Literasi Keuangan Kikis Judol dan Pinjol Ilegal, Hingga Perkuat Ekonomi Desa

Panembangan, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas Jawa Tengah yang menjadi Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) menarik perhatian karena pengelolaan wisata yang berkelanjutan. Desa ini terletak 20 km dari Kota Purwokerto dan memiliki jalan desa beraspal mulus. Pengunjung tidak dibebankan untuk membayar tiket masuk, hanya biaya parkir Rp2 ribu untuk sepeda motor dan Rp5 ribu untuk mobil.

Di sepanjang jalan masuk ada sawah yang bisa ditanami padi. Terdapat juga gazebo-gazebo dengan model rumah panggung sehingga bawahnya tetap bisa ditanami padi. Lanjut berikutnya ada kolam renang dengan tarif Rp5 ribu, tubing kecil seharga Rp10 ribu dan tubing besar Rp25 ribu.

Selain itu, pengelola desa menggunakan teknologi QRIS untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat. Dengan demikian, warga dapat memantau transaksi secara otomatis dan tidak perlu khawatir tentang pengembalian dana. Pihak desa juga berharap bahwa program EKI ini akan membantu meningkatkan pendapatan asli desa (PADes) dan mengurangi kependudukan warga yang bekerja di luar daerah.

Meski masih terdapat permasalahan pinjol ilegal, namun pengelola desa berharap program EKI ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya pinjol ilegal dan judol. Dengan demikian, warga dapat lebih waspada dalam menghadapi praktik-praktik curang dan kejahatan di dunia digital.

Dalam beberapa tahun terakhir, desa Panembangan telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Pengelola wisata di desa ini memiliki roadmap untuk meningkatkan pendapatan asli desa hingga Rp500 juta pada tahun 2025.
 
Gue pikir program EKI ini agak keren banget! Desa Panembangan memang sudah terus maju dengan teknologi QRIS, bisa dibilang ini desa punya kemampuan digital yang bagus. Dan pengelolaan wisata yang berkelanjutan juga sangat penting. Gue harap program ini bisa membantu warga menghindari praktek pinjol ilegal dan judol, karena itu sangat berbahaya. Kalau bisa jadi semua desa di Indonesia juga ikuti contoh desa Panembangan, maka kita bisa lebih maju dalam meningkatkan pendapatan asli desa dan kehidupan masyarakat!
 
Desa ini kayaknya terus maju ya 😊. Kalau awalnya belum ada sistem parkir, sekarang sudah mulus kayak jalan raya Purwokerto. Tapi gak sabar-sabar banget, karena Rp2 ribu untuk parkir motor dan Rp5 ribu untuk mobil? Gak masuk akal deh πŸ™„. Dan kalau lihat desa ini, masih banyak sawah di pinggir jalan, kayaknya masih ada ruang yang bisa ditanami padi lagi 😊. Tapi gini, pengelola wisata yang terus maju, tapi ada permasalahan pinjol ilegal yang belum terpecahkan yet πŸ€”. Nah, semoga program EKI ini bisa membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya itu dan warga bisa lebih waspada πŸ™.
 
Gak percaya kalau ada desa yang bisa buat pengunjung tidak perlu bayar tiket masuk 🀯! Desa Panembangan di Banyumas ini benar-benar keren, ada sawah padi, gazebo-gazebo kayak rumah panggung, dan kolam renang dengan harga yang terjangkau. Selain itu, pengelola desa juga menggunakan teknologi QRIS untuk membuat transaksi lebih mudah. Aku harap program ini bisa membantu meningkatkan pendapatan asli desa dan membuat warga jangan perlu bekerja di luar daerah. Semoga tahun 2025 mereka bisa mencapai target Rp500 juta! πŸ“ˆ [Klik di sini](https://www.ekonomipost.com/read/2023/12/15/17214575_desa-panembangan-banyumas-jadi-wisata-ekosistem-keuangan-inklusif) untuk membaca lebih lanjut tentang desa ini 🌳
 
Belomana aku seneng dengerin kabar kalo desa Panembangan Banyumas punyai program EKI yang bagus, tapi aku juga pikir ada hal lain yang perlu dirhati. Aku rasa pengelolaan wisata di desa ini terlalu fokus pada pendapatan asli dan tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan. Bagaimana kalau pengunjung harus membayar tiket masuk atau biaya parkir yang lebih mahal? Atau bagaimana kalau desa ini bisa mengembangkan program yang lebih berkelanjutan, seperti penggunaan energi terbarukan dan pengelolaan sampah yang lebih baik?

Dan aku juga penasaran kalau pihak desa sudah memastikan bahwa program EKI ini tidak akan meninggalkan warga desa yang belum memiliki akses ke teknologi QRIS. Apakah ada program pelatihan atau pendampingan untuk warga yang belum terbiasa dengan teknologi? Aku rasa itu penting agar semua warga bisa mendapatkan manfaat dari program EKI ini.

Dan aku juga harus bilang, pertumbuhan ekonomi desa Panembangan di beberapa tahun terakhir ternyata tidak selalu berakhir dengan keseimbangan. Ada laporan yang menunjukkan bahwa pendapatan asli desa tidak sepadan dengan kebutuhan hidup warga. Jadi, aku pikir program EKI ini harus fokus pada meningkatkan keseimbangan ekonomi dan lingkungan, bukan hanya pendapatan asli. 😊
 
Bener-bener keren banget aja kalau desa-desa kecil seperti Panembangan bisa berubah menjadi tempat wisata yang nyaman dan aman 🌳😊. Tapi, kayaknya juga perlu diawasi terus agar tidak ada lagi masalah pinjol ilegal. Dan, aku rasa Rp500 juta itu target yang agak realistis banget, tapi walaupun begitu, aku senang melihat bahwa pengelola desa punya rencana yang baik untuk meningkatkan pendapatan asli desa πŸ’ͺ. Aku juga suka dengan ide parkir sepeda motor dan mobil Rp2 ribu dan Rp5 ribu, itu waktunya untuk wisatawan bisa menikmati keindahan alam tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal 😊.
 
Desa Panembangan kayaknya benar-benar unggul, tapi juga harus diperhatikan kualitas air kolam renang sih, nggak ingin banget warga jadi korban penyakit akibat kontaminasi air πŸ€¦β€β™‚οΈ. Selain itu, pengelolaan teknologi QRIS itu kayak gampangnya bisa bikin akses keuangan masyarakat semakin mudah dan lancar, tapi juga harus ada pengecekan yang ketat agar tidak ada kasus penipuan atau curian dana yang terjadi di desa ini πŸ€‘. Tapi secara keseluruhan, saya pikir program EKI ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendapatan asli desa dan mengurangi kependudukan warga yang bekerja di luar daerah, itu kayaknya sangat positif 🀝.
 
Desa Panembangan sih benar-benar keren banget! Mereka bisa mengubah sawah menjadi tempat wisata yang bagus dan jalan desa juga mulus-mulus, kayaknya nanti pengunjung lebih nyaman aja. Dan biaya parkir tidak terlalu mahal, aku suka banget! πŸ€‘

Aku pikir desa ini punya ide yang bagus dengan menggunakan teknologi QRIS untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat. Mereka bisa memantau transaksi secara otomatis dan tidak perlu khawatir tentang pengembalian dana, kayaknya lebih aman dan nyaman aja. πŸ“Š

Dan aku juga senang banget dengan roadmap desa untuk meningkatkan pendapatan asli desa hingga Rp500 juta pada tahun 2025! Mereka pasti bisa mewujudkannya dengan kerja keras dan kreativitas, aku percaya aja! πŸ’ͺ
 
Kalau mau nyari uang dari wisata, harus ada sistem yang teratur, gak boleh sembarangan! πŸ€‘ Desa Panembangan udah buat teknologi QRIS untuk masyarakat, itu bagus banget! Tapi pinjol ilegal masih ada, warga harus waspada! 😬
 
Saya penasaran sih kenapa desa Panembangan bisa mengatur demikian rapi kayak itu πŸ€”. Kalau gak ada tiket masuk, pengunjung harus ngatur diri ya? πŸ™„. Saya rasa biaya parkir yang mahal bikin pengunjung merasa tidak nyaman nih 😐. Tapi, saya paham kalau desa ingin meningkatkan pendapatan asli desa, dan program EKI ini jelas memiliki potensi besar untuk itu πŸ“ˆ. Saya juga suka banget dengan ide menggunakan teknologi QRIS untuk memantau transaksi secara otomatis πŸ’». Mungkin kalau kita semua ikuti contoh desa Panembangan, pengelolaan keuangan masyarakat akan lebih baik dan aman πŸ’Έ.
 
Maksudnya sih kayak gini, kalau mau nyari kekayaan, jangan lupa buat dana pensiun dulu ya πŸ€‘. Desa yang bikin wisata berkelanjutan ini sih juga nggak ada masalah dengan pinjol ilegal, tapi malah mengutamakan edukasi tentang judol dan curang online πŸ€¦β€β™‚οΈ. Mau tahu kapan aja desa Panembangan akan mencapai tujuannya untuk meningkatkan pendapatan asli hingga Rp500 juta? Sih kapan kan? Biar nggak terus terkejar dengan pinjol ilegal, deh πŸ™„.
 
Desa Panembangan ini kayaknya benar-benar menarik banget, ya! Mereka udah bikin sistem parkir yang terjangkau dan punya sawah yang bisa ditanami padi, kan? Dan mereka juga menggunakan teknologi QRIS untuk membuat akses keuangan masyarakat lebih mudah. Kalau gak salah, itu bukti bahwa desa ini benar-benar fokus pada pengembangan wisata yang berkelanjutan dan mendukung kehidupan masyarakat.

Tapi, sepertinya masih ada beberapa permasalahan yang perlu diatasi, seperti pinjol ilegal. Jadi, kita harus berharap bahwa program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif ini bisa membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya pinjol ilegal dan judol.

Aku pikir itu bakal menjadi contoh yang baik bagi desa-desa lain di Indonesia untuk diikuti. Dan kalau punya roadmap yang solid, maka pengembangan ekonomi di desa ini pasti akan terus berkembang dengan baik πŸ“ˆ
 
kembali
Top