Kabar Menlu Sugiono Mengenai Kunjungan Prabowo ke Israel Dikecualikan
Menurut sumber-sumber yang terkait dengan masalah tersebut, terdapat rumor bahwa Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meninggalkan program kunjungannya ke Amerika Selatan dan mengalihkan perhatiannya menuju Israel. Namun, dalam sebuah kemenangan kebingungan ini, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyangkal secara utuh klaim tersebut.
"Sekali lagi, kami ingin memberikan klarifikasi bahwa Presiden tidak memiliki rencana untuk mengunjungi negara Israel," ujar Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Menlu Sugiono dalam sebuah kemenangan di media. "Rencana kunjungan Presiden ke Amerika Selatan sangat serius dan telah direncanakan sejak lama. Kami tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman atau kebingungan."
Menurut sumber-sumber yang terkait dengan masalah tersebut, klaim tentang kunjungan Prabowo ke Israel mungkin dibuat untuk menciptakan kerumunan di media dan mendorong perdebatan politik. Namun, Kemenlu Sugiono tetap menegaskan bahwa tidak ada bukti yang memadai untuk mendukung klaim tersebut.
"Kami berharap agar semua pihak dapat fokus pada hal-hal yang benar dan tidak terburu-buru dalam menyebarkan informasi yang tidak jelas," kata Menlu Sugiono.
Menurut sumber-sumber yang terkait dengan masalah tersebut, terdapat rumor bahwa Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meninggalkan program kunjungannya ke Amerika Selatan dan mengalihkan perhatiannya menuju Israel. Namun, dalam sebuah kemenangan kebingungan ini, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyangkal secara utuh klaim tersebut.
"Sekali lagi, kami ingin memberikan klarifikasi bahwa Presiden tidak memiliki rencana untuk mengunjungi negara Israel," ujar Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Menlu Sugiono dalam sebuah kemenangan di media. "Rencana kunjungan Presiden ke Amerika Selatan sangat serius dan telah direncanakan sejak lama. Kami tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman atau kebingungan."
Menurut sumber-sumber yang terkait dengan masalah tersebut, klaim tentang kunjungan Prabowo ke Israel mungkin dibuat untuk menciptakan kerumunan di media dan mendorong perdebatan politik. Namun, Kemenlu Sugiono tetap menegaskan bahwa tidak ada bukti yang memadai untuk mendukung klaim tersebut.
"Kami berharap agar semua pihak dapat fokus pada hal-hal yang benar dan tidak terburu-buru dalam menyebarkan informasi yang tidak jelas," kata Menlu Sugiono.