Kisah Seorang Gadis Kepuasan dengan Sekolah Rakyat: "Membaca, Menulis, dan Bangkit"
Di balik cerita tentang anak didik yang terdeteksi buta huruf, ada latar belakang keluarga sederhana yang harus menghadapi tantangan ekonomi. Merlin, seorang siswi kelas 1 di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 29 Jayapura, Papua, adalah salah satu contoh dari program sekolah berasrama gratis yang diterjunkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
Guru Merlin, Sinta Ari Susanti, memberikan pujian kepada siswi yang terus berusaha hingga akhirnya bisa membaca dan menulis. Meskipun memiliki ijazah SD dan SMP, Merlin selama ini tidak terdeteksi buta huruf karena hanya menghafal. Namun, setelah dikonsultasikan dengan guru, program khusus untuk membantu siswa seperti Merlin mulai dijalankan.
Dengan pendekatan yang unik, gurunya menggunakan metode satu demi satu untuk membantu Merlin memahami konsep huruf dan abjad. Dukungan dari teman-temannya juga menjadi daya motivasi bagi siswi tersebut. Setelah empat bulan berlatih, hasilnya luar biasa!
Melihat kemajuan belajar Merlin, keluarganya yang tergolong miskin pun merasa bangga dan bahagia. Melihat anaknya bisa membaca dan menulis memberikan harapan bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan hingga tingkatan lebih tinggi.
Program sekolah berasrama gratis ini menjadi solusi bagi siswa seperti Merlin yang terdampak by the poverty. Mereka dapat memperoleh kesempatan untuk belajar dengan penuh fokus dan mendapatkan perhatian dari guru-guru yang lebih baik dibandingkan saat di rumah.
Terakhir, kemajuan Merlin menunjukkan bahwa harapan bagi siswa-siswi Papua yang terdampak kekurangan pendidikan tidaklah sia-sia. Di balik cerita ini tertera potensi dan kemampuan belajar setiap individu untuk menghadapi tantangan yang di hadapkannya.
Di balik cerita tentang anak didik yang terdeteksi buta huruf, ada latar belakang keluarga sederhana yang harus menghadapi tantangan ekonomi. Merlin, seorang siswi kelas 1 di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 29 Jayapura, Papua, adalah salah satu contoh dari program sekolah berasrama gratis yang diterjunkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
Guru Merlin, Sinta Ari Susanti, memberikan pujian kepada siswi yang terus berusaha hingga akhirnya bisa membaca dan menulis. Meskipun memiliki ijazah SD dan SMP, Merlin selama ini tidak terdeteksi buta huruf karena hanya menghafal. Namun, setelah dikonsultasikan dengan guru, program khusus untuk membantu siswa seperti Merlin mulai dijalankan.
Dengan pendekatan yang unik, gurunya menggunakan metode satu demi satu untuk membantu Merlin memahami konsep huruf dan abjad. Dukungan dari teman-temannya juga menjadi daya motivasi bagi siswi tersebut. Setelah empat bulan berlatih, hasilnya luar biasa!
Melihat kemajuan belajar Merlin, keluarganya yang tergolong miskin pun merasa bangga dan bahagia. Melihat anaknya bisa membaca dan menulis memberikan harapan bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan hingga tingkatan lebih tinggi.
Program sekolah berasrama gratis ini menjadi solusi bagi siswa seperti Merlin yang terdampak by the poverty. Mereka dapat memperoleh kesempatan untuk belajar dengan penuh fokus dan mendapatkan perhatian dari guru-guru yang lebih baik dibandingkan saat di rumah.
Terakhir, kemajuan Merlin menunjukkan bahwa harapan bagi siswa-siswi Papua yang terdampak kekurangan pendidikan tidaklah sia-sia. Di balik cerita ini tertera potensi dan kemampuan belajar setiap individu untuk menghadapi tantangan yang di hadapkannya.