Warren Buffett, investor legendaris yang dikenal sebagai 'Oracle Amerika', memiliki tumpukan uang tunai Berkshire Hathaway yang mencapai $382 miliar. Jika dirupiahkan dengan kurs Rp 16.700/US$, total dana tersebut setara dengan Rp 6.379,4 triliun. Bisa dipahami mengapa Warren Buffett ini punya cadangan uang tunai begitu besar? Apakah itu karena nilai pasar perusahaan-panya terlalu mahal?
Ternyata tidak. Tiga alasan utama yang membuat Warren Buffett lebih memilih menunggu momen tepat daripada melakukan akuisisi besar adalah valuasi aset yang terlalu mahal, imbal hasil tunai yang menggiurkan, dan disiplin menunggu momen krisis.
Jika dilihat dari perspektif value investing, Buffett lebih memilih tidak melakukan akuisisi besar daripada membeli perusahaan bagus dengan harga yang dianggap tidak masuk akal. Tapi, apa yang membuatnya memiliki tumpukan uang tunai begitu besar? Jawabannya adalah imbal hasil tunai yang menggiurkan.
Dengan dana segar ini, Warren Buffett bisa mendapatkan pendapatan pasif yang signifikan dalam bentuk bunga dari surat utang jangka pendek US Treasury Bills. Bahkan, jika kita lakukan kalkulasi sederhana, maka $382 miliar tersebut dapat menghasilkan Rp 319 triliun per tahun hanya dari bunga.
Jadi, tumpukan uang tunai ini dipandang sebagai 'peluru kering' yang disiapkan untuk menunggu momen tepat, seperti saat pasar panik atau terjadi krisis. Pada saat itulah akuisisi terhadap aset-aset berkualitas dapat dilakukan dengan harga diskon besar-besaran.
Dengan demikian, Warren Buffett ini memiliki strategi investasi yang sangat disiplin dan cerdas. Dia tidak hanya membeli perusahaan bagus saja, tapi juga memastikan bahwa dia mendapatkan harga yang masuk akal. Dan itu adalah alasan mengapa Berkshire Hathaway punya cadangan uang tunai begitu besar.
Ternyata tidak. Tiga alasan utama yang membuat Warren Buffett lebih memilih menunggu momen tepat daripada melakukan akuisisi besar adalah valuasi aset yang terlalu mahal, imbal hasil tunai yang menggiurkan, dan disiplin menunggu momen krisis.
Jika dilihat dari perspektif value investing, Buffett lebih memilih tidak melakukan akuisisi besar daripada membeli perusahaan bagus dengan harga yang dianggap tidak masuk akal. Tapi, apa yang membuatnya memiliki tumpukan uang tunai begitu besar? Jawabannya adalah imbal hasil tunai yang menggiurkan.
Dengan dana segar ini, Warren Buffett bisa mendapatkan pendapatan pasif yang signifikan dalam bentuk bunga dari surat utang jangka pendek US Treasury Bills. Bahkan, jika kita lakukan kalkulasi sederhana, maka $382 miliar tersebut dapat menghasilkan Rp 319 triliun per tahun hanya dari bunga.
Jadi, tumpukan uang tunai ini dipandang sebagai 'peluru kering' yang disiapkan untuk menunggu momen tepat, seperti saat pasar panik atau terjadi krisis. Pada saat itulah akuisisi terhadap aset-aset berkualitas dapat dilakukan dengan harga diskon besar-besaran.
Dengan demikian, Warren Buffett ini memiliki strategi investasi yang sangat disiplin dan cerdas. Dia tidak hanya membeli perusahaan bagus saja, tapi juga memastikan bahwa dia mendapatkan harga yang masuk akal. Dan itu adalah alasan mengapa Berkshire Hathaway punya cadangan uang tunai begitu besar.