Eli Cohen, mata-mata Israel yang paling berpengaruh dalam sejarah Mossad, hingga nyaris menjadi Wakil Menteri Pertahanan Suriah. Ia menggunakan identitas samaran Kamel Amin Thaabet dan lahir di Mesir, kemudian direkrut Mossad pada 1954.
Cohen dikirim ke Suriah dengan kedok pengusaha tekstil kaya raya, sementara ia dibekali latar belakang fiktif sebagai pria Suriah yang pindah ke Argentina untuk membangun bisnis keluarga. Ia mulai masuk ke Suriah melalui Jenderal Amin al-Hafez, saat itu atase militer Suriah di Argentina.
Al-Hafez percaya Cohen adalah pengusaha nasionalis yang ingin memulihkan kehormatan Suriah, dan membuka pintu lebar bagi Cohen untuk mengakses pejabat-pejabat tinggi dan elite militer. Namanya semakin melambung setelah ia aktif menggelar pesta yang kerap menjadi tempat bertukarnya informasi strategis.
Cohen kemudian diperkenalkan ke presiden Suriah yang baru, dan dari sana ia mengumpulkan informasi detail tentang pertahanan Suriah yang kemudian dikirim ke Israel melalui kode morse. Operasi itu berlangsung lebih dari tiga tahun dan mencapai puncak ketika Cohen ditawari menjadi Wakil Menteri Pertahanan Suriah.
Namun, nasib berbalik pada 1965. Suatu malam, militer Suriah mendapati sinyal kode morse mencurigakan dari rumah Cohen, dan setelah penyelidikan intensif, ia ditangkap sebagai mata-mata. Presiden al-Hafez dikabarkan murka karena kebocoran intelijen yang menyebabkan Suriah berulang kali kalah dalam konflik melawan Israel.
Cohen kemudian disiksa dan akhirnya dihukum gantung di depan publik pada 18 Mei 1965. Meski telah dieksekusi, dampak operasi Cohen tetap terasa. Informasi yang ia bocorkan membantu Israel memenangkan Perang Enam Hari pada 1967.
Eli Cohen adalah sosok paling berpengaruh dalam sejarah intelijen Timur Tengah, dan operasinya masih menjadi cerita yang menakjubkan hingga hari ini.
Cohen dikirim ke Suriah dengan kedok pengusaha tekstil kaya raya, sementara ia dibekali latar belakang fiktif sebagai pria Suriah yang pindah ke Argentina untuk membangun bisnis keluarga. Ia mulai masuk ke Suriah melalui Jenderal Amin al-Hafez, saat itu atase militer Suriah di Argentina.
Al-Hafez percaya Cohen adalah pengusaha nasionalis yang ingin memulihkan kehormatan Suriah, dan membuka pintu lebar bagi Cohen untuk mengakses pejabat-pejabat tinggi dan elite militer. Namanya semakin melambung setelah ia aktif menggelar pesta yang kerap menjadi tempat bertukarnya informasi strategis.
Cohen kemudian diperkenalkan ke presiden Suriah yang baru, dan dari sana ia mengumpulkan informasi detail tentang pertahanan Suriah yang kemudian dikirim ke Israel melalui kode morse. Operasi itu berlangsung lebih dari tiga tahun dan mencapai puncak ketika Cohen ditawari menjadi Wakil Menteri Pertahanan Suriah.
Namun, nasib berbalik pada 1965. Suatu malam, militer Suriah mendapati sinyal kode morse mencurigakan dari rumah Cohen, dan setelah penyelidikan intensif, ia ditangkap sebagai mata-mata. Presiden al-Hafez dikabarkan murka karena kebocoran intelijen yang menyebabkan Suriah berulang kali kalah dalam konflik melawan Israel.
Cohen kemudian disiksa dan akhirnya dihukum gantung di depan publik pada 18 Mei 1965. Meski telah dieksekusi, dampak operasi Cohen tetap terasa. Informasi yang ia bocorkan membantu Israel memenangkan Perang Enam Hari pada 1967.
Eli Cohen adalah sosok paling berpengaruh dalam sejarah intelijen Timur Tengah, dan operasinya masih menjadi cerita yang menakjubkan hingga hari ini.