Menghadapi Tantangan Ganda, Warga Sinaboi Rokan Hilir Terkena Malaria dalam Skala Besar
Kabupaten Rokan Hilir, Sumatera Utara - Lebih dari 1.000 warga di desa Sinaboi, Rokan Hilir, terkena demam berdarah yang menular (DBD), atau malaria, dalam seminggu terakhir. Hal ini membuka keraguan tentang kemampuan pemerintah daerah untuk mencegah penyakit ini.
Menurut informasi yang diterima, lebih dari 1.100 warga desa Sinaboi terdiagnosis memiliki kasus DBD. Hal ini menunjukkan bahwa malaria telah menyebar dengan cepat di wilayah tersebut. Sumber kesehatan lokal menyatakan bahwa sebagian besar pasien memiliki gejala yang serius, seperti demam tinggi, sakit kepala, dan gangguan pernapasan.
Kepala Desa Sinaboi, yang tidak ingin diberi nama, mengakui bahwa kondisi ini adalah bencana alami yang tidak terduga. "Saya sangat khawatir dengan hal ini. Sebelumnya, kami tidak mengetahui ada kasus DBD di desa kami," kata dia.
Ia menambahkan bahwa pemerintah desa telah mengadakan pemungutan darah dan pengambilan sampel paru-paru untuk melakukan tes. Namun, masih banyak warga yang belum mendapatkan informasi tentang diagnosis mereka.
Mengenai penyebab penyebaran malaria, Sumber Kesehatan Kabupaten Rokan Hilir menyatakan bahwa ini mungkin disebabkan oleh kurangnya upaya pencegahan dan vaksinasi. "Kami akan melakukan audit untuk mengetahui siapa yang telah mendapatkan vaksinasi sebelumnya," kata mereka.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga belum memberikan klarifikasi tentang penyebaran malaria di Rokan Hilir. Namun, mereka memastikan bahwa tim medis akan segera datang untuk membantu warga yang terkena DBD.
Menghadapi fenomena ini, pemerintah daerah dan pihak kesehatan harus segera mengambil tindakan untuk mencegah penyebaran malaria. Hal ini termasuk peningkatan kegiatan vaksinasi dan pencegahan yang lebih efektif.
Kabupaten Rokan Hilir, Sumatera Utara - Lebih dari 1.000 warga di desa Sinaboi, Rokan Hilir, terkena demam berdarah yang menular (DBD), atau malaria, dalam seminggu terakhir. Hal ini membuka keraguan tentang kemampuan pemerintah daerah untuk mencegah penyakit ini.
Menurut informasi yang diterima, lebih dari 1.100 warga desa Sinaboi terdiagnosis memiliki kasus DBD. Hal ini menunjukkan bahwa malaria telah menyebar dengan cepat di wilayah tersebut. Sumber kesehatan lokal menyatakan bahwa sebagian besar pasien memiliki gejala yang serius, seperti demam tinggi, sakit kepala, dan gangguan pernapasan.
Kepala Desa Sinaboi, yang tidak ingin diberi nama, mengakui bahwa kondisi ini adalah bencana alami yang tidak terduga. "Saya sangat khawatir dengan hal ini. Sebelumnya, kami tidak mengetahui ada kasus DBD di desa kami," kata dia.
Ia menambahkan bahwa pemerintah desa telah mengadakan pemungutan darah dan pengambilan sampel paru-paru untuk melakukan tes. Namun, masih banyak warga yang belum mendapatkan informasi tentang diagnosis mereka.
Mengenai penyebab penyebaran malaria, Sumber Kesehatan Kabupaten Rokan Hilir menyatakan bahwa ini mungkin disebabkan oleh kurangnya upaya pencegahan dan vaksinasi. "Kami akan melakukan audit untuk mengetahui siapa yang telah mendapatkan vaksinasi sebelumnya," kata mereka.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga belum memberikan klarifikasi tentang penyebaran malaria di Rokan Hilir. Namun, mereka memastikan bahwa tim medis akan segera datang untuk membantu warga yang terkena DBD.
Menghadapi fenomena ini, pemerintah daerah dan pihak kesehatan harus segera mengambil tindakan untuk mencegah penyebaran malaria. Hal ini termasuk peningkatan kegiatan vaksinasi dan pencegahan yang lebih efektif.