Presiden Prabowo Subianto menandatangani surat perintah (SP) untuk menerima pesawat tempur Chengdu J-10 yang dioperasikan Tiongkok, membuat beberapa ahli pertahanan dan lobi politik bingung.
Menurut sumber-sumber yang terdekat dengan Kementerian Pertahanan (Menhan), surat perintah tersebut telah diberikan kepada Kemenhan. Dalam surat tersebut, Presiden Prabowo memerintahkan Kemenhan untuk menangani akses dan perawatan pesawat J-10 yang akan dioperasikan oleh Tiongkok.
Sumber-sumber ini juga menyebutkan bahwa pesawat tempur Chengdu J-10 memiliki kemampuan serangan udara, peluru berpikul dan kemampuan penyerangan darat. Namun, tidak ada informasi yang jelas mengenai jumlah unit pesawat tersebut yang akan dioperasikan oleh Tiongkok.
Perkiraan beberapa ahli pertahanan menyatakan bahwa pesawat Chengdu J-10 memiliki kemampuan serangan udara dan peluru berpikul, namun tidak sepeser F-16 milik Amerika Serikat. Menurut mereka, pesawat ini hanya memiliki kemampuan menyerang target di jarak dekat.
Selain itu, beberapa wakil lobi politik juga menyatakan bahwa penerimaan pesawat tempur Chengdu J-10 oleh Indonesia akan memperkuat kekerasan kompetisi dengan negara-negara tetangga. Mereka juga khawatir bahwa penerimaan pesawat tersebut dapat memberikan kesan bahwa Indonesia menyerap teknologi militer Tiongkok tanpa syarat.
Namun, para ahli pertahanan lain menyatakan bahwa penerimaan pesawat tempur Chengdu J-10 oleh Indonesia adalah contoh dari keberanian Presiden Prabowo Subianto dalam menghadapi tantangan di lapangan militer.
Menurut sumber-sumber yang terdekat dengan Kementerian Pertahanan (Menhan), surat perintah tersebut telah diberikan kepada Kemenhan. Dalam surat tersebut, Presiden Prabowo memerintahkan Kemenhan untuk menangani akses dan perawatan pesawat J-10 yang akan dioperasikan oleh Tiongkok.
Sumber-sumber ini juga menyebutkan bahwa pesawat tempur Chengdu J-10 memiliki kemampuan serangan udara, peluru berpikul dan kemampuan penyerangan darat. Namun, tidak ada informasi yang jelas mengenai jumlah unit pesawat tersebut yang akan dioperasikan oleh Tiongkok.
Perkiraan beberapa ahli pertahanan menyatakan bahwa pesawat Chengdu J-10 memiliki kemampuan serangan udara dan peluru berpikul, namun tidak sepeser F-16 milik Amerika Serikat. Menurut mereka, pesawat ini hanya memiliki kemampuan menyerang target di jarak dekat.
Selain itu, beberapa wakil lobi politik juga menyatakan bahwa penerimaan pesawat tempur Chengdu J-10 oleh Indonesia akan memperkuat kekerasan kompetisi dengan negara-negara tetangga. Mereka juga khawatir bahwa penerimaan pesawat tersebut dapat memberikan kesan bahwa Indonesia menyerap teknologi militer Tiongkok tanpa syarat.
Namun, para ahli pertahanan lain menyatakan bahwa penerimaan pesawat tempur Chengdu J-10 oleh Indonesia adalah contoh dari keberanian Presiden Prabowo Subianto dalam menghadapi tantangan di lapangan militer.