Pabrik Sepatu Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan, Apa Yang Terjadi?
Dalam beberapa minggu terakhir, kabar yang menghantam hati para pekerja PT Victory Chingluh Indonesia, salah satu pemasok Nike di Tanah Air ini telah memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Dikabarkan sekitar 2.804 karyawan akan terkena dampak dari keputusan ini.
Menurut informasi yang diterima, efisiensi perusahaan yang menjadi pemasok Nike itu dilaporkan akan berdampak terhadap karyawan. Alasannya? Penurunan kualitas hasil produksi dan pengembalian produk ekspor sepatu yang disebabkan oleh penurunan kualitas.
Tapi, apa yang dilakukan pekerja? Mereka telah melakukan serangkaian perundingan dengan pihak perusahaan. Meskipun keputusan PHK massal tetap berjalan, serikat pekerja berhasil membuat kompromi dengan perusahaan. Dalam proses tersebut, disepakati bahwa PHK hanya akan dilakukan terhadap buruh yang memang bersedia, dengan kompensasi penuh dua kali ketentuan pesangon minimum (2x PMTK) sesuai undang-undang ketenagakerjaan.
Sementara itu, salah satu karyawan perusahaan menyebut bahwa pemberitahuan mengenai efisiensi mulai disampaikan pada 17 September 2025. "Kami baru dikasih tahu sekitar pertengahan September. Alasannya efisiensi karena ada bagian pabrik yang dianggap tidak produktif," kata pekerja Victory Chingluh Indonesia yang meminta identitasnya tak diungkap tersebut.
Tapi, apa yang terjadi dengan para karyawan yang masih dalam proses negosiasi? Mereka masih memiliki pilihan untuk menerima atau menolak tawaran tersebut. Menurut data yang diperoleh Tirto, sebanyak 1.824 orang telah menerima PHK dan kompensasi, sementara sisanya masih dalam proses negosiasi.
Mengenai hal ini, Ketua Umum Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Unang Sunarno, menekankan pentingnya transparansi dan komunikasi antara manajemen dan pekerja. "Jadi mestinya kasus di Pasar Kemis ini tidak dijadikan alasan untuk menakut-nakuti buruh dalam perjuangan kenaikan upah 2026," ungkapnya.
Itu kabar terbaru mengenai pabrik Nike yang PHK massal.
Dalam beberapa minggu terakhir, kabar yang menghantam hati para pekerja PT Victory Chingluh Indonesia, salah satu pemasok Nike di Tanah Air ini telah memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Dikabarkan sekitar 2.804 karyawan akan terkena dampak dari keputusan ini.
Menurut informasi yang diterima, efisiensi perusahaan yang menjadi pemasok Nike itu dilaporkan akan berdampak terhadap karyawan. Alasannya? Penurunan kualitas hasil produksi dan pengembalian produk ekspor sepatu yang disebabkan oleh penurunan kualitas.
Tapi, apa yang dilakukan pekerja? Mereka telah melakukan serangkaian perundingan dengan pihak perusahaan. Meskipun keputusan PHK massal tetap berjalan, serikat pekerja berhasil membuat kompromi dengan perusahaan. Dalam proses tersebut, disepakati bahwa PHK hanya akan dilakukan terhadap buruh yang memang bersedia, dengan kompensasi penuh dua kali ketentuan pesangon minimum (2x PMTK) sesuai undang-undang ketenagakerjaan.
Sementara itu, salah satu karyawan perusahaan menyebut bahwa pemberitahuan mengenai efisiensi mulai disampaikan pada 17 September 2025. "Kami baru dikasih tahu sekitar pertengahan September. Alasannya efisiensi karena ada bagian pabrik yang dianggap tidak produktif," kata pekerja Victory Chingluh Indonesia yang meminta identitasnya tak diungkap tersebut.
Tapi, apa yang terjadi dengan para karyawan yang masih dalam proses negosiasi? Mereka masih memiliki pilihan untuk menerima atau menolak tawaran tersebut. Menurut data yang diperoleh Tirto, sebanyak 1.824 orang telah menerima PHK dan kompensasi, sementara sisanya masih dalam proses negosiasi.
Mengenai hal ini, Ketua Umum Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Unang Sunarno, menekankan pentingnya transparansi dan komunikasi antara manajemen dan pekerja. "Jadi mestinya kasus di Pasar Kemis ini tidak dijadikan alasan untuk menakut-nakuti buruh dalam perjuangan kenaikan upah 2026," ungkapnya.
Itu kabar terbaru mengenai pabrik Nike yang PHK massal.