Hamas dan Israel Menandatangani Fase Pertama Perdamaian, Minta Pemerintah Indonesia Kawal Kesepakatan tersebut.
Kemarin, Hamas dan Israel sepakat menandatangani fase pertama perjanjian perdamaian. Gagasan ini kemungkinan akan membawa dampak besar bagi dunia Arab dan Islam, serta bagi negara-negara tetangga.
Menurut Hikmahanto, seorang guru besar hukum internasional dari Universitas Indonesia, pemerintah Indonesia harus mengawal kesepakatan tersebut untuk mencegah terjadinya ketidakpastian. "Tentu harus disambut perdamaian ini, namun masyarakat internasional harus mengawal setiap poin yang disampaikan oleh Trump," katanya.
Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa perjanjian perdamaian akan membawa dampak positif bagi semua pihak. "Saya bangga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani tahap pertama rencana perdamaian kami," katanya.
Perjanjian tersebut juga berarti bahwa semua tahanan akan segera dibebaskan, dan Israel akan menarik pasukannya ke garis yang disepakati. Namun, masih banyak pertanyaan mengenai langkah selanjutnya dalam perencanaan perdamaian.
Hikmahanto pun berharap bahwa RI dapat menyumbang pasukan perdamaian ke Gaza, seperti yang sudah dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto di Sidan Majelis Umum ke-80 PBB. "Menyumbang pasukan ke International Stabilization Force. Presiden sudah janji akan menyumbang 20 ribu pasukan," ujarnya.
Sementara itu, perjanjian perdamaian ini juga memicu banyak perdebatan di kalangan masyarakat internasional. Banyak yang berpendapat bahwa perjanjian tersebut tidak dapat dipercaya karena kecepatan dengan mana perjanjian tersebut disepakati.
Kemarin, Hamas dan Israel sepakat menandatangani fase pertama perjanjian perdamaian. Gagasan ini kemungkinan akan membawa dampak besar bagi dunia Arab dan Islam, serta bagi negara-negara tetangga.
Menurut Hikmahanto, seorang guru besar hukum internasional dari Universitas Indonesia, pemerintah Indonesia harus mengawal kesepakatan tersebut untuk mencegah terjadinya ketidakpastian. "Tentu harus disambut perdamaian ini, namun masyarakat internasional harus mengawal setiap poin yang disampaikan oleh Trump," katanya.
Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa perjanjian perdamaian akan membawa dampak positif bagi semua pihak. "Saya bangga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani tahap pertama rencana perdamaian kami," katanya.
Perjanjian tersebut juga berarti bahwa semua tahanan akan segera dibebaskan, dan Israel akan menarik pasukannya ke garis yang disepakati. Namun, masih banyak pertanyaan mengenai langkah selanjutnya dalam perencanaan perdamaian.
Hikmahanto pun berharap bahwa RI dapat menyumbang pasukan perdamaian ke Gaza, seperti yang sudah dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto di Sidan Majelis Umum ke-80 PBB. "Menyumbang pasukan ke International Stabilization Force. Presiden sudah janji akan menyumbang 20 ribu pasukan," ujarnya.
Sementara itu, perjanjian perdamaian ini juga memicu banyak perdebatan di kalangan masyarakat internasional. Banyak yang berpendapat bahwa perjanjian tersebut tidak dapat dipercaya karena kecepatan dengan mana perjanjian tersebut disepakati.