Zohran Mamdani, Wali Kota New York yang baru saja terpilih sebagai pemuda berusia 34 tahun ini, telah membuat banyak rakyat New York menjadi bangga. Ia tidak hanya memiliki visi untuk mengembangkan kota, tetapi juga telah menunjukkan bahwa dirinya adalah salah satu dari mereka, bukan hanya seorang pejabat yang jauh dari warga.
Mamdani memenangkan suara dengan perbedaan yang sangat luas, mencapai 50,4 persen suara. Ini tidak hanya menjadi sejarah baru bagi New York, tetapi juga tanda bahwa seorang yang awalnya diremehkan dan berkali-kali kena serang kampanye hitam, mampu membuktikan diri keluar sebagai yang paling pantas di hati warga kota.
Mamdani menghabiskan sebagian besar masa kampanyenya dengan berkeliling kota, menunjukkan bahwa dia adalah salah satu dari mereka. Dia tidak memperlakukan warga sebagai sekadar lumbung suara, tetapi juga menempatkan mereka sebagai instrumen politik kewargaan yang berpartisipasi dalam membangun kota.
Sosok Mamdani merepresentasikan imigran serta warna keberagaman New York yang inklusif. Ini membuatnya menjadi antitesis Donald Trump yang membingkai imigran sebagai ancaman bagi Amerika Serikat.
Mamdani juga merangkul para podcaster dan influencer. Baru-baru ini, dia menyelenggarakan konferensi pers khusus dengan para pembuat konten yang menurut kampanyenya agar menjangkau audiens baru dan yang kurang terlibat dalam politik.
Kunci utama kesuksesan Mamdani yang sesungguhnya boleh jadi adalah keberanian bersikap kokoh dalam membela rakyat. Dia tidak menjadi oportunis dan hipokrit, tetapi juga menunjukkan bahwa menjadi politisi yang berhasil tidak harus menjadi hal yang mudah.
Sikap kokoh seperti itu sesungguhnya hal yang sangat dinantikan oleh rakyat di manapun mereka berada. Dari sikap itulah dunia politik sesungguhnya akan tetap dihargai oleh rakyat karena akan tetap menerbitkan asa dan harapan bagi semua.
Mamdani memenangkan suara dengan perbedaan yang sangat luas, mencapai 50,4 persen suara. Ini tidak hanya menjadi sejarah baru bagi New York, tetapi juga tanda bahwa seorang yang awalnya diremehkan dan berkali-kali kena serang kampanye hitam, mampu membuktikan diri keluar sebagai yang paling pantas di hati warga kota.
Mamdani menghabiskan sebagian besar masa kampanyenya dengan berkeliling kota, menunjukkan bahwa dia adalah salah satu dari mereka. Dia tidak memperlakukan warga sebagai sekadar lumbung suara, tetapi juga menempatkan mereka sebagai instrumen politik kewargaan yang berpartisipasi dalam membangun kota.
Sosok Mamdani merepresentasikan imigran serta warna keberagaman New York yang inklusif. Ini membuatnya menjadi antitesis Donald Trump yang membingkai imigran sebagai ancaman bagi Amerika Serikat.
Mamdani juga merangkul para podcaster dan influencer. Baru-baru ini, dia menyelenggarakan konferensi pers khusus dengan para pembuat konten yang menurut kampanyenya agar menjangkau audiens baru dan yang kurang terlibat dalam politik.
Kunci utama kesuksesan Mamdani yang sesungguhnya boleh jadi adalah keberanian bersikap kokoh dalam membela rakyat. Dia tidak menjadi oportunis dan hipokrit, tetapi juga menunjukkan bahwa menjadi politisi yang berhasil tidak harus menjadi hal yang mudah.
Sikap kokoh seperti itu sesungguhnya hal yang sangat dinantikan oleh rakyat di manapun mereka berada. Dari sikap itulah dunia politik sesungguhnya akan tetap dihargai oleh rakyat karena akan tetap menerbitkan asa dan harapan bagi semua.