Dahsyatnya ledakan di tambang batu bara Fairmont di Virginia Barat, Amerika Serikat, yang terjadi pada 6 Desember 1907, masih mengingatkan kita tentang bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh industri pertambangan.
Kerakusan perusahaan tambang berubah menjadi malapetaka saat ribuan pekerja berbondong-bondong datang ke kawasan Virginia Barat bagian selatan untuk mendapat pekerjaan baru. Produksi meroket, tetapi keselamatan pekerja nyaris tak pernah jadi perhatian.
Hari itu 367 pekerja tercatat memasuki terowongan selebar sekitar 50 meter tersebut Aktivitas berjalan seperti biasa. Namun, para pekerja merasakan sesuatu yang janggal sejak kedatangan. Udara terasa lebih pengap dari biasanya dan debu melayang lebih tebal.
Mereka tak sadar jika itu adalah tanda gas metana dan karbon dioksida meningkat. Campuran keduanya sangat mematikan dan hanya menunggu percikan api sedikit saja untuk berubah menjadi bom raksasa. Dan ini benar-benar terjadi tepat pukul 10.28 pagi.
Dalam catatan riset, ledakan besar terjadi dan memicu semburan api yang menyapu terowongan. Ini disusul dentuman berantai ketika debu-debu batu bara ikut tersulut. Dari permukaan, warga melihat asap hitam membumbung tinggi bercampur serpihan kayu, batu, dan peralatan tambang yang terlempar keluar.
Rumah-rumah warga turut bergetar. Beberapa penambang yang berada di dekat mulut tambang berhasil melarikan diri, tetapi sebagian besar terperangkap saat struktur tambang runtuh dan seluruh jalur keluar tertutup.
Upaya penyelamatan pun berlangsung sangat sulit. Gas beracun masih pekat, membuat siapa pun yang masuk bertaruh nyawa.
Penyelidikan kemudian mengungkapkan buruknya kondisi tambang Fairmont. Tidak ada ventilasi memadai, kabel listrik tidak dilindungi dengan baik, dan standar keselamatan hampir nihil. Kabel listrik inilah yang diduga kuat memantik percikan api dan membuat ledakan besar, sehingga ratusan pekerja tewas seketika.
Tragisnya, jumlah korban jiwa jauh lebih besar dari data resmi. Fairmont hanya mencatat 367 nama, tetapi mereka memperbolehkan siapa pun, baik pria, perempuan, bahkan anak-anak, masuk bekerja tanpa registrasi. Atas dasar ini, pemerintah menduga ada lebih dari 367 orang yang masuk ke tambang di hari kejadian.
Berkat dahsyatnya dampak ledakan, pemerintah menetapkannya sebagai bencana pertambangan terbesar sepanjang sejarah Paman Sam. Dari kejadian ini pula, AS mulai mengatur ketat izin pertambangan dengan mendirikan Biro Pertambangan.
Kerakusan perusahaan tambang berubah menjadi malapetaka saat ribuan pekerja berbondong-bondong datang ke kawasan Virginia Barat bagian selatan untuk mendapat pekerjaan baru. Produksi meroket, tetapi keselamatan pekerja nyaris tak pernah jadi perhatian.
Hari itu 367 pekerja tercatat memasuki terowongan selebar sekitar 50 meter tersebut Aktivitas berjalan seperti biasa. Namun, para pekerja merasakan sesuatu yang janggal sejak kedatangan. Udara terasa lebih pengap dari biasanya dan debu melayang lebih tebal.
Mereka tak sadar jika itu adalah tanda gas metana dan karbon dioksida meningkat. Campuran keduanya sangat mematikan dan hanya menunggu percikan api sedikit saja untuk berubah menjadi bom raksasa. Dan ini benar-benar terjadi tepat pukul 10.28 pagi.
Dalam catatan riset, ledakan besar terjadi dan memicu semburan api yang menyapu terowongan. Ini disusul dentuman berantai ketika debu-debu batu bara ikut tersulut. Dari permukaan, warga melihat asap hitam membumbung tinggi bercampur serpihan kayu, batu, dan peralatan tambang yang terlempar keluar.
Rumah-rumah warga turut bergetar. Beberapa penambang yang berada di dekat mulut tambang berhasil melarikan diri, tetapi sebagian besar terperangkap saat struktur tambang runtuh dan seluruh jalur keluar tertutup.
Upaya penyelamatan pun berlangsung sangat sulit. Gas beracun masih pekat, membuat siapa pun yang masuk bertaruh nyawa.
Penyelidikan kemudian mengungkapkan buruknya kondisi tambang Fairmont. Tidak ada ventilasi memadai, kabel listrik tidak dilindungi dengan baik, dan standar keselamatan hampir nihil. Kabel listrik inilah yang diduga kuat memantik percikan api dan membuat ledakan besar, sehingga ratusan pekerja tewas seketika.
Tragisnya, jumlah korban jiwa jauh lebih besar dari data resmi. Fairmont hanya mencatat 367 nama, tetapi mereka memperbolehkan siapa pun, baik pria, perempuan, bahkan anak-anak, masuk bekerja tanpa registrasi. Atas dasar ini, pemerintah menduga ada lebih dari 367 orang yang masuk ke tambang di hari kejadian.
Berkat dahsyatnya dampak ledakan, pemerintah menetapkannya sebagai bencana pertambangan terbesar sepanjang sejarah Paman Sam. Dari kejadian ini pula, AS mulai mengatur ketat izin pertambangan dengan mendirikan Biro Pertambangan.