Pemkab Jember berhasil menghidupkan kembali lahan-lahan yang sebelumnya kurang produktif, serta memperluas cakupan lahan yang mampu ditanami lebih dari satu musim dalam setahun. Melalui Program Optimalisasi Lahan (OPLAH) 2025, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Jember berhasil menempatkan total alokasi lahan sebesar 4.410 hektare dan melibatkan 107 kelompok tani.
Dalam program ini, seluruh kegiatan dijalankan menggunakan sistem swakelola tipe IV, di mana dana ditransfer langsung ke rekening kelompok tani dan dikelola sepenuhnya oleh mereka. Mekanisme ini memungkinkan petani untuk mengerjakan pembangunan sesuai kebutuhan di lapangan.
OPLAH 2025 membantu menambah akses air bagi banyak petani, sehingga mereka dapat menanam padi lebih dari satu kali dalam setahun. Selain itu, program ini juga memberikan dukungan biaya olah lahan serta bantuan pupuk urea non-subsidi sebanyak 30 kilogram per hektare.
Dalam beberapa tahun terakhir, Jember berhasil meningkatkan produksi padi dan berada di posisi keempat di Jawa Timur dengan hasil sebesar 602 ribu ton. Melalui OPLAH, Jember ingin menembus posisi puncak sebagai daerah dengan produksi padi tertinggi di Jawa Timur.
Peningkatan signifikan yang terlihat di lapangan selama program berlangsung membuat banyak desa dan kelompok tani mengajukan usulan OPLAH 2026 hingga mencapai 11.000 hektare, meskipun kuota awal hanya sekitar 5.000 hektare. Tingginya antusiasme ini menunjukkan bahwa program tersebut dianggap relevan, efektif, dan mampu memberi solusi nyata atas masalah pertanian yang selama ini tidak terselesaikan.
Dalam program ini, seluruh kegiatan dijalankan menggunakan sistem swakelola tipe IV, di mana dana ditransfer langsung ke rekening kelompok tani dan dikelola sepenuhnya oleh mereka. Mekanisme ini memungkinkan petani untuk mengerjakan pembangunan sesuai kebutuhan di lapangan.
OPLAH 2025 membantu menambah akses air bagi banyak petani, sehingga mereka dapat menanam padi lebih dari satu kali dalam setahun. Selain itu, program ini juga memberikan dukungan biaya olah lahan serta bantuan pupuk urea non-subsidi sebanyak 30 kilogram per hektare.
Dalam beberapa tahun terakhir, Jember berhasil meningkatkan produksi padi dan berada di posisi keempat di Jawa Timur dengan hasil sebesar 602 ribu ton. Melalui OPLAH, Jember ingin menembus posisi puncak sebagai daerah dengan produksi padi tertinggi di Jawa Timur.
Peningkatan signifikan yang terlihat di lapangan selama program berlangsung membuat banyak desa dan kelompok tani mengajukan usulan OPLAH 2026 hingga mencapai 11.000 hektare, meskipun kuota awal hanya sekitar 5.000 hektare. Tingginya antusiasme ini menunjukkan bahwa program tersebut dianggap relevan, efektif, dan mampu memberi solusi nyata atas masalah pertanian yang selama ini tidak terselesaikan.