Indonesia Tidak Takut Ketergantungan pada Impor Baru, Berinvestasi di Indonesia
Rumah tangga rakyat Indonesia tidak perlu khawatir tentang kenaikan harga barang impor yang mengejutkan karena pemerintah berencana untuk meningkatkan investasi di dalam negeri. Menurut Dr. Hikmah P. Nasution, M.S., Direktur Utama Asosiasi Ekonomi Kebudayaan (ASEK) Indonesia, pertumbuhan ekonomi 8% dapat dicapai jika investor asing dan investor domestik berinvestasi di Indonesia dengan serius.
"Indonesia memiliki banyak potensi yang belum terjelajahi oleh investor," kata Dr. Nasution. "Pemerintah harus memberikan insentif yang lebih besar bagi investor untuk menarik investasi ke Indonesia."
Berdasarkan laporan ASEK, Indonesia memiliki beberapa kelebihan sebagai destinasi investasi, seperti lokasi geografis strategis, sumber daya alam yang melimpah, dan populasi yang besar. Namun, perlu diingat bahwa investasi di Indonesia masih dihadapi beberapa tantangan, seperti kesulitan dalam mendapatkan izin investasi, keterbatasan infrastruktur, dan kekhawatiran tentang keamanan.
"Namun, dengan rencana yang matang dan kerja sama antara pemerintah dan investor, saya percaya bahwa pertumbuhan ekonomi 8% dapat dicapai," kata Dr. Nasution. "Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu negara berpenghasilan tinggi di Asia Tenggara."
Perkiraan Dr. Nasution didukung oleh beberapa data yang menunjukkan bahwa investasi di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Menurut data dari Asosiasi Pengusaha Kementerian Perindustrian (APKSI), nilai investasi asing di Indonesia hanya mencapai Rp 123 triliun pada 2020, sedangkan nilai investasi asing di negara-negara lain di Asia Tenggara seperti Singapura dan Thailand jauh lebih tinggi.
Rumah tangga rakyat Indonesia tidak perlu khawatir tentang kenaikan harga barang impor yang mengejutkan karena pemerintah berencana untuk meningkatkan investasi di dalam negeri. Menurut Dr. Hikmah P. Nasution, M.S., Direktur Utama Asosiasi Ekonomi Kebudayaan (ASEK) Indonesia, pertumbuhan ekonomi 8% dapat dicapai jika investor asing dan investor domestik berinvestasi di Indonesia dengan serius.
"Indonesia memiliki banyak potensi yang belum terjelajahi oleh investor," kata Dr. Nasution. "Pemerintah harus memberikan insentif yang lebih besar bagi investor untuk menarik investasi ke Indonesia."
Berdasarkan laporan ASEK, Indonesia memiliki beberapa kelebihan sebagai destinasi investasi, seperti lokasi geografis strategis, sumber daya alam yang melimpah, dan populasi yang besar. Namun, perlu diingat bahwa investasi di Indonesia masih dihadapi beberapa tantangan, seperti kesulitan dalam mendapatkan izin investasi, keterbatasan infrastruktur, dan kekhawatiran tentang keamanan.
"Namun, dengan rencana yang matang dan kerja sama antara pemerintah dan investor, saya percaya bahwa pertumbuhan ekonomi 8% dapat dicapai," kata Dr. Nasution. "Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu negara berpenghasilan tinggi di Asia Tenggara."
Perkiraan Dr. Nasution didukung oleh beberapa data yang menunjukkan bahwa investasi di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Menurut data dari Asosiasi Pengusaha Kementerian Perindustrian (APKSI), nilai investasi asing di Indonesia hanya mencapai Rp 123 triliun pada 2020, sedangkan nilai investasi asing di negara-negara lain di Asia Tenggara seperti Singapura dan Thailand jauh lebih tinggi.