Harga perak kembali mengejutkan pembaca dengan penurunan yang mendadak, meskipun masih di bawah level psikologis US$54 per troy ounce. Kenaikan harga ini dipicu oleh kombinasi faktor makroekonomi global, sentimen pasar, dan dinamika penawaran-permintaan yang spesifik.
Pasar global menemukan dirumah kembali pada kepanjangan ketegangan dagang AS-China. Sentimen di pasar keuangan semakin memanas seiring dengan munculnya kembali ketegangan antara Amerika Serikat dan China. Ini mendorong pelaku pasar untuk beralih ke aset aman, seperti emas dan perak.
Selain itu, ekspektasi pelonggaran moneter The Federal Reserve juga menjadi faktor yang memicu penurunan suku bunga acuannya. Hal ini membuat dolar AS menjadi kurang menarik, sehingga mendorong investor untuk beralih ke aset lain yang tidak memberikan imbal hasil seperti perak.
Di pasar domestik, harga perak batangan murni juga menyentuh level di atas Rp29.000 per gram. Permintaan fisik dari sektor manufaktur dan industri juga terus menunjukkan tren peningkatan, meskipun masih jauh dari tingkat tertinggi beberapa tahun lalu.
Namun, harga perak masih mengalami koreksi sepanjang pekan ini. Harga naik hingga mencapai level psikologis US$54 per troy ounce kemudian menurun menjadi Rp51,94 per gram. Jika terus mengejutkan, maka ini akan menjadi penurunan keduanya yang terjadi dalam beberapa pekan.
Perlu diingat bahwa harga perak adalah aset yang sangat berfluktuasi dan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, seperti polusi perubahan suku bunga oleh bank sentral, efek pasar terhadap harga komoditas lainnya. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami situasi perdagangan logam mulia terbaik dengan mempertimbangkan strategi yang tepat dan berinvestasi pada produk yang sesuai dengan tujuan investasinya.
Pasar global menemukan dirumah kembali pada kepanjangan ketegangan dagang AS-China. Sentimen di pasar keuangan semakin memanas seiring dengan munculnya kembali ketegangan antara Amerika Serikat dan China. Ini mendorong pelaku pasar untuk beralih ke aset aman, seperti emas dan perak.
Selain itu, ekspektasi pelonggaran moneter The Federal Reserve juga menjadi faktor yang memicu penurunan suku bunga acuannya. Hal ini membuat dolar AS menjadi kurang menarik, sehingga mendorong investor untuk beralih ke aset lain yang tidak memberikan imbal hasil seperti perak.
Di pasar domestik, harga perak batangan murni juga menyentuh level di atas Rp29.000 per gram. Permintaan fisik dari sektor manufaktur dan industri juga terus menunjukkan tren peningkatan, meskipun masih jauh dari tingkat tertinggi beberapa tahun lalu.
Namun, harga perak masih mengalami koreksi sepanjang pekan ini. Harga naik hingga mencapai level psikologis US$54 per troy ounce kemudian menurun menjadi Rp51,94 per gram. Jika terus mengejutkan, maka ini akan menjadi penurunan keduanya yang terjadi dalam beberapa pekan.
Perlu diingat bahwa harga perak adalah aset yang sangat berfluktuasi dan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, seperti polusi perubahan suku bunga oleh bank sentral, efek pasar terhadap harga komoditas lainnya. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami situasi perdagangan logam mulia terbaik dengan mempertimbangkan strategi yang tepat dan berinvestasi pada produk yang sesuai dengan tujuan investasinya.