Pemicu hujan mikroplastik di Jakarta ternyata sangat sederhana. Yang memanggil ini fenomena tersebut adalah sistem pembuangan sampah yang hanya ditumpuk dan tak ditutup. Sampah yang dimaksud ini adalah sampah plastik yang tidak segera ditangani di tempat pembuangan akhir.
Hingga saat ini, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) masih menerapkan sistem pembuangan sampah dengan konsep dumping. Konsep dumping ini berarti semua sampah akan ditumpuk tanpa ada yang dibuang ke tempat pembuangan akhir yang benar.
Jika sampah plastik ini tidak segera ditangani, maka akan terjadi hujan mikron yang kemudian berubah menjadi mikroplastik dan dapat berterbangan ke udara dan mencemari air di wilayah perkotaan. Pada saat angin kencang, maka mikroplastik ini juga turun bersama hujan dan dapat menyebabkan pencemaran air dan udara yang lebih luas.
Sampah plastik yang tidak segera ditangani adalah akar masalah dari kasus hujan mikroplastik. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendorong pembangunan fasilitas waste to energy di berbagai daerah sekitar Jakarta untuk mengurangi ketergantungan pada sistem pembuangan terbuka yang berpotensi mencemari lingkungan.
Namun, masih ada kekurangan perihal kesiapan tanahnya. Bekasi sudah jadi target waste of energy, Tangerang juga, Bogor juga, dan Jakarta juga menjadi target, tapi sampai hari ini tanahnya belum siap. Oleh karena itu, permasalahan pencemaran di wilayah perkotaan merupakan persoalan serius yang perlu segera diperhatikan.
Percepatan penanganan sampah harus diutamakan agar tidak mencemari lingkungan yang lebih luas. Kalau kita tidak segera tangani, maka selain pencemaran air, pencemaran udara melalui mikroplastik akan menjadi masalah yang tidak bisa lagi dianggap sebagai masalah kecil.
Hingga saat ini, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) masih menerapkan sistem pembuangan sampah dengan konsep dumping. Konsep dumping ini berarti semua sampah akan ditumpuk tanpa ada yang dibuang ke tempat pembuangan akhir yang benar.
Jika sampah plastik ini tidak segera ditangani, maka akan terjadi hujan mikron yang kemudian berubah menjadi mikroplastik dan dapat berterbangan ke udara dan mencemari air di wilayah perkotaan. Pada saat angin kencang, maka mikroplastik ini juga turun bersama hujan dan dapat menyebabkan pencemaran air dan udara yang lebih luas.
Sampah plastik yang tidak segera ditangani adalah akar masalah dari kasus hujan mikroplastik. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendorong pembangunan fasilitas waste to energy di berbagai daerah sekitar Jakarta untuk mengurangi ketergantungan pada sistem pembuangan terbuka yang berpotensi mencemari lingkungan.
Namun, masih ada kekurangan perihal kesiapan tanahnya. Bekasi sudah jadi target waste of energy, Tangerang juga, Bogor juga, dan Jakarta juga menjadi target, tapi sampai hari ini tanahnya belum siap. Oleh karena itu, permasalahan pencemaran di wilayah perkotaan merupakan persoalan serius yang perlu segera diperhatikan.
Percepatan penanganan sampah harus diutamakan agar tidak mencemari lingkungan yang lebih luas. Kalau kita tidak segera tangani, maka selain pencemaran air, pencemaran udara melalui mikroplastik akan menjadi masalah yang tidak bisa lagi dianggap sebagai masalah kecil.