Mahasiswa Unud, yang mengejek korban bunuh diri dari program koas, dikeluarkan dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah. Sikap nirempati mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud) itu dinilai menimbulkan citra buruk bagi rumah sakit dan kampus.
Plt Direktur Utama RSUP Prof Ngoerah, I Wayan Sudana, mengatakan bahwa RS Ngoerah akan mengembalikan mahasiswa tersebut ke Universitas Udayana untuk dilakukan pendalaman dan investigasi. "RS Ngoerah mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan peserta didik tersebut ke Universitas Udayana untuk dilakukan pendalaman dan investigasi," kata Sudana.
Sudana menegaskan bahwa sikap mahasiswa yang mengikuti program koas tidak mewakili RSUP Prof Ngoerah. "Kami tegaskan kembali bahwa mereka adalah peserta didik yang sedang belajar di RS Ngoerah. Bukan sebagai karyawan RS Ngoerah sehingga tidak bisa disebut mewakili RS Ngorah," imbuhnya.
Namun, Manager Hukum dan Humas RSUP Prof Ngoerah, Dewa Ketut Kresna, mengatakan bahwa belum dapat menyampaikan nama-nama mahasiswa yang diduga melanggar etika atau melakukan perundungan itu. "Kalau nama kami belum berani sebut ya, karena masih pendalaman dari Unud," ujar Dewa.
Dengan demikian, RSUP Prof Ngoerah berupaya menciptakan ruang belajar dan kerja yang aman, beretika, dan saling menghargai.
Plt Direktur Utama RSUP Prof Ngoerah, I Wayan Sudana, mengatakan bahwa RS Ngoerah akan mengembalikan mahasiswa tersebut ke Universitas Udayana untuk dilakukan pendalaman dan investigasi. "RS Ngoerah mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan peserta didik tersebut ke Universitas Udayana untuk dilakukan pendalaman dan investigasi," kata Sudana.
Sudana menegaskan bahwa sikap mahasiswa yang mengikuti program koas tidak mewakili RSUP Prof Ngoerah. "Kami tegaskan kembali bahwa mereka adalah peserta didik yang sedang belajar di RS Ngoerah. Bukan sebagai karyawan RS Ngoerah sehingga tidak bisa disebut mewakili RS Ngorah," imbuhnya.
Namun, Manager Hukum dan Humas RSUP Prof Ngoerah, Dewa Ketut Kresna, mengatakan bahwa belum dapat menyampaikan nama-nama mahasiswa yang diduga melanggar etika atau melakukan perundungan itu. "Kalau nama kami belum berani sebut ya, karena masih pendalaman dari Unud," ujar Dewa.
Dengan demikian, RSUP Prof Ngoerah berupaya menciptakan ruang belajar dan kerja yang aman, beretika, dan saling menghargai.