Raut wajah Nurul Atika (15) tampak sangat antusias saat mendengarkan materi pelajaran Pendidikan Pancasila di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Ia menjadi salah satu dari 150 siswa yang diberi kesempatan untuk menempuh bangku pendidikan di SRMA 26 Makassar ini.
Tika diperkenalkan dengan program Sekolah Rakyat oleh pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Awalnya, Tika sempat menolak untuk masuk ke program tersebut karena khawatir harus tinggal di asrama. Namun, setelah memikirkan kondisi keluarganya yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi, pilihan Tika berubah.
Ayah Tika sudah meninggal dunia, sementara ibunya hanya merupakan ibu rumah tangga. Kondisi ini membuat Tika merasa jika dirinya bergabung di SRMA 26 Makassar, maka tidak akan lagi merepotkan keluarganya soal biaya pendidikan dan kebutuhan sehari-hari.
Dengan bergabung di SRMA 26 Makassar, cita-citanya untuk bisa berkuliah di luar negeri bisa terwujud. Tika mengaku ingin menjadi psikolog dan kuliahnya di China. Fasilitas yang disediakan di SRMA 26 Makassar sangat membantu Tika untuk mencari informasi soal cara kuliah di luar negeri, termasuk beasiswa.
Selain materi pendidikan formal, Tika juga mendapat pengalaman lain sejak bersekolah di SRMA 26 Makassar. Ia pernah mencalonkan diri sebagai Ketua OSIS dan mengaku senang bisa mendapat pengalaman baru soal cara berorganisasi.
Program Sekolah Rakyat ini sangat membantu Dika, yang saat itu hanya tinggal bersama ibu dan empat saudaranya. Sang ibu hanya merupakan ibu rumah tangga, sementara kakaknya yang bekerja sebagai karyawan harus menjadi tulang punggung keluarga.
Dika berharap dapat menyelesaikan pendidikan di SRMA 26 Makassar ini dengan baik dan melanjutkan ke bangku perkuliahan demi meraih mimpinya sebagai hakim.
Tika diperkenalkan dengan program Sekolah Rakyat oleh pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Awalnya, Tika sempat menolak untuk masuk ke program tersebut karena khawatir harus tinggal di asrama. Namun, setelah memikirkan kondisi keluarganya yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi, pilihan Tika berubah.
Ayah Tika sudah meninggal dunia, sementara ibunya hanya merupakan ibu rumah tangga. Kondisi ini membuat Tika merasa jika dirinya bergabung di SRMA 26 Makassar, maka tidak akan lagi merepotkan keluarganya soal biaya pendidikan dan kebutuhan sehari-hari.
Dengan bergabung di SRMA 26 Makassar, cita-citanya untuk bisa berkuliah di luar negeri bisa terwujud. Tika mengaku ingin menjadi psikolog dan kuliahnya di China. Fasilitas yang disediakan di SRMA 26 Makassar sangat membantu Tika untuk mencari informasi soal cara kuliah di luar negeri, termasuk beasiswa.
Selain materi pendidikan formal, Tika juga mendapat pengalaman lain sejak bersekolah di SRMA 26 Makassar. Ia pernah mencalonkan diri sebagai Ketua OSIS dan mengaku senang bisa mendapat pengalaman baru soal cara berorganisasi.
Program Sekolah Rakyat ini sangat membantu Dika, yang saat itu hanya tinggal bersama ibu dan empat saudaranya. Sang ibu hanya merupakan ibu rumah tangga, sementara kakaknya yang bekerja sebagai karyawan harus menjadi tulang punggung keluarga.
Dika berharap dapat menyelesaikan pendidikan di SRMA 26 Makassar ini dengan baik dan melanjutkan ke bangku perkuliahan demi meraih mimpinya sebagai hakim.