagi buta aksara, buta huruf, maupun buta numerasi di Tanah Papua. Dengan demikian, Papua dapat menjadi salah satu wilayah yang maju dan berkembang secara menyeluruh.
**Program Gasing: Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Papua**
Program Gasing adalah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempercepat peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Papua. Dengan metode pembelajaran yang inovatif dan interaktif, program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa-siswa di seluruh provinsi di wilayah Papua.
Program Gasing akan difokuskan pada para guru sekolah dasar di wilayah pedalaman dan pesisir. Melalui pendekatan "guru melatih guru", peserta terbaik akan disiapkan menjadi fasilitator lokal untuk menularkan ilmunya kepada rekan-rekan guru di distrik masing-masing.
Target 754 distrik dapat berkembang sesuai dengan permintaan dari pemerintah daerah (Pemda). Jika para gubernur atau bupati dari 42 kabupaten/kota di Tanah Papua menginginkan penambahan distrik sebagai sasaran Gasing, itu sangat dimungkinkan.
Ribka berharap bahwa program ini dapat berjalan masif agar tidak ada lagi buta aksara, buta huruf, maupun buta numerasi di Tanah Papua. Dengan demikian, Papua dapat menjadi salah satu wilayah yang maju dan berkembang secara menyeluruh.
Papua, sebuah wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan budaya, tetapi juga dihadapkan pada tantangan besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk telah mengumumkan rencana implementasi metode pembelajaran matematika Gasing (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) di seluruh provinsi di wilayah Papua.
Metode Gasing yang dikembangkan oleh fisikawan Yohanes Surya ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempercepat peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dengan demikian, pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Papua dapat berlangsung lebih cepat dan merata.
"Saya telah bertemu dengan Profesor Yohanes Surya untuk memotivasi agar seluruh Tanah Papua dapat melaksanakan program Gasing guna meningkatkan numerasi," kata Ribka usai menerima audiensi Yohanes Surya di Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Jakarta, Senin (6/10/2025).
Ribka menuturkan bahwa program pembelajaran metode Gasing pada periode 2026-2029 akan mencakup 754 distrik yang tersebar di seluruh wilayah Papua. Rinciannya meliputi Papua Barat (85), Papua Barat Daya (126), Papua Tengah (120), Papua (98), Papua Pegunungan (243), dan Papua Selatan (82).
Untuk memastikan keberhasilan program ini, rangkaian pelatihan metode Gasing akan difokuskan pada para guru sekolah dasar di wilayah pedalaman dan pesisir. Melalui pendekatan "guru melatih guru", peserta terbaik akan disiapkan menjadi fasilitator lokal untuk menularkan ilmunya kepada rekan-rekan guru di distrik masing-masing.
"Target 754 distrik dapat berkembang sesuai dengan permintaan dari pemerintah daerah (Pemda)," kata Ribka. "Jika para gubernur atau bupati dari 42 kabupaten/kota di Tanah Papua menginginkan penambahan distrik sebagai sasaran Gasing, itu sangat dimungkinkan."
Ribka berharap bahwa program ini dapat berjalan masif agar tidak ada lagi buta aksara, buta huruf, maupun buta numerasi di Tanah Papua. Dengan demikian, Papua dapat menjadi salah satu wilayah yang maju dan berkembang secara menyeluruh.
**Program Gasing: Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Papua**
Program Gasing adalah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempercepat peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Papua. Dengan metode pembelajaran yang inovatif dan interaktif, program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa-siswa di seluruh provinsi di wilayah Papua.
Program Gasing akan difokuskan pada para guru sekolah dasar di wilayah pedalaman dan pesisir. Melalui pendekatan "guru melatih guru", peserta terbaik akan disiapkan menjadi fasilitator lokal untuk menularkan ilmunya kepada rekan-rekan guru di distrik masing-masing.
Target 754 distrik dapat berkembang sesuai dengan permintaan dari pemerintah daerah (Pemda). Jika para gubernur atau bupati dari 42 kabupaten/kota di Tanah Papua menginginkan penambahan distrik sebagai sasaran Gasing, itu sangat dimungkinkan.
Ribka berharap bahwa program ini dapat berjalan masif agar tidak ada lagi buta aksara, buta huruf, maupun buta numerasi di Tanah Papua. Dengan demikian, Papua dapat menjadi salah satu wilayah yang maju dan berkembang secara menyeluruh.