MUI Menetapkan Mantan Presiden sebagai Pahlawan Nasional, Kenapa?
Ketua MUI Fatwa Asrorun Niam Sholeh mengajak bangsa Indonesia bersatu dan saling mendukung dalam membangun pahlawan nasional. Menurutnya, setiap zaman ada tokoh pahlawannya dan para mantan presiden yang telah memimpin RI layak dianggap sebagai pahlawan.
"Setiap zaman ada tokoh pahlawannya. Kita harus menghargai perjuangan para tokoh pemimpin bangsa, termasuk para mantan Presiden yang telah memimpin Indonesia. Mereka adalah pahlawan bagi bangsa Indonesia. Pak Karno, Pak Harto, Pak Habibi, dan Gus Dur, adalah para pemimpin bangsa yang layak menjadi pahlawan," kata Asrorun Niam Sholeh.
Menurut Asrorun, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya, termasuk para pemimpin negara yang sudah mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara. Ia meminta masyarakat tidak menyimpan dendam dan mengungkit keburukan para pemimpin terdahulu karena memang tidak ada orang yang sempurna.
Asrorun juga menekankan pentingnya merangkul dan membangun harmoni serta kebersamaan antara berbagai latar belakang. Ia menyebutkan bahwa usulan pahlawan dari para tokoh berbagai latar belakang itu menunjukkan kenegarawanan Presiden Prabowo untuk merangkul dan membangun harmoni serta kebersamaan.
Dalam Islam, diperintahkan untuk mengingat jasa dan kebaikan orang yang telah wafat, terlebih itu adalah pemimpin yang secara nyata telah berjasa dan menanam kebaikan bagi bangsa.
Ketua MUI Fatwa Asrorun Niam Sholeh mengajak bangsa Indonesia bersatu dan saling mendukung dalam membangun pahlawan nasional. Menurutnya, setiap zaman ada tokoh pahlawannya dan para mantan presiden yang telah memimpin RI layak dianggap sebagai pahlawan.
"Setiap zaman ada tokoh pahlawannya. Kita harus menghargai perjuangan para tokoh pemimpin bangsa, termasuk para mantan Presiden yang telah memimpin Indonesia. Mereka adalah pahlawan bagi bangsa Indonesia. Pak Karno, Pak Harto, Pak Habibi, dan Gus Dur, adalah para pemimpin bangsa yang layak menjadi pahlawan," kata Asrorun Niam Sholeh.
Menurut Asrorun, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya, termasuk para pemimpin negara yang sudah mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara. Ia meminta masyarakat tidak menyimpan dendam dan mengungkit keburukan para pemimpin terdahulu karena memang tidak ada orang yang sempurna.
Asrorun juga menekankan pentingnya merangkul dan membangun harmoni serta kebersamaan antara berbagai latar belakang. Ia menyebutkan bahwa usulan pahlawan dari para tokoh berbagai latar belakang itu menunjukkan kenegarawanan Presiden Prabowo untuk merangkul dan membangun harmoni serta kebersamaan.
Dalam Islam, diperintahkan untuk mengingat jasa dan kebaikan orang yang telah wafat, terlebih itu adalah pemimpin yang secara nyata telah berjasa dan menanam kebaikan bagi bangsa.