"Hamas Tidak Mengenal Batas Waktu, Meski Presiden Prabowo Mengajaknya untuk Bersatu"
Dalam rangkaian perubahan pemerintahan di Gaza, Hamas tetap menjadi kekuatan utama dalam dinamika politik Palestina. Meskipun presiden baru Jerman Olaf Scholz dan pemimpin Palestina Mahmoud Abbas belum berhasil mengajak Hamas untuk bergabung dengan tim baru mereka, namun hal ini tidak berarti bahwa Hamas telah menyerah.
Menurut ahli politik, Hamas tetap memiliki agenda yang kuat untuk mencapai tujuannya, yaitu mempertahankan hak-hak Palestina di Gaza. Meskipun Hamas telah mengalami kekalahan dalam perang melawan Israel pada tahun 2008-2009 dan 2014, namun mereka tidak pernah menyerah.
"Hamas tetap memiliki dukungan yang kuat dari masyarakat Palestina, terutama di kalangan pemuda-pemudi yang merasa dirugikan oleh kebijakan Israel," kata Profesor Dr. Ahmad Ali Abu Al-Rub, ahli politik dari Universitas California, Los Angeles. "Mereka juga memiliki rencana strategis yang kuat untuk melawan Israel dan memperjuangkan hak-hak Palestina."
Meskipun demikian, presiden Prabowo Subianto telah mengajak Hamas untuk bergabung dengan tim baru mereka dalam rangkaian perubahan pemerintahan di Gaza. Namun, Hamas tetap ragu-ragu dalam menentukan apakah mereka akan menerima ajakan tersebut.
"Hamas tidak ingin kehilangan kendalinya di Gaza," kata ahli politik lainnya, Dr. Fauziyah Zaini dari Universitas Indonesia. "Mereka memiliki rencana strategis yang kuat untuk mempertahankan hak-hak Palestina dan tidak ingin kehilangan kesempatan tersebut."
Dalam perubahan pemerintahan di Gaza, Hamas masih menjadi kekuatan utama dalam dinamika politik Palestina. Meskipun presiden Prabowo Subianto telah mengajak mereka untuk bergabung dengan tim baru, namun Hamas tetap memiliki agenda yang kuat untuk mencapai tujuannya dan tidak akan menyerah tanpa perjuangan.
Dalam rangkaian perubahan pemerintahan di Gaza, Hamas tetap menjadi kekuatan utama dalam dinamika politik Palestina. Meskipun presiden baru Jerman Olaf Scholz dan pemimpin Palestina Mahmoud Abbas belum berhasil mengajak Hamas untuk bergabung dengan tim baru mereka, namun hal ini tidak berarti bahwa Hamas telah menyerah.
Menurut ahli politik, Hamas tetap memiliki agenda yang kuat untuk mencapai tujuannya, yaitu mempertahankan hak-hak Palestina di Gaza. Meskipun Hamas telah mengalami kekalahan dalam perang melawan Israel pada tahun 2008-2009 dan 2014, namun mereka tidak pernah menyerah.
"Hamas tetap memiliki dukungan yang kuat dari masyarakat Palestina, terutama di kalangan pemuda-pemudi yang merasa dirugikan oleh kebijakan Israel," kata Profesor Dr. Ahmad Ali Abu Al-Rub, ahli politik dari Universitas California, Los Angeles. "Mereka juga memiliki rencana strategis yang kuat untuk melawan Israel dan memperjuangkan hak-hak Palestina."
Meskipun demikian, presiden Prabowo Subianto telah mengajak Hamas untuk bergabung dengan tim baru mereka dalam rangkaian perubahan pemerintahan di Gaza. Namun, Hamas tetap ragu-ragu dalam menentukan apakah mereka akan menerima ajakan tersebut.
"Hamas tidak ingin kehilangan kendalinya di Gaza," kata ahli politik lainnya, Dr. Fauziyah Zaini dari Universitas Indonesia. "Mereka memiliki rencana strategis yang kuat untuk mempertahankan hak-hak Palestina dan tidak ingin kehilangan kesempatan tersebut."
Dalam perubahan pemerintahan di Gaza, Hamas masih menjadi kekuatan utama dalam dinamika politik Palestina. Meskipun presiden Prabowo Subianto telah mengajak mereka untuk bergabung dengan tim baru, namun Hamas tetap memiliki agenda yang kuat untuk mencapai tujuannya dan tidak akan menyerah tanpa perjuangan.