Berikut parafrasinya dari artikel tersebut dalam bahasa Indonesia:
Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) siap mengawal transparansi dalam pemilihan dekan. BEM UI memperingatkan agar pola patron-klien antara dekanat dan rektorat tidak menciptakan 'utang budi politik' yang menyeret kampus ke dalam lingkaran kekuasaan.
"Walaupun kita siap bersuara dan mengawal proses pemilihan dekan, tetapi kita juga harus menekankan agar tidak ada praktik transaksional atau infiltrasi kekuasaan eksternal yang bisa merusak integritas akademik," kata Zayyid, seorang perwakilan BEM UI.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani juga menyoroti isu ini dan mengatakan pemilihan dekan di UI harus bebas dari politik aliran maupun infiltrasi kekuasaan eksternal yang bertentangan dengan semangat otonomi perguruan tinggi. "Dugaan intervensi politik dalam pemilihan dekan, di kampus manapun, termasuk UI, merupakan persoalan serius," katanya.
Lalu Hadrian Irfani mendorong Kemendikbudristek dan pihak UI melakukan pengawasan ketat agar tidak ada ruang bagi praktik transaksional yang bisa menggerus integritas akademik. "Kampus ini diharapkan menjadi mercusuar intelektual bangsa, bukan cermin krisis akademik," paparnya.
Menurutnya, pemilihan dekan yang bebas dari infiltrasi politik dan transaksi kepentingan bukan hanya kebutuhan internal, melainkan tolok ukur masa depan pendidikan Indonesia. "Jika kampus sebesar UI saja gagal menjaga independensinya, sulit berharap perguruan tinggi lain mampu menegakkan marwah akademik di tengah derasnya arus politik praktis," katanya.
Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) siap mengawal transparansi dalam pemilihan dekan. BEM UI memperingatkan agar pola patron-klien antara dekanat dan rektorat tidak menciptakan 'utang budi politik' yang menyeret kampus ke dalam lingkaran kekuasaan.
"Walaupun kita siap bersuara dan mengawal proses pemilihan dekan, tetapi kita juga harus menekankan agar tidak ada praktik transaksional atau infiltrasi kekuasaan eksternal yang bisa merusak integritas akademik," kata Zayyid, seorang perwakilan BEM UI.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani juga menyoroti isu ini dan mengatakan pemilihan dekan di UI harus bebas dari politik aliran maupun infiltrasi kekuasaan eksternal yang bertentangan dengan semangat otonomi perguruan tinggi. "Dugaan intervensi politik dalam pemilihan dekan, di kampus manapun, termasuk UI, merupakan persoalan serius," katanya.
Lalu Hadrian Irfani mendorong Kemendikbudristek dan pihak UI melakukan pengawasan ketat agar tidak ada ruang bagi praktik transaksional yang bisa menggerus integritas akademik. "Kampus ini diharapkan menjadi mercusuar intelektual bangsa, bukan cermin krisis akademik," paparnya.
Menurutnya, pemilihan dekan yang bebas dari infiltrasi politik dan transaksi kepentingan bukan hanya kebutuhan internal, melainkan tolok ukur masa depan pendidikan Indonesia. "Jika kampus sebesar UI saja gagal menjaga independensinya, sulit berharap perguruan tinggi lain mampu menegakkan marwah akademik di tengah derasnya arus politik praktis," katanya.