Korban 'Agustus Kelabu' Bisa Dijadikan Buah Pemerkosaan untuk Mendorong Demo
Pemerintah mengejar lima anggota DPR yang dinonaktifkan karena ikut berpartisipasi dalam demo Agustus lalu. Namun, Ismail Fahmi dari Drone Emprit menyebut ada penggiringan opini di balik demo tersebut. Menurut Fahmi, isu-isu terkait demo Agustus telah muncul sejak 10 Agustus.
Gelombang demo Agustus lalu diteror oleh isu kekaburan dan kekurangan bantuan sosial, serta isu tentang kebijakan pemerintah. Isu ini mulai muncul di media sosial sekitar tanggal 14 Agustus. Namun, serangannya kemudian diarahkan ke DPR.
Menurut Fahmi, isu-isu terkait demo tersebut telah berkembang pesat di media sosial. Saya melihat ada penggiringan opini dari awal yang sudah diciptakan oleh akun anonim. Penggiringan ini kemudian naik pesat pada tanggal 19 dan 20 Agustus.
Fahmi menyebutkan bahwa isu-isu terkait demo Agustus harus dianggap kebenaran jika tidak segera diklarifikasi. Kondisi ini menurutnya terjadi dalam demo Agustus lalu. Saya heran kenapa jika ada kesalahan tidak ada klarifikasi cepat.
Demikian juga, penonaktifan lima anggota DPR sebagai penggiringan opini. Penonaktifan mereka dilakukan atas desakan publik karena dinilai tak empati kritik masyarakat terhadap sejumlah kebijakan pemerintah maupun kinerja DPR.
Fahmi menyebutkan bahwa isu terkait demo Agustus tidak hanya berujung pada penonaktifan lima anggota DPR, tapi juga menyebabkan gugatan pelanggaran etik terhadap mereka.
Pemerintah mengejar lima anggota DPR yang dinonaktifkan karena ikut berpartisipasi dalam demo Agustus lalu. Namun, Ismail Fahmi dari Drone Emprit menyebut ada penggiringan opini di balik demo tersebut. Menurut Fahmi, isu-isu terkait demo Agustus telah muncul sejak 10 Agustus.
Gelombang demo Agustus lalu diteror oleh isu kekaburan dan kekurangan bantuan sosial, serta isu tentang kebijakan pemerintah. Isu ini mulai muncul di media sosial sekitar tanggal 14 Agustus. Namun, serangannya kemudian diarahkan ke DPR.
Menurut Fahmi, isu-isu terkait demo tersebut telah berkembang pesat di media sosial. Saya melihat ada penggiringan opini dari awal yang sudah diciptakan oleh akun anonim. Penggiringan ini kemudian naik pesat pada tanggal 19 dan 20 Agustus.
Fahmi menyebutkan bahwa isu-isu terkait demo Agustus harus dianggap kebenaran jika tidak segera diklarifikasi. Kondisi ini menurutnya terjadi dalam demo Agustus lalu. Saya heran kenapa jika ada kesalahan tidak ada klarifikasi cepat.
Demikian juga, penonaktifan lima anggota DPR sebagai penggiringan opini. Penonaktifan mereka dilakukan atas desakan publik karena dinilai tak empati kritik masyarakat terhadap sejumlah kebijakan pemerintah maupun kinerja DPR.
Fahmi menyebutkan bahwa isu terkait demo Agustus tidak hanya berujung pada penonaktifan lima anggota DPR, tapi juga menyebabkan gugatan pelanggaran etik terhadap mereka.