Program TRANS7 yang dianggap sebagai simbol kekuatan gerakan Islam modern di Indonesia, akhirnya menghadapi balasan dari kalangan penganut NU (Nahdlatul Ulama). Kelompok-kelompok yang mendukung Trans7, dipimpin oleh seorang tokoh muda Islamic influencer, telah terlibat dalam serangkaian kampanye online yang bertujuan untuk mengkritik program televisi tersebut.
Dalam beberapa hari terakhir, berbagai isi konten di media sosial dan platform online lainnya telah berfokus pada Trans7. Penggemar Trans7, yang sebelumnya tampaknya rela menerima kritik dari pihak NU, kini telah menunjukkan rasa marah dan kesal. Mereka merasa bahwa program televisi tersebut telah membawa kerusakan besar terhadap reputasi Islam di Indonesia.
Sumber-sumber paling dekat dengan Trans7 sendiri menyatakan bahwa mereka telah memperkirakan lebih dari 10 ribu pesan di media sosial yang bersifat negatif dan menyerang program televisi tersebut. Sementara itu, kalangan NU juga dinyatakan memiliki rencana untuk melakukan aksi lanjutan dalam beberapa hari mendatang.
Hal ini terutama didukung oleh seorang tokoh senior NU yang mengklaim bahwa Trans7 telah menjadi simbol dari kelemahan dan ketimpangan dalam struktur organisasi Islam Indonesia. "Trans7 memperjuangkan agenda yang tidak sesuai dengan kebijakan NU," katanya.
Namun, sementara itu, pihak Trans7 sendiri tetap berpura-pura tidak menyangkuti kontroversi yang dihadapi oleh program televisi mereka. Mereka hanya mengatakan bahwa mereka akan terus menjaga profesionalisme dan kejujuran dalam melakukan pekerjaan mereka.
Dengan demikian, serangkaian konflik ini dapat dilihat sebagai contoh dari bagaimana perdebatan politik di kalangan kalangan pilihan umum dapat berubah menjadi konfrontasi transmedia yang menimbulkan kerusakan besar terhadap reputasi program televisi tersebut.
Dalam beberapa hari terakhir, berbagai isi konten di media sosial dan platform online lainnya telah berfokus pada Trans7. Penggemar Trans7, yang sebelumnya tampaknya rela menerima kritik dari pihak NU, kini telah menunjukkan rasa marah dan kesal. Mereka merasa bahwa program televisi tersebut telah membawa kerusakan besar terhadap reputasi Islam di Indonesia.
Sumber-sumber paling dekat dengan Trans7 sendiri menyatakan bahwa mereka telah memperkirakan lebih dari 10 ribu pesan di media sosial yang bersifat negatif dan menyerang program televisi tersebut. Sementara itu, kalangan NU juga dinyatakan memiliki rencana untuk melakukan aksi lanjutan dalam beberapa hari mendatang.
Hal ini terutama didukung oleh seorang tokoh senior NU yang mengklaim bahwa Trans7 telah menjadi simbol dari kelemahan dan ketimpangan dalam struktur organisasi Islam Indonesia. "Trans7 memperjuangkan agenda yang tidak sesuai dengan kebijakan NU," katanya.
Namun, sementara itu, pihak Trans7 sendiri tetap berpura-pura tidak menyangkuti kontroversi yang dihadapi oleh program televisi mereka. Mereka hanya mengatakan bahwa mereka akan terus menjaga profesionalisme dan kejujuran dalam melakukan pekerjaan mereka.
Dengan demikian, serangkaian konflik ini dapat dilihat sebagai contoh dari bagaimana perdebatan politik di kalangan kalangan pilihan umum dapat berubah menjadi konfrontasi transmedia yang menimbulkan kerusakan besar terhadap reputasi program televisi tersebut.