Layanan 112 Tidak Bisa Dilupakan, Waduh Kualitas Infrastrukturnya Belum Cukup Jelas
Kualitas layanan 112 yang menjadi pintu masuk utama pelaporan insiden dan peringatan dini bencana belum cukup jelas. Menurut Kepala Sub Direktorat Standarisasi Tata Oprasional Dan SDM Penanggulangan Kebakaran, Kementerian Dalam Negeri, peningkatan kualitas respons darurat sangat dipengaruhi oleh keandalan command center dan kemampuan operator.
Praktik terbaik internasional seperti model Finlandia, Portugal, Denmark dan Turki yang memiliki sistem 112 paling maju di dunia. Mereka berhasil menghadirkan layanan yang efisien dengan integrasi penuh antarinstansi, teknologi pelacakan otomatis, SOP seragam dan pelatihan operator ketat.
"Peran krusial 112 pada menit-menit pertama penanganan darurat dinilai mampu mempercepat waktu respons dan meningkatkan peluang penyelamatan jiwa," katanya.
Dengan kemampuan menerima laporan selama 24 jam, layanan ini meningkatkan deteksi awal kejadian dan memastikan koordinasi real-time antara BPBD, Pemadam Kebakaran, Dinas Kesehatan, Kepolisian hingga SAR.
Namun, penguatan layanan 112 harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Upaya yang diperlukan meliputi integrasi teknologi seperti GIS, IoT dan CCTV, peningkatan literasi publik untuk mendorong penggunaan layanan secara tepat, serta konsistensi pendanaan di tingkat daerah.
Dengan langkah-langkah tersebut, Indonesia diharapkan mampu menghadirkan layanan darurat 112 yang modern, responsif dan terstandar nasional.
Kualitas layanan 112 yang menjadi pintu masuk utama pelaporan insiden dan peringatan dini bencana belum cukup jelas. Menurut Kepala Sub Direktorat Standarisasi Tata Oprasional Dan SDM Penanggulangan Kebakaran, Kementerian Dalam Negeri, peningkatan kualitas respons darurat sangat dipengaruhi oleh keandalan command center dan kemampuan operator.
Praktik terbaik internasional seperti model Finlandia, Portugal, Denmark dan Turki yang memiliki sistem 112 paling maju di dunia. Mereka berhasil menghadirkan layanan yang efisien dengan integrasi penuh antarinstansi, teknologi pelacakan otomatis, SOP seragam dan pelatihan operator ketat.
"Peran krusial 112 pada menit-menit pertama penanganan darurat dinilai mampu mempercepat waktu respons dan meningkatkan peluang penyelamatan jiwa," katanya.
Dengan kemampuan menerima laporan selama 24 jam, layanan ini meningkatkan deteksi awal kejadian dan memastikan koordinasi real-time antara BPBD, Pemadam Kebakaran, Dinas Kesehatan, Kepolisian hingga SAR.
Namun, penguatan layanan 112 harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Upaya yang diperlukan meliputi integrasi teknologi seperti GIS, IoT dan CCTV, peningkatan literasi publik untuk mendorong penggunaan layanan secara tepat, serta konsistensi pendanaan di tingkat daerah.
Dengan langkah-langkah tersebut, Indonesia diharapkan mampu menghadirkan layanan darurat 112 yang modern, responsif dan terstandar nasional.