Bencana alam yang terjadi di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, saat ini memprihatinkan masyarakat setempat. Bupati Masinton Pasaribu menyatakan bahwa wilayahnya terisolir karena bencana banjir bandang dan tanah longsor yang membuat akses jalan darat, listrik, maupun internet tidak bisa dilakukan secara normal.
"Jaringan listrik dan internet juga terputus. Tapanuli Tengah terisolir dari berbagai akses jalan darat, listrik dan internet atau telepon," kata Masinton dalam keterangannya.
Kondisi warga di pengungsian juga memprihatinkan. Mereka membutuhkan makanan dan pakaian. "Kondisi warga yang mengungsi dalam kondisi memprihatinkan. Warga yg mengungsi membutuhkan makanan dan pakaian," ujarnya.
Akses ke Tapanuli Tengah saat ini hanya bisa dilakukan melalui udara via Bandara Pinangsori atau jalur laut via Pelabuhan Sibolga. Total ada 12 kabupaten yang mengalami bencana banjir hingga longsor di Sumatera Utara, dengan total korban 212 orang, termasuk 43 orang meninggal dunia.
Bupati Masinton Pasaribu juga menyebutkan bahwa tercatat 221 kejadian bencana alam, termasuk tanah longsor sebanyak 119 kejadian dan banjir sebanyak 90 kejadan.
"Jaringan listrik dan internet juga terputus. Tapanuli Tengah terisolir dari berbagai akses jalan darat, listrik dan internet atau telepon," kata Masinton dalam keterangannya.
Kondisi warga di pengungsian juga memprihatinkan. Mereka membutuhkan makanan dan pakaian. "Kondisi warga yang mengungsi dalam kondisi memprihatinkan. Warga yg mengungsi membutuhkan makanan dan pakaian," ujarnya.
Akses ke Tapanuli Tengah saat ini hanya bisa dilakukan melalui udara via Bandara Pinangsori atau jalur laut via Pelabuhan Sibolga. Total ada 12 kabupaten yang mengalami bencana banjir hingga longsor di Sumatera Utara, dengan total korban 212 orang, termasuk 43 orang meninggal dunia.
Bupati Masinton Pasaribu juga menyebutkan bahwa tercatat 221 kejadian bencana alam, termasuk tanah longsor sebanyak 119 kejadian dan banjir sebanyak 90 kejadan.