Vasektomi, metode kontrasepsi yang paling sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Menurut data Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2024, hanya 0,16 persen pria yang memilih vasektomi sebagai metode kontrasepsi. Padahal, vasektomi merupakan metode kontrasepsi yang aman dan efektif dengan tingkat kegagalan yang sangat rendah, mencapai 100 persen.
Mitos-mitos keliru tentang vasektomi masih beredar di masyarakat. Salah satunya adalah bahwa vasektomi dapat menurunkan libido atau menyebabkan kanker prostat. Namun, menurut dr. Dimas, spesialis urologi, itu tidak benar. Vasektomi sebenarnya dapat meningkatkan kepercayaan diri dan performa seksual karena faktor psikologis.
Selain itu, vasektomi juga dapat dilakukan oleh penderita HIV/AIDS, diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung dengan pengawasan dokter. Proses vasektomi hanya membutuhkan waktu 15-30 menit tanpa jahitan dan cukup dengan plester.
Program pelatihan vasektomi untuk dokter umum di Indonesia juga telah dilakukan oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN dan UNFPA. Tujuan dari program ini adalah untuk mendekatkan layanan KB pria kepada masyarakat dan memastikan hak atas layanan KB berkualitas bagi semua orang.
Pemerintah juga diharapkan untuk lebih gencar menyosialisasikan vasektomi kepada masyarakat, khususnya calon pengantin, sebagai pilihan kontrasepsi sukarela sesuai kebutuhan.
Mitos-mitos keliru tentang vasektomi masih beredar di masyarakat. Salah satunya adalah bahwa vasektomi dapat menurunkan libido atau menyebabkan kanker prostat. Namun, menurut dr. Dimas, spesialis urologi, itu tidak benar. Vasektomi sebenarnya dapat meningkatkan kepercayaan diri dan performa seksual karena faktor psikologis.
Selain itu, vasektomi juga dapat dilakukan oleh penderita HIV/AIDS, diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung dengan pengawasan dokter. Proses vasektomi hanya membutuhkan waktu 15-30 menit tanpa jahitan dan cukup dengan plester.
Program pelatihan vasektomi untuk dokter umum di Indonesia juga telah dilakukan oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN dan UNFPA. Tujuan dari program ini adalah untuk mendekatkan layanan KB pria kepada masyarakat dan memastikan hak atas layanan KB berkualitas bagi semua orang.
Pemerintah juga diharapkan untuk lebih gencar menyosialisasikan vasektomi kepada masyarakat, khususnya calon pengantin, sebagai pilihan kontrasepsi sukarela sesuai kebutuhan.