Pemerintah Indonesia terbangun kembali rencana membangun ulang Pondok Pesantren Al Khoziny yang ambruk akibat bencana. Namun, kritik dari para anggota DPR menyebalkan pemerintah untuk tidak menelusuri kesalahan dalam kasus tersebut.
Saleh Partaonan Daulay, anggota DPR Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), mengkritik rencana tersebut. Dia berpendapat bahwa pemerintah harus menelusuri masalah yang menyebabkan ambruknya gedung tersebut agar jangan malah membantu kesalahan itu.
"Pemerintah harus menelusuri masalah ini, bukan hanya membangun ulang saja," kata Saleh. "Kalau ponpes Al-Khoziny ini dibantu, tentu perlu juga dipikirkan membantu ponpes dan lembaga pendidikan swasta lain. Paling tidak agar tidak menimbulkan kecemburuan dan praduga yang tidak baik."
Kritik dari Saleh mengiringi permintaan dari anggota Komisi III DPR Fraksi NasDem Rudianto Lallo untuk meningkatkan tuntutan agar aparat kepolisian menangani kasus tersebut secara tuntas. Menurutnya, harus ada pihak yang bertanggung jawab atas tewasnya para korban.
Sementara itu, rencana membangun ulang Al Khoziny menggunakan APBD (Anggaran Pemerintah Daerah) telah disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo. Dia menyatakan bahwa renovasi ternyata lebih mahal daripada membangun ulang dari nol, tetapi masih belum menentukan anggaran yang dibutuhkan.
Dody juga menjelaskan bahwa pembangunan ulang tersebut akan dibiayai APBN (Anggaran Pemerintah Nasional) dan tidak menutup kemungkinan adanya bantuan dari swasta. Namun, perlu diingat bahwa rencana ini masih belum mencapai kesimpulan atau kesepakatan final.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa rencana membangun ulang pesantren Al Khoziny usai insiden gedung ambruk belum mencapai kesimpulan atau kesepakatan final.
Saleh Partaonan Daulay, anggota DPR Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), mengkritik rencana tersebut. Dia berpendapat bahwa pemerintah harus menelusuri masalah yang menyebabkan ambruknya gedung tersebut agar jangan malah membantu kesalahan itu.
"Pemerintah harus menelusuri masalah ini, bukan hanya membangun ulang saja," kata Saleh. "Kalau ponpes Al-Khoziny ini dibantu, tentu perlu juga dipikirkan membantu ponpes dan lembaga pendidikan swasta lain. Paling tidak agar tidak menimbulkan kecemburuan dan praduga yang tidak baik."
Kritik dari Saleh mengiringi permintaan dari anggota Komisi III DPR Fraksi NasDem Rudianto Lallo untuk meningkatkan tuntutan agar aparat kepolisian menangani kasus tersebut secara tuntas. Menurutnya, harus ada pihak yang bertanggung jawab atas tewasnya para korban.
Sementara itu, rencana membangun ulang Al Khoziny menggunakan APBD (Anggaran Pemerintah Daerah) telah disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo. Dia menyatakan bahwa renovasi ternyata lebih mahal daripada membangun ulang dari nol, tetapi masih belum menentukan anggaran yang dibutuhkan.
Dody juga menjelaskan bahwa pembangunan ulang tersebut akan dibiayai APBN (Anggaran Pemerintah Nasional) dan tidak menutup kemungkinan adanya bantuan dari swasta. Namun, perlu diingat bahwa rencana ini masih belum mencapai kesimpulan atau kesepakatan final.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa rencana membangun ulang pesantren Al Khoziny usai insiden gedung ambruk belum mencapai kesimpulan atau kesepakatan final.