Bencana banjir dan longsor yang terjadi di beberapa negara di Asia Tenggara ini merupakan hasil dari cuaca ekstrem yang dipicu oleh Siklon Tropis Senyar.
Cuaca ekstrem tersebut menyebabkan hujan hingga mencapai 500-800 mm dalam empat hari, mengakibatkan bencana banjir dan longsor dengan dampak nyata di beberapa wilayah.
Siklon ini kemudian bersatu dengan Siklon Koto yang melintasi Filipina dan Vietnam, tergolong sebagai anomali cuaca karena pola angin monsun menjadi kacau dan tidak homogen. Anomali atmosfer tersebut juga memicu perubahan iklim yang gejalanya semakin tampak.
Gara-gara suhu yang hangat di Selat Malaka, Siklon Tropis Senyar muncul berputar-putar di atas kedua wilayah Sumatra dan Semenanjung Malaysia.
Menjelang akhir tahun ini, BMKG menyatakan bibit siklon tropis diprediksi akan muncul di wilayah selatan Indonesia.
Cuaca ekstrem tersebut menyebabkan hujan hingga mencapai 500-800 mm dalam empat hari, mengakibatkan bencana banjir dan longsor dengan dampak nyata di beberapa wilayah.
Siklon ini kemudian bersatu dengan Siklon Koto yang melintasi Filipina dan Vietnam, tergolong sebagai anomali cuaca karena pola angin monsun menjadi kacau dan tidak homogen. Anomali atmosfer tersebut juga memicu perubahan iklim yang gejalanya semakin tampak.
Gara-gara suhu yang hangat di Selat Malaka, Siklon Tropis Senyar muncul berputar-putar di atas kedua wilayah Sumatra dan Semenanjung Malaysia.
Menjelang akhir tahun ini, BMKG menyatakan bibit siklon tropis diprediksi akan muncul di wilayah selatan Indonesia.