China Baru Menggabungkan Oseanografi dan Teknologi untuk Menguasai Laut. Tidak hanya memperluas kekuasaannya di Samudra Hindia dan Pasifik, tapi juga mendapatkan keuntungan strategis dengan cara yang tidak kalah cerdas dari militer.
Seorang peneliti yang fokus pada kebijakan luar negeri China, Rishan Shen, mengatakan bahwa strategi maritim China telah memasuki perairan yang lebih dalam, melampaui modernisasi angkatan laut dan pembangunan pulau. Beijing menggunakan ilmu oseanografi sebagai alat kekuatan baru untuk memperluas pengaruhnya.
"China menciptakan 'bentuk kekuatan baru' yang 'halus, berkelanjutan dan sulit dilawan dengan penelitian bawah laut'," kata Shen dalam kolom tulisan di media Myanmar, Irrawaddy. "Yang tampak sebagai kerja sama ilmiah sebenarnya adalah upaya jangka panjang untuk mengubah ilmu kelautan menjadi instrumen geopolitik."
Oseanografi saat ini menentukan operasi kapal selam, komunikasi bawah air, dan akses ke harta karun baru seperti mineral penting logam tanah jarang. Di bawah Kementerian Sumber Daya Alam, China sendiri telah membangun salah satu armada penelitian sipil terbesar di dunia, yang secara rutin melakukan survei laut dalam di Samudra Hindia dan Pasifik.
Data yang dikumpulkan dari misi-misi ini adalah akumulasi data topografi bawah air dan pola suara yang kemudian dapat dimobilisasi untuk keuntungan strategis. Strategi China secara mantap meningkatkan jangkauan militer dengan menyediakan intelijen dasar laut terperinci.
"Ekspansi oseanografi ini secara mantap meningkatkan jangkauan militer China dengan menyediakan intelijen dasar laut terperinci. Hal ini meningkatkan kemampuan kapal selam dan pengawasan," ungkap Shen.
China juga berfokus pada pengendalian sumber daya laut dalam dan memperkuat kendali ekonomi. Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Mineral Laut China (COMRA) memegang banyak kontrak eksplorasi dari Otoritas Dasar Laut Internasional.
"Kontrak ini mencakup wilayah dasar laut yang kaya akan kobalt, nikel, dan mineral tanah jarang yang akan menentukan teknologi masa depan dan transisi energi," tandas Shen.
Di Pasifik, China memperluas kerja sama ini dengan negara-negara kepulauan seperti Cook Islands dan Tonga, melalui perjanjian survei dasar laut, transfer teknologi, dan pelatihan.
Seorang peneliti yang fokus pada kebijakan luar negeri China, Rishan Shen, mengatakan bahwa strategi maritim China telah memasuki perairan yang lebih dalam, melampaui modernisasi angkatan laut dan pembangunan pulau. Beijing menggunakan ilmu oseanografi sebagai alat kekuatan baru untuk memperluas pengaruhnya.
"China menciptakan 'bentuk kekuatan baru' yang 'halus, berkelanjutan dan sulit dilawan dengan penelitian bawah laut'," kata Shen dalam kolom tulisan di media Myanmar, Irrawaddy. "Yang tampak sebagai kerja sama ilmiah sebenarnya adalah upaya jangka panjang untuk mengubah ilmu kelautan menjadi instrumen geopolitik."
Oseanografi saat ini menentukan operasi kapal selam, komunikasi bawah air, dan akses ke harta karun baru seperti mineral penting logam tanah jarang. Di bawah Kementerian Sumber Daya Alam, China sendiri telah membangun salah satu armada penelitian sipil terbesar di dunia, yang secara rutin melakukan survei laut dalam di Samudra Hindia dan Pasifik.
Data yang dikumpulkan dari misi-misi ini adalah akumulasi data topografi bawah air dan pola suara yang kemudian dapat dimobilisasi untuk keuntungan strategis. Strategi China secara mantap meningkatkan jangkauan militer dengan menyediakan intelijen dasar laut terperinci.
"Ekspansi oseanografi ini secara mantap meningkatkan jangkauan militer China dengan menyediakan intelijen dasar laut terperinci. Hal ini meningkatkan kemampuan kapal selam dan pengawasan," ungkap Shen.
China juga berfokus pada pengendalian sumber daya laut dalam dan memperkuat kendali ekonomi. Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Mineral Laut China (COMRA) memegang banyak kontrak eksplorasi dari Otoritas Dasar Laut Internasional.
"Kontrak ini mencakup wilayah dasar laut yang kaya akan kobalt, nikel, dan mineral tanah jarang yang akan menentukan teknologi masa depan dan transisi energi," tandas Shen.
Di Pasifik, China memperluas kerja sama ini dengan negara-negara kepulauan seperti Cook Islands dan Tonga, melalui perjanjian survei dasar laut, transfer teknologi, dan pelatihan.