PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) kembali menanam mangrove di pesisir Mawali, Bitung, sebagai bagian dari upaya menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi emisi karbon. Program ini merupakan langkah nyata perusahaan dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim dan pelestarian ekosistem pesisir.
Menurut Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, program ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan. "Lingkungan adalah ruang hidup bagi manusia dan seluruh ekosistem. Menjaganya berarti menjaga masa depan," ujar Heru.
Program ini dijalankan melalui kolaborasi dengan Jejakin, yang menekankan aspek penanaman, pemantauan pertumbuhan, perhitungan serapan karbon, dan pelaporan rutin. Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin menjelaskan bahwa pemantauan dilakukan tiga bulan setelah penanaman untuk memastikan tingkat kelangsungan hidup bibit.
Jika tingkat kelangsungan hidup berada di bawah 10 persen, ASDP akan melakukan penyulaman untuk mengganti bibit yang gagal bertahan. Prinsipnya, bukan hanya menanam, tetapi memastikan ia tumbuh.
General Manager ASDP Bitung, Rudy Mahmudi menyampaikan bahwa penanaman mangrove berdampak luas, tidak hanya menjaga garis pantai tetap stabil, tetapi juga memulihkan habitat biota laut yang sempat menurun. "Mangrove adalah benteng alami," ujarnya.
Program ini sejalan dengan komitmen ASDP dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 13 dan 15 yang berkaitan dengan perubahan iklim dan ekosistem daratan.
Menurut Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, program ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan. "Lingkungan adalah ruang hidup bagi manusia dan seluruh ekosistem. Menjaganya berarti menjaga masa depan," ujar Heru.
Program ini dijalankan melalui kolaborasi dengan Jejakin, yang menekankan aspek penanaman, pemantauan pertumbuhan, perhitungan serapan karbon, dan pelaporan rutin. Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin menjelaskan bahwa pemantauan dilakukan tiga bulan setelah penanaman untuk memastikan tingkat kelangsungan hidup bibit.
Jika tingkat kelangsungan hidup berada di bawah 10 persen, ASDP akan melakukan penyulaman untuk mengganti bibit yang gagal bertahan. Prinsipnya, bukan hanya menanam, tetapi memastikan ia tumbuh.
General Manager ASDP Bitung, Rudy Mahmudi menyampaikan bahwa penanaman mangrove berdampak luas, tidak hanya menjaga garis pantai tetap stabil, tetapi juga memulihkan habitat biota laut yang sempat menurun. "Mangrove adalah benteng alami," ujarnya.
Program ini sejalan dengan komitmen ASDP dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 13 dan 15 yang berkaitan dengan perubahan iklim dan ekosistem daratan.