Kasus cemaran caesium di Pulau Serangan, Jakarta, yang melibatkan PT Bakosurtama International Group (BSIG) dan beberapa perusahaan lain, sedang mendapat perhatian dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Menurut Menteri Lingkungan Hidup, ShalizaUT, perusahaan-perusahaan yang melibatkan dalam kejadian tersebut "malah lalai" dalam menerapkan teknologi pengendalian caesium.
"Saat ini kami masih menemukan banyak kesalahan dan kekurangan dari mereka yang terlibat dalam kasus ini," kata Menteri ShalizaUT dalam sebuah pertemuan dengan media di Jakarta, Kamis (14/2/2024). "Kami akan terus memantau dan menyelidiki untuk menentukan siapa-siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini."
Menurut informasi yang diterima, PT BSIG merupakan salah satu perusahaan yang berkepentingan dalam proyek pembangunan penumpangan feri di Pulau Serangan. Namun, perusahaan tersebut "malah" melakukan cemaran caesium secara tidak sengaja saat melakukan pengujian pada lokasi proyek.
"Pada bulan Desember 2023, kami melakukan pengujian di lokasi proyek dan ternyata ada adanya caesium yang berlebihan," kata Direktur Operasional PT BSIG, R. Teguh Prasetya, saat ditemui oleh Tribun Jakarta. "Kami tidak sadar bahwa pengujian tersebut dapat menyebabkan cemaran di lokasi tersebut."
Menurut informasi yang diterima, caesium tersebut berasal dari bahan kimia yang digunakan dalam pengujian. Namun, perusahaan-perusahaan tersebut tidak memadukan dengan teknologi pengendalian yang lebih baik untuk mengontrol emisi-emi tersebut.
"Kami akan melakukan penyelidikan dan tindakan hukum terhadap mereka yang bertanggung jawab atas kejadian ini," ujar Menteri ShalizaUT.
"Saat ini kami masih menemukan banyak kesalahan dan kekurangan dari mereka yang terlibat dalam kasus ini," kata Menteri ShalizaUT dalam sebuah pertemuan dengan media di Jakarta, Kamis (14/2/2024). "Kami akan terus memantau dan menyelidiki untuk menentukan siapa-siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini."
Menurut informasi yang diterima, PT BSIG merupakan salah satu perusahaan yang berkepentingan dalam proyek pembangunan penumpangan feri di Pulau Serangan. Namun, perusahaan tersebut "malah" melakukan cemaran caesium secara tidak sengaja saat melakukan pengujian pada lokasi proyek.
"Pada bulan Desember 2023, kami melakukan pengujian di lokasi proyek dan ternyata ada adanya caesium yang berlebihan," kata Direktur Operasional PT BSIG, R. Teguh Prasetya, saat ditemui oleh Tribun Jakarta. "Kami tidak sadar bahwa pengujian tersebut dapat menyebabkan cemaran di lokasi tersebut."
Menurut informasi yang diterima, caesium tersebut berasal dari bahan kimia yang digunakan dalam pengujian. Namun, perusahaan-perusahaan tersebut tidak memadukan dengan teknologi pengendalian yang lebih baik untuk mengontrol emisi-emi tersebut.
"Kami akan melakukan penyelidikan dan tindakan hukum terhadap mereka yang bertanggung jawab atas kejadian ini," ujar Menteri ShalizaUT.