Kematian Baek Se-hee, Penulis Korea Selatan yang Mendonorkan Organ untuk Menyelamatkan Nyawa Banyak Orang
Baek Se-hee, seorang penulis buku yang sangat sukses di Korea Selatan, meninggal dunia pada Kamis (16/10/2025) pada usia 35 tahun. Meskipun menghabiskan hidupnya dalam kegembiraan dan keberanian menulis tentang pengalaman depresinya, kematian Baek Se-hee telah menyebalkan banyak orang.
Penulis buku populer Korea Selatan itu dikenal secara luas dengan penulisan bukunya "Aku Ingin Mati, Tapi Aku Ingin Makan Tteokbokki". Buku ini merupakan memoarnya ketika melawan distimia, yakni gangguan depresi kronis yang membuat penderitanya selalu merasa tertekan dalam waktu yang lama.
Buku tersebut merupakan bukti dari keberanian Baek Se-hee menulis tentang pengalamannya secara jujur. Meskipun masih di bawah stigma penyakit mental, buku ini menerima sambutan yang sangat positif dan telah diterjemahkan ke lebih dari 25 negara, termasuk Indonesia.
Dalam sebuah wawancara, Baek Se-hee mengungkapkan bahwa penerimaan luas publik atas bukunya membuatnya takjub. "Bahkan dalam berbagai bahasa dan budaya, saya menyadari bahwa perasaan 'sakit hati' sama di mana-mana," katanya.
Namun, yang paling terkenal dari Baek Se-hee adalah kisah mendonorkan organ setelah meninggal dunia. Menurut Badan Donasi Organ Korea, penulis tersebut telah menyelamatkan lima nyawa berkat organ yang ia donorkan. Baek Se-hee disebut mendonorkan sejumlah organannya, yakni jantung, paru-paru, hati, dan ginjalnya untuk orang-orang yang membutuhkan.
Kematian Baek Se-hee telah menyebalkan banyak orang, tetapi pengaruh positifnya akan terus diingat. Pengalaman hidupnya dan keberaniannya menulis tentang pengalamannya akan selalu menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Baek Se-hee meninggalkan belasan buku yang paling sukses di Korea Selatan, termasuk buku fiksi pertamanya "A Will from Barcelona". Buku-buku tersebut telah terjual ratusan ribu eksemplar dan mendapat sambutan yang sangat positif dari publik.
Saat ini, Badan Donasi Organ Korea terus berupaya untuk mencari donor organ bagi orang-orang yang membutuhkan transplantasi. Mereka harap bahwa pengaruh Baek Se-hee akan membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mendonorkan organ dan menyelamatkan nyawa banyak orang.
Dalam keseluruhan, kematian Baek Se-hee adalah kehilangan yang sangat berat bagi keluarga dan publik Korea Selatan. Namun, pengaruh positifnya akan terus diingat dan inspirasi bagi banyak orang.
Baek Se-hee, seorang penulis buku yang sangat sukses di Korea Selatan, meninggal dunia pada Kamis (16/10/2025) pada usia 35 tahun. Meskipun menghabiskan hidupnya dalam kegembiraan dan keberanian menulis tentang pengalaman depresinya, kematian Baek Se-hee telah menyebalkan banyak orang.
Penulis buku populer Korea Selatan itu dikenal secara luas dengan penulisan bukunya "Aku Ingin Mati, Tapi Aku Ingin Makan Tteokbokki". Buku ini merupakan memoarnya ketika melawan distimia, yakni gangguan depresi kronis yang membuat penderitanya selalu merasa tertekan dalam waktu yang lama.
Buku tersebut merupakan bukti dari keberanian Baek Se-hee menulis tentang pengalamannya secara jujur. Meskipun masih di bawah stigma penyakit mental, buku ini menerima sambutan yang sangat positif dan telah diterjemahkan ke lebih dari 25 negara, termasuk Indonesia.
Dalam sebuah wawancara, Baek Se-hee mengungkapkan bahwa penerimaan luas publik atas bukunya membuatnya takjub. "Bahkan dalam berbagai bahasa dan budaya, saya menyadari bahwa perasaan 'sakit hati' sama di mana-mana," katanya.
Namun, yang paling terkenal dari Baek Se-hee adalah kisah mendonorkan organ setelah meninggal dunia. Menurut Badan Donasi Organ Korea, penulis tersebut telah menyelamatkan lima nyawa berkat organ yang ia donorkan. Baek Se-hee disebut mendonorkan sejumlah organannya, yakni jantung, paru-paru, hati, dan ginjalnya untuk orang-orang yang membutuhkan.
Kematian Baek Se-hee telah menyebalkan banyak orang, tetapi pengaruh positifnya akan terus diingat. Pengalaman hidupnya dan keberaniannya menulis tentang pengalamannya akan selalu menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Baek Se-hee meninggalkan belasan buku yang paling sukses di Korea Selatan, termasuk buku fiksi pertamanya "A Will from Barcelona". Buku-buku tersebut telah terjual ratusan ribu eksemplar dan mendapat sambutan yang sangat positif dari publik.
Saat ini, Badan Donasi Organ Korea terus berupaya untuk mencari donor organ bagi orang-orang yang membutuhkan transplantasi. Mereka harap bahwa pengaruh Baek Se-hee akan membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mendonorkan organ dan menyelamatkan nyawa banyak orang.
Dalam keseluruhan, kematian Baek Se-hee adalah kehilangan yang sangat berat bagi keluarga dan publik Korea Selatan. Namun, pengaruh positifnya akan terus diingat dan inspirasi bagi banyak orang.