Mengenai pengumuman Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang akan melakukan penyesuaian jumlah float bagi membuat pasar saham di Indonesia ambrol, ternyata efeknya telah terasa. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meluncur lebih dari 4% pada perdagangan hari ini, Senin (27/10/2025). MSCI sendiri sedang mencari masukan dari para pelaku pasar mengenai rencana penggunaan laporan kepemilikan efek bulanan yang diterbitkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai data tambahan untuk memperkirakan jumlah saham beredar bebas (free float) untuk saham di Indonesia.
Pengumuman ini disinyalir bakal menurunkan nilai free float bagi saham-saham konglomerat yang selama ini menjadi penopang IHSG. Dengan demikian, porsi saham Indonesia dalam indeks MSCI bisa turun, yang berpotensi menyebabkan arus keluar modal asing (capital outflow). Selain itu, beberapa saham Indonesia diuntungkan dari aturan pembulatan lama, sehingga jika aturan baru diterapkan, mereka bisa kehilangan posisi di indeks.
Beberapa saham yang paling berisiko dikeluarkan dari indeks tersebut yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Sementara itu, beberapa saham yang bisa menguntungkan adalah saham-saham yang memiliki kepemilikan besar oleh publik, sehingga tidak akan dipengaruhi oleh aturan baru ini.
Dampaknya bagi Indonesia, karena banyak perusahaan Indonesia memiliki kepemilikan besar oleh korporasi atau kelompok tertentu (bukan publik), aturan baru ini bisa menurunkan nilai free float mereka. Akibatnya, porsi saham Indonesia dalam indeks MSCI bisa turun, yang berpotensi menyebabkan arus keluar modal asing (capital outflow).
Sementara itu, pengumuman MSCI sering dimanfaatkan pelaku pasar untuk berspekulasi terhadap saham-saham yang berpotensi masuk. Ini menciptakan volatilitas jangka pendek yang bisa dimanfaatkan oleh trader aktif. Dengan demikian, para investor perlu menjaga kesadaran dan mengawasi tren pasar agar tidak kalah dalam permainan ini.
Pengumuman ini disinyalir bakal menurunkan nilai free float bagi saham-saham konglomerat yang selama ini menjadi penopang IHSG. Dengan demikian, porsi saham Indonesia dalam indeks MSCI bisa turun, yang berpotensi menyebabkan arus keluar modal asing (capital outflow). Selain itu, beberapa saham Indonesia diuntungkan dari aturan pembulatan lama, sehingga jika aturan baru diterapkan, mereka bisa kehilangan posisi di indeks.
Beberapa saham yang paling berisiko dikeluarkan dari indeks tersebut yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Sementara itu, beberapa saham yang bisa menguntungkan adalah saham-saham yang memiliki kepemilikan besar oleh publik, sehingga tidak akan dipengaruhi oleh aturan baru ini.
Dampaknya bagi Indonesia, karena banyak perusahaan Indonesia memiliki kepemilikan besar oleh korporasi atau kelompok tertentu (bukan publik), aturan baru ini bisa menurunkan nilai free float mereka. Akibatnya, porsi saham Indonesia dalam indeks MSCI bisa turun, yang berpotensi menyebabkan arus keluar modal asing (capital outflow).
Sementara itu, pengumuman MSCI sering dimanfaatkan pelaku pasar untuk berspekulasi terhadap saham-saham yang berpotensi masuk. Ini menciptakan volatilitas jangka pendek yang bisa dimanfaatkan oleh trader aktif. Dengan demikian, para investor perlu menjaga kesadaran dan mengawasi tren pasar agar tidak kalah dalam permainan ini.