Pemerintah Daerah Perlu Gandeng Kadin untuk Membangun Ekosistem Usaha yang Sehat
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian memberikan saran penting kepada kepala daerah untuk menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam membangun ekosistem usaha yang sehat dan produktif di daerah. Ia percaya bahwa kolaborasi antara Pemerintah Daerah (Pemda) dan Kadin merupakan kunci untuk memperkuat perekonomian daerah, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta membuka peluang bagi daerah untuk melaju lebih cepat.
Tito menjelaskan bahwa banyak daerah memiliki potensi besar di sektor pariwisata, pertanian, perkebunan, hingga sumber daya alam. Namun, potensi tersebut belum optimal karena minimnya perspektif bisnis. Ia berharap dorongan dari pemerintah pusat dapat membantu mengembangkan usaha di daerah, sehingga daerah tidak tergantung pada transfer pemerintah pusat.
"Maka, kepala daerah perlu memiliki kemampuan berpikir kewirausahaan untuk menemukan peluang pendapatan daerah secara kreatif. Jika tidak dimiliki, maka keterlibatan pelaku usaha lokal menjadi sangat penting," kata Tito.
Tito juga menyebutkan contoh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mampu bertahan pada masa pandemi Covid-19 karena memiliki basis sektor usaha dan UMKM yang kuat, serta dukungan kebijakan yang pro-usaha. Dari pengalaman itu, ia menegaskan bahwa daerah hanya dapat melaju jika ekosistem usaha tumbuh.
Dengan demikian, Pemda perlu bekerja sama dengan Kadin untuk mengidentifikasi peluang dan mempercepat pengembangan usaha. "Kumpulkan Kadin-nya ajak diskusi apa potensi wilayah kita, yang enggak terbayangkan oleh birokrat," kata Tito.
Mendagri Tito meluncurkan aspirasi ini dalam Rapimnas Kadin Indonesia 2025 bertema "Kadin Bergotong Royong Memperluas Lapangan Kerja untuk Kesejahteraan dan Kemandirian Indonesia".
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian memberikan saran penting kepada kepala daerah untuk menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam membangun ekosistem usaha yang sehat dan produktif di daerah. Ia percaya bahwa kolaborasi antara Pemerintah Daerah (Pemda) dan Kadin merupakan kunci untuk memperkuat perekonomian daerah, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta membuka peluang bagi daerah untuk melaju lebih cepat.
Tito menjelaskan bahwa banyak daerah memiliki potensi besar di sektor pariwisata, pertanian, perkebunan, hingga sumber daya alam. Namun, potensi tersebut belum optimal karena minimnya perspektif bisnis. Ia berharap dorongan dari pemerintah pusat dapat membantu mengembangkan usaha di daerah, sehingga daerah tidak tergantung pada transfer pemerintah pusat.
"Maka, kepala daerah perlu memiliki kemampuan berpikir kewirausahaan untuk menemukan peluang pendapatan daerah secara kreatif. Jika tidak dimiliki, maka keterlibatan pelaku usaha lokal menjadi sangat penting," kata Tito.
Tito juga menyebutkan contoh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mampu bertahan pada masa pandemi Covid-19 karena memiliki basis sektor usaha dan UMKM yang kuat, serta dukungan kebijakan yang pro-usaha. Dari pengalaman itu, ia menegaskan bahwa daerah hanya dapat melaju jika ekosistem usaha tumbuh.
Dengan demikian, Pemda perlu bekerja sama dengan Kadin untuk mengidentifikasi peluang dan mempercepat pengembangan usaha. "Kumpulkan Kadin-nya ajak diskusi apa potensi wilayah kita, yang enggak terbayangkan oleh birokrat," kata Tito.
Mendagri Tito meluncurkan aspirasi ini dalam Rapimnas Kadin Indonesia 2025 bertema "Kadin Bergotong Royong Memperluas Lapangan Kerja untuk Kesejahteraan dan Kemandirian Indonesia".