SPPG Tridadi 3 Sleman Sukses Dorong Ekonomi Lokal, Masyarakat Terlibat Dalam Proses Produksi
Program gizi di desa Tridadi 3, Sleman, DI Yogyakarta, ternyata menjadi contoh konkret bahwa program gizi dapat menjadi pengungkit ekonomi desa. Badan Gizi Nasional (BGN) menilai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tridadi 3 sebagai salah satu model yang efektif dalam melibatkan masyarakat dalam proses produksi dan pasokan.
Dalam rantainya, SPPG Tridadi 3 melibatkan UMKM pangan, petani lokal, hingga Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Kolaborasi ini memastikan bahwa seluruh kebutuhan bahan baku diperoleh dari pelaku usaha setempat secara adil, sehingga mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Setiap hari, bahan-bahan pangan seperti telur, sayuran, ayam, dan berbagai komoditas lokal dipasok oleh petani dan UMKM desa. Hasil peternakan BUMDes juga menjadi bagian dari menu bergizi yang diproduksi untuk para penerima manfaat program.
Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menjelaskan bahwa SPPG Tridadi 3 bukan hanya dapur produksi makanan bergizi, melainkan juga pusat aktivitas ekonomi desa yang melibatkan UMKM, petani, dan BUMDes. Dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat melalui peningkatan pendapatan dan rantai ekonomi yang lebih dinamis.
BGN juga menargetkan untuk mengembangkan model ini ke daerah lain untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal dan memastikan keberlanjutan program. Dengan demikian, program gizi dapat menjadi salah satu elemen penting dalam pembangunan ekonomi desa yang berkelanjutan.
Keterlibatan masyarakat secara langsung dalam proses produksi dan pasokan juga dikenal sebagai faktor kunci untuk membuat program gizi lebih efektif dan berkelanjutan. Dengan demikian, program gizi tidak lagi hanya dipandang sebagai bantuan semata, tetapi gerakan sosial yang menguatkan ekonomi desa dan semangat gotong royong.
Program gizi di desa Tridadi 3, Sleman, DI Yogyakarta, ternyata menjadi contoh konkret bahwa program gizi dapat menjadi pengungkit ekonomi desa. Badan Gizi Nasional (BGN) menilai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tridadi 3 sebagai salah satu model yang efektif dalam melibatkan masyarakat dalam proses produksi dan pasokan.
Dalam rantainya, SPPG Tridadi 3 melibatkan UMKM pangan, petani lokal, hingga Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Kolaborasi ini memastikan bahwa seluruh kebutuhan bahan baku diperoleh dari pelaku usaha setempat secara adil, sehingga mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Setiap hari, bahan-bahan pangan seperti telur, sayuran, ayam, dan berbagai komoditas lokal dipasok oleh petani dan UMKM desa. Hasil peternakan BUMDes juga menjadi bagian dari menu bergizi yang diproduksi untuk para penerima manfaat program.
Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menjelaskan bahwa SPPG Tridadi 3 bukan hanya dapur produksi makanan bergizi, melainkan juga pusat aktivitas ekonomi desa yang melibatkan UMKM, petani, dan BUMDes. Dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat melalui peningkatan pendapatan dan rantai ekonomi yang lebih dinamis.
BGN juga menargetkan untuk mengembangkan model ini ke daerah lain untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal dan memastikan keberlanjutan program. Dengan demikian, program gizi dapat menjadi salah satu elemen penting dalam pembangunan ekonomi desa yang berkelanjutan.
Keterlibatan masyarakat secara langsung dalam proses produksi dan pasokan juga dikenal sebagai faktor kunci untuk membuat program gizi lebih efektif dan berkelanjutan. Dengan demikian, program gizi tidak lagi hanya dipandang sebagai bantuan semata, tetapi gerakan sosial yang menguatkan ekonomi desa dan semangat gotong royong.