Pertemuan Rahasia di Kosan Hakim Palembang
Hari ini, kejadian berdarah di kosan Palembang yang membawa kabar duka bagi umat hukum. Seorang hakim dari Pengadilan Negeri Palembang, Sumatera Selatan, Raden Zaenal Arief, ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di kawasan Dwikora.
Menurut Plt Kepala Biro Hukum dan Humas Mahkamah Agung (MA), Sobandi, penyebab meninggal adalah jantung dan diabetes. "Menurut surat keterangan dari RS, almarhum Raden Zaenal Arief menderita sakit jantung dan diabetes," kata Sobandi.
Namun, kabar baiknya adalah bahwa hakim tersebut rutin melakukan kontrol kesehatan. Meskipun demikian, korban tidak menunjukkan gejala-gejala yang parah hingga hari meninggalnya.
MA menyampaikan duka cita atas kematian korban dan mengakui fakta kerja hakim yang terkadang harus bertugas jauh dari keluarga dan tinggal sendiri atau menyewa kos. "Kami sangat berbelasungkawa atas wafatnya rekan sejawat kami yang ditemukan meninggal di tempat kosnya. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ujarnya.
Bahkan, MA menyadari bahwa banyak hakim harus bertugas jauh dari keluarga dan terpaksa tinggal sendiri atau menyewa kos. Oleh karena itu, MA sangat menghargai dan berterima kasih atas pengorbanan serta dedikasi tersebut.
Dalam upaya memperbaiki kehidupan para hakim selama menjalankan tugas, MA telah menempatkan hakim yang lebih ramah keluarga. Mutasi hakim dengan pola ini akan memperhatikan jarak dengan keluarga. Bahkan, adanya call center Zoom Badilum mempermudah komunikasi dan mempercepat penyelesaian masalah.
Selain itu, MA juga telah mengembangkan basis data hakim yang memuat kemampuan, rekam jejak, kapasitas, dan kualitas serta terintegrasi dengan Badan Pengawasan MA. Selain itu, MA juga bekerja sama dengan perusahaan asuransi untuk memberikan jaminan kesehatan dengan plafon besar dan jaringan rumah sakit berkualitas.
Harapan jangka panjang, kata Sobandi, adalah adanya rumah dinas atau flat yang layak bagi hakim di setiap pengadilan. "Harapan jangka panjang: rumah dinas atau flat layak di setiap pengadilan. Dengan adanya rumah dinas, hakim dapat tinggal lebih layak dan dapat dipantau kondisinya," tutur Sobandi.
Namun, pembangunan ini memerlukan anggaran negara yang sangat besar. Oleh karena itu, MA berterima kasih kepada DPR dan masyarakat yang terus menyuarakan pentingnya peningkatan fasilitas peradilan.
Hari ini, kejadian berdarah di kosan Palembang yang membawa kabar duka bagi umat hukum. Seorang hakim dari Pengadilan Negeri Palembang, Sumatera Selatan, Raden Zaenal Arief, ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di kawasan Dwikora.
Menurut Plt Kepala Biro Hukum dan Humas Mahkamah Agung (MA), Sobandi, penyebab meninggal adalah jantung dan diabetes. "Menurut surat keterangan dari RS, almarhum Raden Zaenal Arief menderita sakit jantung dan diabetes," kata Sobandi.
Namun, kabar baiknya adalah bahwa hakim tersebut rutin melakukan kontrol kesehatan. Meskipun demikian, korban tidak menunjukkan gejala-gejala yang parah hingga hari meninggalnya.
MA menyampaikan duka cita atas kematian korban dan mengakui fakta kerja hakim yang terkadang harus bertugas jauh dari keluarga dan tinggal sendiri atau menyewa kos. "Kami sangat berbelasungkawa atas wafatnya rekan sejawat kami yang ditemukan meninggal di tempat kosnya. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ujarnya.
Bahkan, MA menyadari bahwa banyak hakim harus bertugas jauh dari keluarga dan terpaksa tinggal sendiri atau menyewa kos. Oleh karena itu, MA sangat menghargai dan berterima kasih atas pengorbanan serta dedikasi tersebut.
Dalam upaya memperbaiki kehidupan para hakim selama menjalankan tugas, MA telah menempatkan hakim yang lebih ramah keluarga. Mutasi hakim dengan pola ini akan memperhatikan jarak dengan keluarga. Bahkan, adanya call center Zoom Badilum mempermudah komunikasi dan mempercepat penyelesaian masalah.
Selain itu, MA juga telah mengembangkan basis data hakim yang memuat kemampuan, rekam jejak, kapasitas, dan kualitas serta terintegrasi dengan Badan Pengawasan MA. Selain itu, MA juga bekerja sama dengan perusahaan asuransi untuk memberikan jaminan kesehatan dengan plafon besar dan jaringan rumah sakit berkualitas.
Harapan jangka panjang, kata Sobandi, adalah adanya rumah dinas atau flat yang layak bagi hakim di setiap pengadilan. "Harapan jangka panjang: rumah dinas atau flat layak di setiap pengadilan. Dengan adanya rumah dinas, hakim dapat tinggal lebih layak dan dapat dipantau kondisinya," tutur Sobandi.
Namun, pembangunan ini memerlukan anggaran negara yang sangat besar. Oleh karena itu, MA berterima kasih kepada DPR dan masyarakat yang terus menyuarakan pentingnya peningkatan fasilitas peradilan.