Rapat Pleno PBNU Malah Menjadi Sumber Perselisian, Gus Yahya Berbicara dengan Dukungan dari Mayoritas Pengurus
Kondisi Rapat Pleno PBNU yang seharusnya mengadopsi agenda penetapan Pejabat Ketua Umum PBNU tanpa melibatkan ketua umum aktif menjadi sumber perselisian antar pengurus. Meskipun rapat dijadwalkan untuk menindaklanjuti undangan 2 Desember yang memuat agenda tersebut, Forum Sesepuh dan Mustasyar kemudian menyerukan agar seluruh agenda itu dihentikan sementara hingga persoalan organisasi diselesaikan sesuai mekanisme AD/ART NU.
Menurut Sekretaris Jenderal PBNU Amin Said Husni, mayoritas pengurus tetap setia pada arahan para kiai sepuh dan menolak wacana pemakzulan. Gus Yahya menyatakan bahwa mayoritas pengurus tidak mendukung wacana pemakzulan dan memilih mengikuti seruan Forum Sesepuh serta Mustasyar NU untuk meredam konflik.
Rapat Pleno PBNU di Hotel Sultan, Jakarta, pada Selasa malam 9 Desember 2025, justru menjadi sumber perselisian antara pengurus PBNU. Dari total 216 anggota yang seharusnya hadir, hanya 58 orang atau sekitar 26 persen saja datang ke rapat tersebut.
Kondisi absennya lebih dari tiga perempat anggota jadi sinyal kuat bahwa wacana pemakzulan tidak mendapat dukungan luas di internal PBNU. Menurut Amin, kurang dari 20% pengurus menghadiri Rapat Pleno dan hanya dua lembaga PBNU yang mengirimkan perwakilan.
Sekjen PBNU juga menyatakan bahwa keseluruhan agenda rapat tersebut tidak dapat diselesaikan karena absennya lebih dari setengah jumlah pengurus.
Kondisi Rapat Pleno PBNU yang seharusnya mengadopsi agenda penetapan Pejabat Ketua Umum PBNU tanpa melibatkan ketua umum aktif menjadi sumber perselisian antar pengurus. Meskipun rapat dijadwalkan untuk menindaklanjuti undangan 2 Desember yang memuat agenda tersebut, Forum Sesepuh dan Mustasyar kemudian menyerukan agar seluruh agenda itu dihentikan sementara hingga persoalan organisasi diselesaikan sesuai mekanisme AD/ART NU.
Menurut Sekretaris Jenderal PBNU Amin Said Husni, mayoritas pengurus tetap setia pada arahan para kiai sepuh dan menolak wacana pemakzulan. Gus Yahya menyatakan bahwa mayoritas pengurus tidak mendukung wacana pemakzulan dan memilih mengikuti seruan Forum Sesepuh serta Mustasyar NU untuk meredam konflik.
Rapat Pleno PBNU di Hotel Sultan, Jakarta, pada Selasa malam 9 Desember 2025, justru menjadi sumber perselisian antara pengurus PBNU. Dari total 216 anggota yang seharusnya hadir, hanya 58 orang atau sekitar 26 persen saja datang ke rapat tersebut.
Kondisi absennya lebih dari tiga perempat anggota jadi sinyal kuat bahwa wacana pemakzulan tidak mendapat dukungan luas di internal PBNU. Menurut Amin, kurang dari 20% pengurus menghadiri Rapat Pleno dan hanya dua lembaga PBNU yang mengirimkan perwakilan.
Sekjen PBNU juga menyatakan bahwa keseluruhan agenda rapat tersebut tidak dapat diselesaikan karena absennya lebih dari setengah jumlah pengurus.