Pihak pemerintah masih melakukan kesalahan dalam mengelola Taman Nasional Tesso Nilo, Riau. Menteri Agraria dan Tata Ruang, Nusron Wahid, menyatakan ada pihak yang melakukan kelalaian dalam penerbitan sertifikat hak milik (SHM) untuk warga di area tersebut. Ini kemudian mengakibatkan konflik lahan yang masih berlanjut hingga saat ini.
Nusron mengaku sudah membatalkan 1.040 sertifikat SHM ilegal, tetapi ada pihak lain yang melakukan kesalahan dalam penerbitan tersebut. Dia juga menyangkal pernyataan bahwa warga sudah berada di sana secara sah lebih lama dibandingkan keputusan Tesso Nilo menjadi hutan lindung di tahun 2004.
Kapaspenkum Kejaksaan Agung, Harli Siregar, mengemukakan bahwa area tersebut seharusnya masuk ke kawasan hutan lindung dan tidak untuk tempat tinggal. Namun, para penduduk di area tersebut sudah memiliki dokumen kependudukan.
Satgas PKH menemukan adanya penerbitan sertifikat kepemilikan tanah yang salah, padahal area Taman Nasional Tesso Nilo sepenuhnya kawasan hutan lindung yang dimiliki negara. Selain itu, terjadi konflik antarkelompok berkaitan dengan pemburuan satwa langka.
Nusron akhirnya menyatakan bahwa dia tidak ingin memuji siapa pun yang melakukan kesalahan dalam penerbitan SHM. Dia hanya mengakui bahwa ada kesalahan dan akan melakukan upaya untuk mematikan sumber daya alam di area tersebut.
Nusron mengaku sudah membatalkan 1.040 sertifikat SHM ilegal, tetapi ada pihak lain yang melakukan kesalahan dalam penerbitan tersebut. Dia juga menyangkal pernyataan bahwa warga sudah berada di sana secara sah lebih lama dibandingkan keputusan Tesso Nilo menjadi hutan lindung di tahun 2004.
Kapaspenkum Kejaksaan Agung, Harli Siregar, mengemukakan bahwa area tersebut seharusnya masuk ke kawasan hutan lindung dan tidak untuk tempat tinggal. Namun, para penduduk di area tersebut sudah memiliki dokumen kependudukan.
Satgas PKH menemukan adanya penerbitan sertifikat kepemilikan tanah yang salah, padahal area Taman Nasional Tesso Nilo sepenuhnya kawasan hutan lindung yang dimiliki negara. Selain itu, terjadi konflik antarkelompok berkaitan dengan pemburuan satwa langka.
Nusron akhirnya menyatakan bahwa dia tidak ingin memuji siapa pun yang melakukan kesalahan dalam penerbitan SHM. Dia hanya mengakui bahwa ada kesalahan dan akan melakukan upaya untuk mematikan sumber daya alam di area tersebut.