Kepada kebanyakan warga Toba, kabar yang menggembirakan adalah ketika Pdt Dr Victor Tinambunan, Ephorus HKBP, tidak hadir dalam aksi unjuk rasa di halaman DPRD Taput.
Tidak jauh kembali, sekitar seribu orang dari berbagai wilayah seperti Samosir, Dairi, Humbang Hasundutan, dan Toba berkumpul sejak pagi hari. Mereka datang dengan harapan mendapatkan klarifikasi terkait pernyataan Ephorus yang menyarankan penghentian operasional perusahaan Mitra Toba Pulp Lestari (TPL).
Setelah pertemuan dengan Bupati dan Kapolres, koordinator aksi Maju Butarbutar mengatakan, "Kami sangat kecewa. Kami datang dari jauh untuk meminta penjelasan langsung. Tidak satupun dari delapan tuntutan yang kami sampaikan mendapat jawaban."
Massa ini menyampaikan empat belas tuntutan, antara lain:
1. HKBP dikembalikan pada fungsi gereja yang melayani jemaat.
2. Gereja harus menjadi ruang kebenaran dan keadilan, bukan arena kepentingan politik internal.
3. Menghentikan tindakan yang dianggap sebagai penghakiman terhadap pendeta yang memiliki perbedaan pandangan teologis.
4. Tidak menjadikan HKBP sebagai kepemilikan kelompok atau pribadi.
5. Jabatan Ephorus bersifat sementara dan wajib dipertanggungjawabkan kepada jemaat.
6. Pemerintah pusat dan daerah diminta turut membantu penyelesaian persoalan yang muncul di masyarakat.
7. Ephorus diminta menghentikan tindakan yang dinilai dapat memecah belah jemaat.
8. Menegaskan bahwa keberadaan perusahaan dan investor dinilai berperan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah Toba dan sekitarnya.
Massa ini menyatakan akan melanjutkan aksi di tiga hari mendatang, dengan jumlah peserta lebih besar, bila tidak ada penjelasan resmi dari Ephorus.
Tidak jauh kembali, sekitar seribu orang dari berbagai wilayah seperti Samosir, Dairi, Humbang Hasundutan, dan Toba berkumpul sejak pagi hari. Mereka datang dengan harapan mendapatkan klarifikasi terkait pernyataan Ephorus yang menyarankan penghentian operasional perusahaan Mitra Toba Pulp Lestari (TPL).
Setelah pertemuan dengan Bupati dan Kapolres, koordinator aksi Maju Butarbutar mengatakan, "Kami sangat kecewa. Kami datang dari jauh untuk meminta penjelasan langsung. Tidak satupun dari delapan tuntutan yang kami sampaikan mendapat jawaban."
Massa ini menyampaikan empat belas tuntutan, antara lain:
1. HKBP dikembalikan pada fungsi gereja yang melayani jemaat.
2. Gereja harus menjadi ruang kebenaran dan keadilan, bukan arena kepentingan politik internal.
3. Menghentikan tindakan yang dianggap sebagai penghakiman terhadap pendeta yang memiliki perbedaan pandangan teologis.
4. Tidak menjadikan HKBP sebagai kepemilikan kelompok atau pribadi.
5. Jabatan Ephorus bersifat sementara dan wajib dipertanggungjawabkan kepada jemaat.
6. Pemerintah pusat dan daerah diminta turut membantu penyelesaian persoalan yang muncul di masyarakat.
7. Ephorus diminta menghentikan tindakan yang dinilai dapat memecah belah jemaat.
8. Menegaskan bahwa keberadaan perusahaan dan investor dinilai berperan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah Toba dan sekitarnya.
Massa ini menyatakan akan melanjutkan aksi di tiga hari mendatang, dengan jumlah peserta lebih besar, bila tidak ada penjelasan resmi dari Ephorus.