Pada saat yang tidak terduga, KONI dan KOI memutuskan untuk mencapai kesepakatan dalam menyelesaikan dualisme kepengurusan cabang olahraga. Hal ini diungkap oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat lalu.
Menurut Erick, hal tersebut berdasarkan kesepakatan bersama antara KONI dan KOI, yang mana KONI Pusat dan Komite Olimpiade Indonesia sepakat untuk mengakhiri dualisme sejumlah cabang olahraga. Hal ini akan membantu memastikan bahwa para atlet tidak terkorbankan dalam proses penyelesaian tersebut.
"Jangan sampai atlet-atlet menjadi korban. Mereka masa depan bangsa kita yang akan mengibarkan bendera Merah Putih di luar negeri," kata Erick Thohir.
Menurut Erick, hal ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa masalah tata kelola organisasi olahraga prestasi yang berlarut-larut menjadi prioritas utama untuk segera diselesaikan. Hal ini diharapkan dapat membantu terwujudnya kedigdayaan Indonesia di pentas olahraga dunia sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Dengan kesepakatan tersebut, Erick berharap bahwa sejumlah cabang olahraga seperti tenis meja, anggar, tinju, berkuda, dan sepak takraw dapat menyelesaikan dualisme kepengurusan mereka. Hal ini juga berarti bahwa para atlet dapat berkompetisi di berbagai ajang tingkat nasional maupun internasional dengan lebih stabil dan terorganisir.
Menurut Erick, hal tersebut berdasarkan kesepakatan bersama antara KONI dan KOI, yang mana KONI Pusat dan Komite Olimpiade Indonesia sepakat untuk mengakhiri dualisme sejumlah cabang olahraga. Hal ini akan membantu memastikan bahwa para atlet tidak terkorbankan dalam proses penyelesaian tersebut.
"Jangan sampai atlet-atlet menjadi korban. Mereka masa depan bangsa kita yang akan mengibarkan bendera Merah Putih di luar negeri," kata Erick Thohir.
Menurut Erick, hal ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa masalah tata kelola organisasi olahraga prestasi yang berlarut-larut menjadi prioritas utama untuk segera diselesaikan. Hal ini diharapkan dapat membantu terwujudnya kedigdayaan Indonesia di pentas olahraga dunia sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Dengan kesepakatan tersebut, Erick berharap bahwa sejumlah cabang olahraga seperti tenis meja, anggar, tinju, berkuda, dan sepak takraw dapat menyelesaikan dualisme kepengurusan mereka. Hal ini juga berarti bahwa para atlet dapat berkompetisi di berbagai ajang tingkat nasional maupun internasional dengan lebih stabil dan terorganisir.