OJK yakin pembiayaan EV tetap positif hingga berakhirnya insentif CBU

Indonesia's Financial Services Authority (OJK) has expressed confidence that the country's electric vehicle (EV) financing is still positive despite the expiration of the current incentive package for electric car buyers, known as the CBU (Come in Built-Up) scheme.

The OJK acknowledges that the absence of incentives will likely have a negative impact on demand for EVs. However, officials remain optimistic about the long-term prospects of Indonesia's EV market.

"We expect the automotive industry to continue growing, driven by increasing demand from environmentally conscious consumers and government support for sustainable energy," said an OJK spokesperson. "Although the CBU scheme has expired, we believe that other incentives, such as tax breaks and subsidies, will help maintain a positive financing environment for EVs."

Industry insiders also point to the potential benefits of Indonesia's EV policy roadmap, which aims to increase the country's electric vehicle market share from 2% in 2020 to 20% by 2025. The OJK is working closely with automotive manufacturers and financiers to support this goal.

"Although we may not see a significant surge in demand immediately after the CBU scheme expires, we expect to see increased investment in EV manufacturing and infrastructure over the next few years," said a senior industry analyst. "This will help drive down production costs and increase access to financing for consumers."

Overall, while the expiration of the CBU scheme presents challenges for Indonesia's EV market, officials remain confident that the country can maintain a positive financing environment and achieve its ambitious targets.
 
aku pikir kalau incentive kembali buat EV gak perlu ada paket lagi kayak sebelumnya 😂. kalau benar-benar tidak ada paket, aku rasa harga EV yang lebih mahal bisa jadi bikin konsumen penasaran. tapi aku juga senang dengerin kalau gov jadi lebih fokus pada infrastruktur EV ya 💻. dan aku yakin kalau jika kita punya infrastruktur yang baik, maka biaya produksi EV akan turun dan akses ke pinjaman akan semakin mudah 🤞.
 
aku pikir pemerintah gak perlu khawatir dengan kehilangan paket promosi untuk pembeli mobil listrik. kalau mau, masing-masing bank dan lembaga keuangan bisa memberikan bantuan atau imbalan khusus untuk pembeli mobil listrik yang berinvestasi di pasar EV nanti. itu bakanya jalan untuk mempertahankan minat pembeli mobil listrik kalau paket promosi expired.
 
aku pikir mau coba EV lagi setelah incentive package expired, mungkin biaya yang lebih murah bakal membuat penjual mobil listrik semakin serius aja 😊. tapi aku juga berharap produksi dan infrastruktur mobil listrik di Indonesia bisa ditingkatkan, jadi tidak harus banyak beli mobil online luar negeri lagi 🚗💸.
 
Aku pikir kalau gak ada paket pilihan listrik (CBU) lagi, konsumen tidak akan mau membeli mobil listrik, tapi aku rasa OJK masih benar-benar optimis. Mungkin karena banyak orang sudah sengaja memilih untuk jadi lebih ramah lingkungan dan OJK masih bisa memberikan bantuan lain seperti pajak yang rendah atau diskon. Bisa dipikirkan juga kalau ada pengusaha yang mau mengembangkan fasilitas produksi mobil listrik di Indonesia, maka biaya produksinya akan menurun dan lebih mudah bagi orang umum untuk mendapatkan pinjaman. Aku masih rasa nanti Indonesia bisa mencapai targetnya 20% mobil listrik pada tahun 2025, tapi aku harap ini bukan hanya kebohongan ya 😊
 
aku pikir ini masih kabur sih, kenapa biar bisa meningkatkan penggunaan mobil listrik nanti kita butuh bantuan dari pemerintah ya? kan sekarang yang ada cuma disertai dengan fasilitas murah-muruhan seperti imbalan atau diskon aja. tapi apa kalau jalan-jalannya di Indonesia masih banyak kotor dan tidak nyaman, siapa mau jadi pengguna mobil listrik nanti?
 
gak bisa percaya lagi kalo pemerintah kita punya rencana untuk meningkatkan produksi mobil listrik tapi masih banyak orang yang belum terbiasa dengan ide tersebut 🤯. itu memang masalahnya, karena kalau tidak ada insentif, maka banyak masyarakat yang belum memiliki uang untuk membeli mobil listrik.

tapi aku pikir ini adalah kesempatan bagus bagi pemerintah kita untuk menciptakan pola pemikiran baru tentang cara menghadapi konsumsi energi. sekarang kita harus berpikir tentang bagaimana cara membuat orang-orang menjadi lebih peduli dengan lingkungan dan konsumsi energinya. apalagi kalau kita juga dapat menawarkan harga yang kompetitif dan insentif lainnya seperti pajak yang lebih rendah untuk mobil listrik 🤑.

misalnya di negara-negara maju, mereka sudah memiliki banyak pilihan mobil listrik dengan harga yang sesuai dan ada banyak promosi dan insentif yang ditawarkan kepada pembeli. kita harus melakukan hal yang sama dan terus berinovasi agar konsumsi energi kami menjadi lebih ramah lingkungan 🌿💚
 
Gue penasaran apa yang bikin OJK terus percaya dengan industri mobil listrik di tanah air ini 🤔. Udah expired scheme CBU apa, tapi masih bisa percaya bahwa biaya pinjaman mobil listrik tidak akan menanjak? Mungkin ada kesan bahwa mereka nggak peduli sama sekali dengan kondisi pasar mobil listrik yang sedang gentur 😐. Jika benar-benar ingin meningkatkan investasi dan produksi mobil listrik, mungkin perlu ada langkah-langkah yang lebih kuat dari OJK, bukannya hanya memprediksi bahwa lainnya akan terjadi 🤑.
 
gak ada keraguan sih kalau beli mobil listrik sekarang akan lebih mahal setelah paket khusus ini habis 😅. tapi aku pikir itu bagus, karena kalau paket khususnya bisa menarik banyak orang untuk beli mobil listrik secara massal, maka biayanya pasti akan naik dan lebih transparan nanti 🤔. tapi aku masih optimis kalau biaya mobil listrik ini akan turun setelah ada produksi di Indonesia sendiri ya, karena hal itu juga menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 🤑.
 
kembali
Top