Mantan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, akan menjalani hukuman penjara mulai 21 Oktober 2025 setelah divonis bersalah dengan konspirasi kriminal karena menerima dana ilegal dari Libya. Kasus ini terjadi saat Sarkozy sedang berjuang untuk menjadi presiden Prancis pada tahun 2007.
Sarkozy divonis oleh pengadilan Paris karena mengizinkan rekan dekatnya meminta dana dari otoritas Libya pada 2005 untuk kebutuhan selama kampanye pilpres. Saat itu, Libya dipimpin oleh Muammar Gaddafi. Pengadilan yang dipimpin hakim Natahalie Gavarino menemukan bukti bahwa Sarkozy telah melakukan kesalahan serius dalam mengakui dana tersebut.
Namun, Sarkozy membantah telah melakukan kesalahan apapun dan menilai putusan sidang terhadapnya sebagai skandal. Ia menilai dirinya adalah target dendam politik dan kasus tersebut diatur oleh orang-orang yang terkait dengan pemerintahan Gaddafi.
Sarkozy memutuskan mengajukan banding, tetapi pengadilan banding Paris memiliki waktu hingga 18 bulan untuk menjadwalkan sidang tersebut. Meski begitu, Sarkozy tetap harus menjalani penahanan karena vonis sebelumnya yang telah ditetapkan.
Penahanan Sarkozy mendapatkan kritikan keras dari kelompok kanan dan sayap kanan jauh, tetapi jajak pendapat menemukan bahwa 61 persen responden menilai keputusan itu adil.
Sarkozy divonis oleh pengadilan Paris karena mengizinkan rekan dekatnya meminta dana dari otoritas Libya pada 2005 untuk kebutuhan selama kampanye pilpres. Saat itu, Libya dipimpin oleh Muammar Gaddafi. Pengadilan yang dipimpin hakim Natahalie Gavarino menemukan bukti bahwa Sarkozy telah melakukan kesalahan serius dalam mengakui dana tersebut.
Namun, Sarkozy membantah telah melakukan kesalahan apapun dan menilai putusan sidang terhadapnya sebagai skandal. Ia menilai dirinya adalah target dendam politik dan kasus tersebut diatur oleh orang-orang yang terkait dengan pemerintahan Gaddafi.
Sarkozy memutuskan mengajukan banding, tetapi pengadilan banding Paris memiliki waktu hingga 18 bulan untuk menjadwalkan sidang tersebut. Meski begitu, Sarkozy tetap harus menjalani penahanan karena vonis sebelumnya yang telah ditetapkan.
Penahanan Sarkozy mendapatkan kritikan keras dari kelompok kanan dan sayap kanan jauh, tetapi jajak pendapat menemukan bahwa 61 persen responden menilai keputusan itu adil.