Harga Perak Sempat Menembus Rekor US$60 per Troy Ons, Mengutamakan Dua Pekan Kenaikan Beruntun
Perak memang dikenal sebagai "logam iblis" (devil's metal) karena volatilitasnya yang menjadi bintang di pasar komoditas. Harga perak yang semakin meningkat telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yaitu US$59,32 per troy ons secara intraday.
Selama periode awal Desember, harga perak menyentuh rekor lagi, bahkan sedikit lagi bisa menembus level US$60 per troy ons. Sampai penutupan perdagangan Jumat (5/12/2025), harga perak di pasar spot berada di US$58,27 per troy ons, dalam sehari menguat 2,04% dari periode sebelumnya.
Kenaikan harga ini terjadi di tengah menurunnya pasokan akibat penurunan produksi tambang perak global selama 10 tahun terakhir, khususnya di Amerika Tengah dan Selatan, karena penutupan tambang dan penipisan sumber daya.
Paul Syms, Kepala manajemen produk ETF dan komoditas Invesco, mengatakan bahwa pasar perak hanya sekitar sepersepuluh dari ukuran pasar emas. Sehingga pengetatan pasokan dapat menyebabkan lonjakan harga yang mengejutkan.
Meskipun ini adalah kenaikan harga, namun Syms juga melihat ada perubahan dinamika dalam jangka panjang yang dapat menjaga perak pada harga yang cukup tinggi dan mungkin terus naik untuk beberapa waktu ke depan.
Dalam keseluruhan, permintaan industri serta investasi semakin besar menjadi faktor penentu harga perak. Bahkan, baterai perak solid-state akan memerlukan lebih banyak logam ini.
Perak memang dikenal sebagai "logam iblis" (devil's metal) karena volatilitasnya yang menjadi bintang di pasar komoditas. Harga perak yang semakin meningkat telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yaitu US$59,32 per troy ons secara intraday.
Selama periode awal Desember, harga perak menyentuh rekor lagi, bahkan sedikit lagi bisa menembus level US$60 per troy ons. Sampai penutupan perdagangan Jumat (5/12/2025), harga perak di pasar spot berada di US$58,27 per troy ons, dalam sehari menguat 2,04% dari periode sebelumnya.
Kenaikan harga ini terjadi di tengah menurunnya pasokan akibat penurunan produksi tambang perak global selama 10 tahun terakhir, khususnya di Amerika Tengah dan Selatan, karena penutupan tambang dan penipisan sumber daya.
Paul Syms, Kepala manajemen produk ETF dan komoditas Invesco, mengatakan bahwa pasar perak hanya sekitar sepersepuluh dari ukuran pasar emas. Sehingga pengetatan pasokan dapat menyebabkan lonjakan harga yang mengejutkan.
Meskipun ini adalah kenaikan harga, namun Syms juga melihat ada perubahan dinamika dalam jangka panjang yang dapat menjaga perak pada harga yang cukup tinggi dan mungkin terus naik untuk beberapa waktu ke depan.
Dalam keseluruhan, permintaan industri serta investasi semakin besar menjadi faktor penentu harga perak. Bahkan, baterai perak solid-state akan memerlukan lebih banyak logam ini.